Kisah Asy'ats bin Qais, Suami Saudara Khalifah Abu Bakar yang Murtad Lalu Bertobat

Rabu, 02 September 2020 - 14:37 WIB
Aku menjawab, “Tidak.”

Beliau bertanya lagi, “Apakah dia harus bersumpah?”

Aku menjawab, “Ya, dia harus bersumpah.”

Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan sumpah palsu untuk mengambil harta (orang lain) , maka dia akan bertemu Allah sedang Allah murka kepadanya.”

Ibnu Al Kalbi berkata, “Al Asy’ats pernah diutus sebagai delegasi untuk menemui Nabi SAW dalam rombongan 70 orang dari Kindah.”

Diriwayatkan dari Ibrahim An-Nakha’i, dia berkata, “Al Asy’ats murtad bersama orang-orang Kindah, lalu dia dikepung dan keamanannya terancam. Mereka lalu diberi jaminan keamanan bersyarat. Ketujuh puluh orang tersebut menerima jaminan keamanan tersebut, akan tetapi dia sendiri tidak mengambilnya. Kemudian dia didatangi oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, beliau berkata, “Sungguh, kami akan menyerangmu dan tidak ada keamanan lagi bagimu.”



Mendengar itu, Al Asy’ats berkata, “Berikan keamanan kepadaku maka aku akan memeluk Islam.” Setelah itu dia melakukannya, lalu Abu Bakar menikahkan dirinya dengan saudara perempuannya.

Diriwayatkan dari Qais, dia berkata, “Ketika Al Asy’ats menjadi tawanan Abu Bakar, beliau memutuskan untuk membebaskannya dan menikahkannya dengan saudara perempuannya. Kemudian Al Asy’ats mengeluarkan pedangnya dan masuk ke dalam pasar unta. Setiap kali melihat unta jantan atau betina di pasar itu, dia memotongnya, maka orang-orang berteriak, “Al Asy’ats telah kafir!”

Al Asy’ats lalu membuang pedangnya dan berkata, “Demi Allah, aku tidak kafir, akan tetapi lelaki ini telah menikahkanku dengan saudara perempuanya. Seandainya ini terjadi di negeri kami, tentu pestanya tidak hanya seperti ini. Wahai penduduk Madinah, sembelihlah binatang dan makanlah! Wahai pemilik unta, lestarikan tradisi ini.”

Dilumpuhkan

Lain lagi cerita Haekal. Menurutnya, Muhajir berangkat dari San'a dan Ikrimah dari Yaman dan Aden, dan mereka bertemu di Ma'rib, lalu bersama-sama melintasi gurun Saihad. Muhajir menyadari apa yang telah menimpa Ziyad saat menghadapi Asy'ats.

Pimpinan militer diserahkannya kepada Ikrimah dan dengan sepasukan gerak cepat ia segera berangkat. Begitu bergabung dengan pasukan Ziyad ia langsung menyerang Asy'ats hingga lawannya itu dapat dilumpuhkan. Tidak sedikit anak buahnya yang mati.



Asy'ats sendiri dan anak buahnya yang masih selamat melarikan diri dan mencari perlindungan di benteng Nujair.

Nujair adalah sebuah kota yang kukuh, tak mudah dapat ditaklukkan dengan kekerasan. Ada tiga jalan masuk yang menghubungkan lorong itu ke belakang benteng. Ziyad memasuki salah satu lorong itu, Muhajir memasuki lorong yang kedua sedang yang ketiga dibiarkan terbuka untuk memasok segala keperluan penghuni benteng itu.

Tetapi Ikrimah menggiring pasukannya dan langsung menempati lorong itu. Jalur ke tempat persediaan makanan diputus. Tidak hanya itu, bahkan ia mengirimkan sebagian pasukan berkudanya yang terpencar di Kindah ke tepi laut dan ia terus membantai mereka yang masih memberontak. Mereka yang berlindung di benteng Nujair melihat apa yang dialami kaumnya itu. ( )

Mereka satu sama lain berkata: "Lebih baik kamu mati daripada dalam keadaan seperti ini. Potonglah jambulmu sehingga seolah kita sudah mempersembahkan hidup kita untuk Allah. Kita telah diberi kenikmatan oleh Allah dan kita sudah menikmatinya; mudah-mudahan Dia akan menolong kita melawan orang-orang zalim itu."

Dengan memotong jambul itu mereka saling berjanji tak akan lari. Begitu terbit sinar pagi mereka keluar dan bertempur habis-habisan di ketiga lorong yang menuju ke benteng itu. Tetapi apa gunanya bertempur mati-matian begitu jika pasukan Muhajir dan Ikrimah memang sudah tak dapat dikalahkan oleh kekuatan dan jumlah orang! ( )

Penghuni benteng Nujair itu yakin ketika melihat bala bantuan untuk pasukan Muslimin datang tak putus-putusnya. Pasti hancur mereka. Mulai mereka putus asa, jiwa mereka lunglai dan mereka takut mati. Pemimpin-pemimpin mereka juga sudah khawatir akan nasib mereka sendiri. Keangkuhan mereka kini langsung merosot.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اَوَلَا يَرَوۡنَ اَنَّهُمۡ يُفۡتَـنُوۡنَ فِىۡ كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً اَوۡ مَرَّتَيۡنِ ثُمَّ لَا يَتُوۡبُوۡنَ وَلَا هُمۡ يَذَّكَّرُوۡنَ
Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, namun mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?

(QS. At-Taubah Ayat 126)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More