Bacaan Niat Mengganti Puasa Ramadan, Lengkap dengan Tata Cara dan Waktunya

Jum'at, 21 Februari 2025 - 17:40 WIB
Puasa qadha atau ganti Ramadan akan lebih baik jika dikerjakan sesegera mungkin, apabila belum memungkinkan, bulan Sya’ban dapat menjadi batas akhir untuk membayar utang puasa tersebut. Foto ilustrasi/ist
Bacaan niat mengganti puasa Ramadan ini perlu diketahui oleh setiap muslim yang masih memiliki utang puasa di tahun lalu. Karena sebelum datangnya bulan Ramadan, hutang puasa ini harus sudah lunas atau diqadha.

Sebelum bulan suci Ramadan datang, banyak umat muslim yang mulai menjalankan qadha puasa. Qadha sendiri adalah mengerjakan kewajiban setelah melewati waktunya.

Seperti yang setiap muslim diketahui jika puasa Ramadan adalah puasa wajib bagi setiap muslim. Namun ada beberapa kondisi seperti haid atau sakit yang membuat setiap muslim tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah ini.

Meski begitu, ibadah puasa tersebut tetap harus diganti di luar bulan suci Ramadan. Berikut ini beberapa tata cara menjalankan puasa pengganti Ramadan.

Bacaan Niat Mengganti Puasa Ramadan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى


“Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’I fardhi syahri Ramadhana lillahi ta‘ala”.

Niat puasa ini dapat dibaca adalah di malam hari, sebelum fajar (Subuh) tiba. Malam dalam konteks ini berarti setelah Maghrib dan sebelum Subuh.

“Sesungguhnya niat (puasa) adalah pada malam hari, barangsiapa yang berbuka sebelum meniatkan (puasa) pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ibnu Hibban).

Niat ini juga sebaiknya dibaca dalam hati dan sembari menghadap kiblat.



Waktu Menjalankan Puasa Mengganti Ramadan

Waktu untuk mengerjakan puasa pengganti Ramadan ini bisa kapan saja setelah Ramadan, kecuali pada waktu haram puasa.

Waktu haram puasa ini diantaranya seperti ketika Hari Raya Idulfitri, Hari Raya Iduladha, dan Hari Tasyrik.

Rasulullah SAW melarang puasa pada Hari Raya Idulfitri dan Iduladha. Dalam sebuah hadis dikatakan, "Rasulullah SAW melarang dua jenis puasa, yakni puasa pada Hari Raya Idul Fitri dan puasa pada Hari Raya Idul Adha." (HR Muslim dari 'Aisyah RA)

Adapun riwayat dari Nabisyah Al-Hadzali, Rasulullah SAW bersabda, "Hari-hari Tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan berzikir kepada Allah." (HR Muslim)

Lebih lanjut, puasa qadha atau ganti Ramadan akan lebih baik jika dikerjakan sesegera mungkin. Apabila belum memungkinkan, bulan Sya’ban dapat menjadi batas akhir untuk membayar utang puasa tersebut.

(wid)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
مَا الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ مَرۡيَمَ اِلَّا رَسُوۡلٌ‌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِهِ الرُّسُلُؕ وَاُمُّهٗ صِدِّيۡقَةٌ‌  ؕ كَانَا يَاۡكُلٰنِ الطَّعَامَ‌ؕ اُنْظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الۡاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرۡ اَ نّٰى يُؤۡفَكُوۡنَ
Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).

(QS. Al-Maidah Ayat 75)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More