Hukum Tajwid dalam Surat Al-Bayyinah yang Memperfasih Bacaan Al-Qur’an
Minggu, 08 Desember 2024 - 12:40 WIB
Pada bacaan حَتّٰى, terdapat hukum tajwid Mad Ashli. Hal ini disebabkan karena ada harakat fatah berdiri Panjang bacaan Mad Ashli ini adalah 1 alif atau 2 harakat, yang berarti dibaca dengan durasi panjang yang standar sesuai aturan tajwid.
Pada bacaan تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ, terdapat 1 hukum tajwid, yaitu Alif Lam Qomariyah. Hal ini ditandai dengan adanya Alif Lam (ال) yang diikuti tanda sukun. Cara membacanya adalah dengan jelas dan tidak dilebur.
Al-Bayyinah 98:2
Artinya :
(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Alquran),
Pada bacaan رَسُوْ, terdapat hukum tajwid Mad Ashli. Hal ini terjadi karena ada huruf wawu yang didlommah (berharakat dhammah). Cara membacanya adalah dengan dipanjangkan 1 alif atau 2 harakat.
Pada bacaan لٌ مِّ, terdapat hukum tajwid Idgham Bighunnah. Hal ini terjadi karena ada tanwin bertemu dengan huruf Mim.
Cara membacanya adalah dengan mendengung saat meleburkan bunyi tanwin ke dalam huruf Mim.
Pada bacaan مِنَ اللّٰهِ, terdapat hukum tajwid Tafkhim (dibaca tebal). Hal ini terjadi karena lafadz اللّٰهِ didahului oleh harakat fathah pada huruf sebelumnya. Cara membacanya adalah dengan menebalkan bunyi lam pada lafadz tersebut.
Pada bacaan يَتْلُوْا, terdapat satu hukum tajwid, yaitu Mad Ashli. Hal ini karena ada huruf Wawu yang didlommah. Panjang bacaan untuk hukum ini adalah 1 alif atau 2 harakat.
Selain itu, huruf Ta yang memiliki tanda sukun dibaca dengan mengeluarkan udara dari sela-sela lidah dan gigi, sehingga bunyinya menyerupai suara “ts”. Hal ini merupakan karakteristik artikulasi (makhraj) huruf Ta.
Pada lafadz صُحُفًا مُّطَهَّرَةً, terdapat satu hukum tajwid, yaitu Idgham Bighunnah. Hal ini terjadi karena Tanwin pada kata صُحُفًا bertemu dengan huruf Mim, sehingga cara membacanya harus didengungkan selama 2-3 harakat.
Selain itu, huruf-huruf yang memiliki tanda tasydid, seperti مّ dan طهَّ, dibaca dengan tekanan atau seolah-olah dilafalkan dua kali. Sementara itu, huruf Ta Marbuthah pada kata مُطَهَّرَةً akan berubah bunyi menjadi Ha jika dibaca dalam keadaan waqaf.
Al-Bayyinah 98:3
Artinya : "di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).
Pada lafadz فِيْهَا, terdapat hukum tajwid Mad Ashli. Hal ini disebabkan oleh adanya huruf Ya yang berharakat kasrah dan huruf Alif yang berharakat fatah. Panjang bacaan pada hukum ini adalah 1 alif atau 2 harakat.
Pada lafadz كُتُبٌ قَيِّمَةٌ, terdapat satu hukum tajwid, yaitu Ikhfa’ (samar). Hukum ini terjadi karena adanya tanwin yang bertemu dengan huruf Qof. Cara membaca huruf Nun pada tanwin tersebut harus disamarkan, menghasilkan bunyi seperti "ng" yang halus.
Selain itu, huruf-huruf yang bertasydid dalam lafadz ini harus dibaca dengan cara ditekan (hurufnya seperti dobel). Sedangkan Ta Marbutoh (huruf Ta bulat) pada akhir lafadz, jika dihentikan (waqof), akan berubah menjadi bunyi Ha.
Pada bacaan تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ, terdapat 1 hukum tajwid, yaitu Alif Lam Qomariyah. Hal ini ditandai dengan adanya Alif Lam (ال) yang diikuti tanda sukun. Cara membacanya adalah dengan jelas dan tidak dilebur.
Al-Bayyinah 98:2
رَسُولٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًۭا مُّطَهَّرَة
Artinya :
(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Alquran),
Pada bacaan رَسُوْ, terdapat hukum tajwid Mad Ashli. Hal ini terjadi karena ada huruf wawu yang didlommah (berharakat dhammah). Cara membacanya adalah dengan dipanjangkan 1 alif atau 2 harakat.
Pada bacaan لٌ مِّ, terdapat hukum tajwid Idgham Bighunnah. Hal ini terjadi karena ada tanwin bertemu dengan huruf Mim.
Cara membacanya adalah dengan mendengung saat meleburkan bunyi tanwin ke dalam huruf Mim.
Pada bacaan مِنَ اللّٰهِ, terdapat hukum tajwid Tafkhim (dibaca tebal). Hal ini terjadi karena lafadz اللّٰهِ didahului oleh harakat fathah pada huruf sebelumnya. Cara membacanya adalah dengan menebalkan bunyi lam pada lafadz tersebut.
Pada bacaan يَتْلُوْا, terdapat satu hukum tajwid, yaitu Mad Ashli. Hal ini karena ada huruf Wawu yang didlommah. Panjang bacaan untuk hukum ini adalah 1 alif atau 2 harakat.
Selain itu, huruf Ta yang memiliki tanda sukun dibaca dengan mengeluarkan udara dari sela-sela lidah dan gigi, sehingga bunyinya menyerupai suara “ts”. Hal ini merupakan karakteristik artikulasi (makhraj) huruf Ta.
Pada lafadz صُحُفًا مُّطَهَّرَةً, terdapat satu hukum tajwid, yaitu Idgham Bighunnah. Hal ini terjadi karena Tanwin pada kata صُحُفًا bertemu dengan huruf Mim, sehingga cara membacanya harus didengungkan selama 2-3 harakat.
Selain itu, huruf-huruf yang memiliki tanda tasydid, seperti مّ dan طهَّ, dibaca dengan tekanan atau seolah-olah dilafalkan dua kali. Sementara itu, huruf Ta Marbuthah pada kata مُطَهَّرَةً akan berubah bunyi menjadi Ha jika dibaca dalam keadaan waqaf.
Al-Bayyinah 98:3
فِيهَا كُتُبٌۭ قَيِّمَةٌۭ
Artinya : "di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).
Pada lafadz فِيْهَا, terdapat hukum tajwid Mad Ashli. Hal ini disebabkan oleh adanya huruf Ya yang berharakat kasrah dan huruf Alif yang berharakat fatah. Panjang bacaan pada hukum ini adalah 1 alif atau 2 harakat.
Pada lafadz كُتُبٌ قَيِّمَةٌ, terdapat satu hukum tajwid, yaitu Ikhfa’ (samar). Hukum ini terjadi karena adanya tanwin yang bertemu dengan huruf Qof. Cara membaca huruf Nun pada tanwin tersebut harus disamarkan, menghasilkan bunyi seperti "ng" yang halus.
Selain itu, huruf-huruf yang bertasydid dalam lafadz ini harus dibaca dengan cara ditekan (hurufnya seperti dobel). Sedangkan Ta Marbutoh (huruf Ta bulat) pada akhir lafadz, jika dihentikan (waqof), akan berubah menjadi bunyi Ha.
Lihat Juga :