Isra Mikraj Mukjizat Terdahsyat Rasulullah SAW, Begini Kisah Lengkapnya
Rabu, 15 Januari 2025 - 12:25 WIB
4. Langit keempat bertemu dengan Nabi Idris 'alaihissalam.
5. Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam.
6. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Di sini Rasulullah berdialog dengan Nabi Musa terkait perintah salat 50 waktu.
7. Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, bapaknya para Nabi (Abul Anbiya).
Ketika Rasulullah SAW diangkat ke Sidratul Muntaha , beliau diselimuti awan yang berwarna-warni. Itulah tempat terakhir Jibril menemani Rasulullah. Dalam satu riwayat disebutkan Nabi Muhammad SAW melihat Malaikat Jibril dengan 600 sayapnya di Sidratul Muntaha. Setiap sayapnya menutupi ufuq langit dan dari sayap-sayapnya berjatuhan permata dan Yaqut serta lain-lainnya yang hanya Allah yang mengetahuinya.
Kemudian Nabi diangkat ke tempat sangat tinggi hingga beliau mendengar suara goretan Al-Qolam (pena yang menulis segala apa yang ada di alam semesta). Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan Allah 'Azza wa Jalla tanpa ditemani Jibril. Beliau menerima perintah sholat dari sang Khaliq.
Ibnu Abbas dan para ahli tafsir mengatakan, dinamakan Sidratul Muntaha (pohon puncak) karena ilmu Malaikat puncaknya sampai di sini. Tidak ada yang bisa melewatinya, kecuali Rasulullah SAW.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dinamakan Sidratul Muntaha karena semua ketetapan Allah yang turun, pangkalnya dari sana dan semua yang naik, ujungnya ada di sana." (Ta'liqat 'ala Shahih Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi, 1/145).
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat Sidratul Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya: "Wahai Jibril, apakah keduanya ini?" Dia menjawab, "Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat." (HR Al-Bukhari 3207)
Di tempat tertinggi inilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat sebanyak 50 waktu sehari. Ketika hendak turun Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa, dan beliau bercerita tentang perintah salat yang diterimanya dari sang Khaliq.
Mendengar itu, Nabi Musa meminta Nabi Muhammad SAW untuk kembali menghadap Allah guna meminta keringanan. Akhirnya berkat kasih sayang Allah, Nabi Muhammad mendapat keringanan menjadi 5 waktu salat dalam sehari.
Kaum musyrik Makkah bertanya kepada Abu Bakar: "Apakah kamu mempercayainya bahwa dia telah berjalan semalam ke Baitul Maqdis dan kembali ke Mekkah sebelum Subuh?". Abu Bakar menjawab: "Iya, sungguh aku mempercayai apa yang lebih hebat dari itu semua. Aku mempercayainya dengan segala kabar langit yang dia kabarkan setiap pagi maupun sore hari." Oleh sebab itulah Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq (yang berkata benar).
Demikian kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang penuh hikmah dan pelajaran berharga. Kiranya tidak berlebihan ungkapan yang disampaikan Habib Ahmad bin Novel Jindan dalam satu kajiannya: "Sungguh jika seluruh masa dihabiskan hanya untuk membicarakan tentang peristiwa agung Isra Mikraj, maka masa akan sirna sedangkan mutiara-mutiara Isra Miraj tak kunjung habis untuk dipetik." Wallahu A'lam
5. Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam.
6. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Di sini Rasulullah berdialog dengan Nabi Musa terkait perintah salat 50 waktu.
7. Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, bapaknya para Nabi (Abul Anbiya).
Naik ke Sidratul Muntaha
Setelah melewati ketujuh lapis langit tersebut, Nabi Muhammad SAW diajak ke Baitul Makmur yaitu tempat Malaikat melaksanakan Thawaf dan dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha.Ketika Rasulullah SAW diangkat ke Sidratul Muntaha , beliau diselimuti awan yang berwarna-warni. Itulah tempat terakhir Jibril menemani Rasulullah. Dalam satu riwayat disebutkan Nabi Muhammad SAW melihat Malaikat Jibril dengan 600 sayapnya di Sidratul Muntaha. Setiap sayapnya menutupi ufuq langit dan dari sayap-sayapnya berjatuhan permata dan Yaqut serta lain-lainnya yang hanya Allah yang mengetahuinya.
Kemudian Nabi diangkat ke tempat sangat tinggi hingga beliau mendengar suara goretan Al-Qolam (pena yang menulis segala apa yang ada di alam semesta). Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan Allah 'Azza wa Jalla tanpa ditemani Jibril. Beliau menerima perintah sholat dari sang Khaliq.
Ibnu Abbas dan para ahli tafsir mengatakan, dinamakan Sidratul Muntaha (pohon puncak) karena ilmu Malaikat puncaknya sampai di sini. Tidak ada yang bisa melewatinya, kecuali Rasulullah SAW.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dinamakan Sidratul Muntaha karena semua ketetapan Allah yang turun, pangkalnya dari sana dan semua yang naik, ujungnya ada di sana." (Ta'liqat 'ala Shahih Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi, 1/145).
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat Sidratul Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya: "Wahai Jibril, apakah keduanya ini?" Dia menjawab, "Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat." (HR Al-Bukhari 3207)
Di tempat tertinggi inilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat sebanyak 50 waktu sehari. Ketika hendak turun Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa, dan beliau bercerita tentang perintah salat yang diterimanya dari sang Khaliq.
Mendengar itu, Nabi Musa meminta Nabi Muhammad SAW untuk kembali menghadap Allah guna meminta keringanan. Akhirnya berkat kasih sayang Allah, Nabi Muhammad mendapat keringanan menjadi 5 waktu salat dalam sehari.
Kembali ke Makkah
Setelah menempuh perjalanan agung menembus tujuh lapis langit, Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah. Rasulullah dibuat sedih karena Abu Jahal dan kaumya mendustakan beliau. Sayyidina Abu Bakar-lah orang pertama yang membenarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW.Kaum musyrik Makkah bertanya kepada Abu Bakar: "Apakah kamu mempercayainya bahwa dia telah berjalan semalam ke Baitul Maqdis dan kembali ke Mekkah sebelum Subuh?". Abu Bakar menjawab: "Iya, sungguh aku mempercayai apa yang lebih hebat dari itu semua. Aku mempercayainya dengan segala kabar langit yang dia kabarkan setiap pagi maupun sore hari." Oleh sebab itulah Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq (yang berkata benar).
Demikian kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang penuh hikmah dan pelajaran berharga. Kiranya tidak berlebihan ungkapan yang disampaikan Habib Ahmad bin Novel Jindan dalam satu kajiannya: "Sungguh jika seluruh masa dihabiskan hanya untuk membicarakan tentang peristiwa agung Isra Mikraj, maka masa akan sirna sedangkan mutiara-mutiara Isra Miraj tak kunjung habis untuk dipetik." Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :