Jelang Runtuhnya Daulah Abbasiyah: Peran Turki Saljuk yang Gemilang
Minggu, 03 November 2024 - 14:58 WIB
Pemerintahan Turki Saljuk mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan tidak terlepas dari peranan yang dimainkan orang Persia yang dimotori oleh wazirnya Nizamul Muluk.
Itulah sebabnya perkembangan ilmu pada masa Turki Saljuk di akhir pemerintahan Daulah Abbasiyah mengalami perkembangan menyamai pada masa awal berdirinya di saat orang Persia memainkan peranan di dalamnya.
Dapat dikatakan kerja sama yang erat antara Sultan dan Wazir itulah yang menjadi kunci keberhasilan Turki Saljuk mencapai kemajuan-kemajuannya.
Alp Arselan memainkan peranannya dalan bidang pemerintahan, sementara Nizamul Muluk mengambil peran di bidang ilmu pengetahuan.
Nizamul Muluk sebagai seorang yang cakap dan terdidik menyusun suatu karangan tentang pemerintahan dengan nama “Siasah Mawali” sebagai hasil sayembara yang dibuat Malik Syah.
Atas anjuran Nizamul Muluk, Sultan Maliksyah pernah menyelenggarakan suatu konferensi ahli astronomi pada tahun 1074 M.
Dengan konferensi itu Nizamul Muluk mengharapkan para ahli dapat memperbaiki sistem penanggalan Persia, sebagai sumbangannya kepada orang Persia.
Dalam Teks Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (IAIN Alauddin 1981/1982) disebutkan karya besar Nizamul Muluk adalah membangun sebuah Universitas yang terorganisir secara baik untuk tempat mempelajari Islam.
Universitas itu dibangun pada tahun 1065 – 1067 M yang terkenal dengan nama Universitas Nizamiyah yang terdapat di Baghdad.
Pada Universitas ini, Imam besar Hujjatul Islam Imam Ghozali pernah mengajar dan menjabat sebagai rektornya.
Siti Aminah dkk dalam buku "Sejarah Peradaban Islam" (Lesfi, 2009) menambahkan madrasah-madrasah Nizamiyah tersebut, selain dapat mendidik pelajar-pelajar dalam bidang ilmu keagamaan Islam, juga sangat berperan besar dalam menyebarkan, mengembangkan dan memperkokoh aliran mazhab Sunni dalam teologi Asy’ari dan mazhab Syafi’i dalam bidang fiqh.
Ketika dalam perjalanan dari Isfahan ke Baghdad di suatu tempat bernama Sinha Nahawand, Nizam al-Mulk dibunuh oleh seorang pasukan Hasan ibn Sabbah yang bertujuan menghidupkan aliran Syi’ah Fatimiyah pada tanggal 10 Ramadhan 485 H /14 Oktober 1092 M dalam usia 74 tahun.
Adapun faktor yang membuat Universitas ini mengalami perkembangan pesat, selain dari kurikulumnya dan silabusnya yang telah teratur, juga ditunjang oleh tenaga-tenaga pengajar yang mendapat jaminan gaji yang tinggi.
Siswa-siswanya diasramakan dan makan mereka ditanggung oleh negara.
Itulah sebabnya perkembangan ilmu pada masa Turki Saljuk di akhir pemerintahan Daulah Abbasiyah mengalami perkembangan menyamai pada masa awal berdirinya di saat orang Persia memainkan peranan di dalamnya.
Dapat dikatakan kerja sama yang erat antara Sultan dan Wazir itulah yang menjadi kunci keberhasilan Turki Saljuk mencapai kemajuan-kemajuannya.
Alp Arselan memainkan peranannya dalan bidang pemerintahan, sementara Nizamul Muluk mengambil peran di bidang ilmu pengetahuan.
Nizamul Muluk sebagai seorang yang cakap dan terdidik menyusun suatu karangan tentang pemerintahan dengan nama “Siasah Mawali” sebagai hasil sayembara yang dibuat Malik Syah.
Atas anjuran Nizamul Muluk, Sultan Maliksyah pernah menyelenggarakan suatu konferensi ahli astronomi pada tahun 1074 M.
Dengan konferensi itu Nizamul Muluk mengharapkan para ahli dapat memperbaiki sistem penanggalan Persia, sebagai sumbangannya kepada orang Persia.
Dalam Teks Books, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (IAIN Alauddin 1981/1982) disebutkan karya besar Nizamul Muluk adalah membangun sebuah Universitas yang terorganisir secara baik untuk tempat mempelajari Islam.
Universitas itu dibangun pada tahun 1065 – 1067 M yang terkenal dengan nama Universitas Nizamiyah yang terdapat di Baghdad.
Pada Universitas ini, Imam besar Hujjatul Islam Imam Ghozali pernah mengajar dan menjabat sebagai rektornya.
Siti Aminah dkk dalam buku "Sejarah Peradaban Islam" (Lesfi, 2009) menambahkan madrasah-madrasah Nizamiyah tersebut, selain dapat mendidik pelajar-pelajar dalam bidang ilmu keagamaan Islam, juga sangat berperan besar dalam menyebarkan, mengembangkan dan memperkokoh aliran mazhab Sunni dalam teologi Asy’ari dan mazhab Syafi’i dalam bidang fiqh.
Ketika dalam perjalanan dari Isfahan ke Baghdad di suatu tempat bernama Sinha Nahawand, Nizam al-Mulk dibunuh oleh seorang pasukan Hasan ibn Sabbah yang bertujuan menghidupkan aliran Syi’ah Fatimiyah pada tanggal 10 Ramadhan 485 H /14 Oktober 1092 M dalam usia 74 tahun.
Adapun faktor yang membuat Universitas ini mengalami perkembangan pesat, selain dari kurikulumnya dan silabusnya yang telah teratur, juga ditunjang oleh tenaga-tenaga pengajar yang mendapat jaminan gaji yang tinggi.
Siswa-siswanya diasramakan dan makan mereka ditanggung oleh negara.
(mhy)