Kisah Isra Mikraj : Nabi SAW Menjadi Imam Salat dan Diskusi tentang Kiamat dengan Para Rasul

Senin, 20 Januari 2025 - 05:15 WIB
Dalam peristiwa Isra Mikraj, banyak kisah-kisah yang dialami Nabi Muhammad SAW, salah satunya, ketika Baginda Nabi SAW bertemu para Rasul dan menjadi imam salat bagi mereka. Foto ilustrasi/SINDOnews
Dalam peristiwa Isra Mikraj , banyak kisah-kisah yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam . Salah satunya, ketika Baginda Nabi SAW bertemu para Rasul dan menjadi imam salat bagi mereka.

Berikut kisahnya yang disampaikan Al-Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Bin Jindan, pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah.

Dalam perjalanan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam beberapa kali berjumpa dengan sekelompok hamba-hamba Allah, mereka berkata: "Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir, Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan." Maka Jibril berkata kepada Nabi: "Jawablah salam mereka."

Maka Nabi menjawab salam mereka dan bertanya: "Siapa mereka wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa 'alaihimussalam."

Berikut rangkaian kisah dalam perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAw :

1. Bertemu Nabi Musa

Nabi Muhammad SAW melewati Nabi Musa 'alaihissalam yang sedang salat di kuburnya yang terletak di Bukit Pasir Merah (Ggunung Nebo). Postur tubuhnya, tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari Suku Syanuah. Dalam salatnya Nabi Musa berkata dengan suara sangat lantang, "Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad)."

Maka Nabi Muhammad SAW mengucapkan salam dan Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata: "Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini Ahmad." Maka Musa berkata: "Selamat datang Nabi dari bangsa Arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad dengan keberkahan." Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad: "Mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu."

Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Jibril. "Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?" Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya: "Terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?" Jibril menjawab: "Kepada Tuhannya." Jibril berkata lagi: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memaklumi ketegasannya."

2. Bertemu Nabi Ibrahim

Kemudian di perjalanan, Nabi melewati pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi melihat lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasululllah bertanya: "Siapa itu wahai Jibril?"

Jibril menjawab: "Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim 'alaihissalam." Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril: "Siapa ini wahai Jibril?" "Ini adalah putramu Ahmad," jawab Jibril.

Maka Nabi Ibrahim berkata: "Selamat datang wahai Nabi dari bangsa Arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini. Dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah." Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad SAW dengan keberkahan.

3. Singgah di Baitul Maqdis

Nabi MUhammad SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di Kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan.

Kemudian Nabi turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para Nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu itu sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq dikaitkan di lubang tersebut.

4. Jadi Imam Salat Bagi Para Rasul

Rasulullah memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong ke arahnya. Kemudian Nabi dan Jibril salat dua rakaat dan tidak mengunggu lama berkumpullah manusia yang sangat banyak. Di antara mereka ada yang sedang salat berdiri, ada yang rukuk, dan sujud.

Kemudian Azan dan iqomah dikumandangkan. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah SAW dan menuntunnya ke bagian depan. Nabi mendirikan salat 2 rakaat sebagai imam bersama mereka.

Diriwayatkan dari Ka'ab bahwa Jibril mengumandangkan Adzan dan turunlah Malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh Rasul dan para Nabi. Nabi Muhammad SAW menjadi imam bagi para Rasul, Nabi dan Malaikat. Setelah selesai salat, Jibril bertanya: "Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang salat di belakangmu? Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata: "Mereka adalah seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah."

5. Pujian dari Para Nabi

Diriwayatkan di dalam hadis Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan disahihkan Imam Al-Baihaqi: " Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan para arwah Nabi dan Rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim 'alaihis salam: "Segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian."

Nabi Musa 'alaihissalam memuji kepada Allah. "Segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepadaku secara langsung dan menjadikan kehancuran Fir'aun dan keselamatan Bani Israil karena sebab perjuangan tanganku. Dan menjadikan sekelompok dari umatku sebagai petunjuk akan kebenaran dan dengan kebenaran mereka berbuat adil."

Giliran Nabi Daud 'Alaihissalam memanjatkan pujian kepada Allah. "Segala puji bagi Allah yang menjadikan untukku kerajaan yang agung dan melunakkan besi dan menundukkan untukku gunung-gunung yang bertasbih dan juga burung, dan memberikanku hikmah dan Fashl Al Khithob."

Kemudian Nabi Sulaiman 'alaihissalam menyampaikan pujiannya kepada Allah. "Segala puji bagi Allah yang menundukkan untukku angin, menundukkan kepadaku setan-setan, mereka bekerja untukku apa yang aku mau dari membangun gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti kolam dan periuk-periuk yang kokoh. Dan mengajariku bahasa burung dan memberikanku segala macam kemuliaan dan menundukkan kepadaku tentara setan dan burung. Memuliakanku dari segala hamba-hamba-Nya yang beriman, dan memberikan kepadaku kerajaan yang agung yang tidak pantas untuk seorangpun setelah aku, dan menjadikan kerajaanku bersih tidak ada hisab dan hukuman."
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni.

(HR. Bukhari No. 1077)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More