Proses Ruh Masuk Dalam Tubuh Adam, Pusar Tanda Pukulan Iblis
Minggu, 03 Mei 2020 - 14:55 WIB
Kisah berikut dinukil dari karya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”. ( )
IBNU Abbas ra mengatakan bahwa setelah Adam as berbentuk tanah kering seperti tembikar, maka Iblis yang terkutuk datang kepadanya dan dengan tangannya dia memukul perut Adam.
Dari pukulan tersebut, tempat kena pukulannya menjadi pusar. Pusar merupakan tanda dari pukulan Iblis. Penyebab si Iblis memukul perut Adam as adalah agar dia mengetahui apakah perut itu berlubang atau tidak.
Setelah dia mengetahui perut itu berlubang, maka si Iblis masuk ke dalam perut Adam; kemudian dia melihat ke semua anggota badannya, lahir dan batinnya, dan semua uratnya, kecuali hatinya. Sebab, tidak ada satu pun yang bisa mengetahui kecuali Allah.
Si Iblis terhalang untuk masuk ke hati karena hati itu merupakan Rumah Tuhan. Karena Iblis yang terkutuk masuk ke dalam sekujur tubuh Adam, maka dikatakan bahwa sesungguhnya setan mengalir dalam aliran darah.
Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, “Tatkala Allah berkehendak untuk meniupkan ruh kepada Adam, maka Dia menyuruh ruh untuk masuk kepadanya dari kepalanya. Oleh karena itu, kepala suka disebut dengan Yafukh (ubun-ubun).”
Diriwayatkan bahwa ruh enggan untuk masuk kepada Adam. Ruh berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku akan masuk ke dalam tempat yang gelap?” Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahamulia menyuruhnya sampai 3 kali; ia tetap menolak, tetapi kemudian ia masuk dengan terpaksa.
Allah berfirman kepadanya, “Seandainya engkau masuk dengan penuh suka hati, tentu engkau akan keluar dengan suka hati pula. Akan tetapi, telah ada dalam ilmu-Ku sejak dahulu azali, engkau akan masuk dengan terpaksa dan akan keluar dengan terpaksa pula.”
Setelah ruh masuk ke dalam otak Adam, di sana ia berputar-putar selama 100 tahun, kemudian ia turun pada kedua mata Adam, dan akibatnya keduanya bisa melihat. Adam bisa melihat jasadnya yang berbentuk tanah kering seperti tembikar. Lalu ruh turun ke dua lubang hidung Adam; akibatnya dia bisa menghirup udara; lalu dia bernafas dan bersin.
Berikutnya ruh turun ke bibir dan lisan Adam, dan Allah memberikan ilham kepadanya untuk memuji-Nya. Adam berkata, “Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin” (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam). Allah menjawab kepadanya, “Yarhamuka Rabbuka yaa Adam” (Semoga Tuhanmu mencurahkan rahmat kepadamu wahai Adam). Doa ini untukmu dan juga untuk keturunanmu.”
Oleh karena itu, menjawab orang yang bersin itu disunnahkan. Diriwayatkan, setelah Adam memuji kepada Allah, Dia berfirman, “Wahai Adam, untuk inilah (memuji) Aku menciptakanmu.”
Berikutnya ruh turun ke dada Adam, lalu ke tulang rusuknya dan ke perutnya. Sehingga Adam bisa melihat ruh ketika ruh itu beralih. Ketika ruh pindah ke satu anggota badan, maka anggota badan itu berubah menjadi daging, tulang, ruh, dan darah. Setelah ruh sampai ke tumit Adam, dia tergesa-gesa untuk berdiri, tetapi dia tidak kuat melakukannya. Allah berfirman: Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa… (QS Al-Anbiyaa’ : 37).
Ketika ruh telah menyusupi jasadnya yang tersisa, Adam berdiri, bergerak, dan bergoyang-goyang. Sempurnalah penciptaan Adam dengan seizin Zat Yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh.
(mhy)