Ibrahim Adham: Kubeli Kemiskinan Itu Seharga Kerajaan Dunia

Sabtu, 05 September 2020 - 06:05 WIB
Ilustrasi/Ist
Musyawarah Burung (1184-1187) karya Faridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim atau Attar dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum sufi . Judul asli: Mantiqu't-Thair dan diterjemahan Hartojo Andangdjaja dari The Conference of the Birds (C. S. Nott). ( )

===

SEEKOR burung lain berkata pada Hudhud , "O kau yang berpenglihatan terang! Apa yang kau usulkan itu cita-cita yang berharga. Meskipun aku tampak lemah, namun sesungguhnya aku punya semangat yang luhur; meskipun sedikit kekuatanku, namun aku punya gairah yang tinggi." ( )

Hudhud menjawab, "Bila kau memiliki sedikit saja gairah yang luhur itu, maka gairah itu akan dapat mengalahkan biar matahari sekalipun. Cita-cita ialah sayap dan lar burung jiwa." ( )

Wanita Tua yang Ingin Membeli Yusuf



Konon ketika Yusuf dijual pada orang-orang Mesir , maka mereka itu memperlakukannya dengan ramah. Banyak para pembeli dan karena itu, para pedagang memberikan harga padanya senilai dengan minyak kesturi dari lima sampai sepuluh kali berat badannya. ( )

Sementara itu, dalam kegirangan yang amat sangat, seorang wanita tua lari mendekat, dan menyelusup di antara para pembeli itu, ia pun berkata pada salah seorang bangsa Mesir, "Biarlah kubeli orang Kanaan itu, karena aku ingin sekali memiliki orang muda itu. Aku telah memintal sepuluh kumparan benang untuk membeli dia, maka ambillah benang itu dan berikan Yusuf padaku, kemudian selesailah perkara itu."



Para pedagang tersenyum dan berkata, "Keluguanmu telah menyesatkan dirimu. Mutiara pelik ini tidak teruntuk bagimu; orang-orang itu telah menawarnya dengan seratus barang-barang berharga. Mana mungkin kau menyaingi mereka dengan beberapa kumparan benangmu?"

Sambil menatap wajah mereka, wanita tua itu berkata, "Aku tahu betul bahwa kau tak akan menjualnya dengan begitu murah, tetapi cukuplah bagiku kalau kawan-kawan dan musuh-musuhku akan mengatakan 'Wanita tua ini terrnasuk salah seorang yang ingin membeli Yusuf.'"



Siapa yang tak bercita-cita tak akan pernah sampai ke kerajaan tak berbatas itu. Dikuasai oleh keinginan yang mulia ini, seorang pangeran agung memandang kerajaan duniawinya sebagai debu. Ketika disadarinya betapa hampa kebangsawanannya yang bersifat sementara itu, ia pun memutuskan bahwa kebangsawanan ruhani sama harganya dengan seribu kerajaan dunia.

Ibrahim Adham

Seorang laki-laki selalu mengeluh tentang getirnya kemiskinan ; maka Ibrahim Adham berkata padanya, "Nak, barangkali kau belum membayar harga kemiskinanmu itu?"



Orang itu pun menjawab, "Apa yang Bapak katakan itu sesuatu yang mustahil; mana mungkin seseorang membeli kemiskinan?',

"Aku, setidak-tidaknya," kata Adham, "telah memilih kemiskinan itu dengan sengaja dan telah kubeli kemiskinan itu seharga kerajaan dunia. Dan aku masih akan membeli sesaat dari kemiskinan ini dengan harga seratus dunia."



Orang-orang yang haus akan kesempurnaan diri mempertaruhkan jiwa dan raga untuk hal itu. Burung cita-cita membubung ke arah Tuhan, diterbangkan sayap-sayap keimanan di atas segala yang bersifat fana dan bersifat ruhani. Jika kau tak memiliki cita-cita demikian, lebih baik mundur.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنۡ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحۡيًا اَوۡ مِنۡ وَّرَآىٴِ حِجَابٍ اَوۡ يُرۡسِلَ رَسُوۡلًا فَيُوۡحِىَ بِاِذۡنِهٖ مَا يَشَآءُ‌ؕ اِنَّهٗ عَلِىٌّ حَكِيۡمٌ
Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana.

(QS. Asy-Syura Ayat 51)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More