Kisah Masyitah Pelayan Putri Firaun

Rabu, 18 Desember 2024 - 17:15 WIB
Masyitah atau Siti Masyitoh digambarkan sebagai sosok yang memegang teguh kebenaran dan keimanan kepada Allah Taala, makamnya pun mengeluarkan wangi semerbak yang membuat kagum Nabi Muhammad SAW. Foto ilustrasi/youtube
Kisah Masyitah , seorang pelayan puteri Raja Firaun yang penuh hikmah dan pelajaran tentang keimanan dan keyakinan yang besar terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kisah Siti Masyitah ini diriwayatkan dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ber-Isra Mikraj, Beliau mencium aroma sangat harum. Penasaran, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada Malaikat Jibril, “Harum apakah itu wahai Jibril?’’ Malaikat Jibril menjawab, itu adalah wangi dari kuburan seorang perempuan saleha bernama Siti Masyitoh (Mashitah) dan anak-anaknya.

Siapa Siti Masyitah ini? Seperti dikutip dari buku 'Membina Akidah dan Akhlak' yang ditulis Ajie Nazmuddin, Masyitah atau Siti Masyitoh ini digambarkan sebagai perempuan saleha dan sosok yang memegang teguh kebenaran dan keimanan kepada Allah Ta'ala . Kala itu, ia menjadi pelayan dari Siti Asiyah, yaitu istri dari Fir'aun. Siti Masyitah bertugas mengurus anak Fir'aun. Seorang lagi yang dekat dengan Siti Masyitah bernama Hazaqil. Ia adalah pembuat peti, tempat Musa balita ditaruh utuk kemudian dihanyutkan di sungai dan menjadi suaminya.

Siti Masyitah dan suaminya ini sudah beriman pada Nabi Musa namun mereka menyembunyikannya dari Fir'aun. Namun suatu ketika, Masyitah menemukan suaminya telah meninggal dengan cara mengenaskan, yang ternyata dibunuh Fir'aun karena ketahuan sebagai pengikut Musa alaihissalam.

Masyitah sangat sedih melihat kondisi suaminya. Namun ia bersabar dan berserah diri kepada Allah. Ia berkeluh kesah ke istri Fir'aun, Siti Asiyah. Sang istri raja ini pun memberikan nasihat agar Masyitoh dan anak-anaknya sabar. Namun, ia bisa membaca isyarat dari Siti Masyitoh yang beriman kepada Allah. Di akhir nasihatnya, Asiyah mengatakan bahwa selama ini dia juga beriman kepada Allah, tapi menyembunyikan di hadapan suaminya.

Sepeninggal suaminya, seperti biasa Masyitah menjalankan tugasnya sebagai perias putri Fir'aun.

Sisir Jatuh dan Keyakinan Masyitah

Ada kisah sepele, tapi berdampak besar. Gara-gara sisir yang terjatuh, akhirnya terungkap jati diri Masyitah. Saat itu Masyitah sedang menyisir rambut anak Fir'aun. Tiba-tiba sisir dalam genggamannya terjatuh. Ketika mengambil lagi sisir tersebut, bibirnya reflek mengucap, ‘’Bismillah.’’

Ucapan itu membuat anak Fir'aun terkejut. “Apakah ucapan yang kamu maksud adalah bapakku,” tanya anak Fir'aun. Siti Masyitoh dengan jujur mengatakan bahwa maksud kata itu ialah Tuhan sesungguhnya, bukan ditujukan untuk Fir'aun. “Yaitu Rabbku, juga Rabb ayahmu, yaitu Allah. Karena tiada Tuhan selain Allah,” katanya.

Jawaban itu membuat anak Fir'aun tersinggung, berarti ada Tuhan lain kecuali bapaknya. Anak Fir'aun itu mengancam melaporkan keyakinan Masyitah tersebut kepada bapaknya.

Namun Masyitah tak gentar, karena ia yakin Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, bukan Firaun.

Laporan anaknya membuat Fir'aun murka. Ia tidak menyangka, pengasuh anaknya adalah pengikut Nabi Musa. Masyitah dipanggil lalu ditanya oleh Fir'aun, “Apakah benar apa yang disampaikan anakku? Siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini?’ Masyitah tidak mengelak tuduhan itu. Dengan tegas dia mengatakan, ‘’Betul, Bahwa tiada tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai alam dan isinya.’’

Jawaban itu membuat Fir'aun semakin marah. Dia memerintahkan para pengawal menyiapkan minyak mendidih di dalam tembaga besar. Wadah panas itu untuk menggodok Masyitoh beserta anak-anaknya. Pemandangan itu disaksikan masyarakat luas. Sebelum dimasukkan ke minyak panas, Masyitoh diberi kesempatan sekali lagi untuk memilih, dia dan dua anaknya selamat jika mengakui Fir'aun sebagai tuhan. Sebaliknya, nyawanya terancam jika tidak mau mengakui ketuhanan Fir'aun.

Sebagai perempuan beriman dan meyakini Allah Ta'ala, Siti Masyitah tidak gentar terhadap ancaman Fir'aun. Ia tetap yakin Tuhan yang sesungguhnya hanyalah Allah, bukan Firaun. Pendirian Masyitoh semakin mempermalukan Fir'aun. Raja kejam itu memerintahkan pengawalnya melemparkan anak Masyitoh satu persatu di hadapan ibunya hingga yang terakhir bayi yang sedang menyusu dalam pelukan Masyitoh.’

Ibu mana yang tega menyaksikan satu persatu anaknya tergerus minyak panas. Ketika giliran bayi terakhir akan dimasukkan tembaga panas, Masyitoh sempat ragu. Kekuasaan Allah menciptakan bayi itu tiba-tiba bisa bicara, “Jangan takut dan sangsi, wahai ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah Ta'ala, dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita.”

Riwayat lain, bayi Masyitah meyakinkan ibunya, “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar. Wahai ibu masukanlah, karena sesungguhnya siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.’’ (HR Ahmad).

Kekuatan anaknya membuat keraguan Masyitah hilang. Dengan yakin dan iklas kepada Allah, Masyitah membaca, “Bismillahi tawak kal tu ‘alallah wallahu akbar.’’ Siti Masyitoh dan bayinya terjun ke minyak mendidih. Ajaib, begitu minyak panas menggerus raga orang-orang istiqamah itu tercium wangi yang sangat harum dari dalam kuali.

Allah telah membuktikan kepada hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Ketika Masyitah dan anak- anak nya dilemparkan satu persatu ke periuk, Allah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka sehingga mereka tidak merasakan panasnya minyak mendidih.

Tulang belulang Masyitah bersama anak-anaknya dikubur di suatu tempat hingga mengeluarkan wangi yang sangat harum. Aroma itu tercium oleh Rasulullahketika perjalanan Isra Mi’raj. “Itulah kuburan Masyitoh bersama anak-anaknya,’’ kata Malaikat Jibril.

Demikianlah, kisah seorang perempuan saleha bernama Siti Masyitah, yang tetap teguh memegang keimanannya walaupun dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya. Dan Allah Ta'ala pun memuliakannya.

(wid)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Farwah bin Naufal Al Asyja'i dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Aisyah tentang doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat memohon kepada Allah Azza wa Jalla, maka Aisyah menjawab, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa: ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA 'AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A'MAL (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan).

(HR. Muslim No. 4891)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More