Proses Penciptaan Adam, Izrail Dapat Tugas Baru: Pencabut Nyawa
loading...
A
A
A
KISAH berikut dinukil dari karya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”.
Abdul Malik bin Muhammad bin Isma’il Abu Manshur ats-Tsa’alaby an-Naisabury atau Ats-Tsa’labi (350 H-429 H) di dalam kitabnya mengatakan, tatkala Allah menciptakan Adam as, Dia mewahyukan kepada bumi, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan makhluk dari permukaanmu. Di antara mereka akan ada yang menaati-Ku dan ada pula yang mendurhakai-Ku. Barangsiapa menaati-Ku, maka Aku masukkan dia ke dalam surga; dan barangsiapa mendurhakai-Ku, maka akan Aku masukkan dia ke dalam neraka.”
Kemudian Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambilkan segenggam tanah darinya. Setelah Jibril mendatangi bumi, maka bumi bersumpah kepada Jibril dan berkata, ‘Aku berlindung kepada keagungan Allah Yang telah mengutusmu agar engkau tidak mengambil sesuatu dariku yang akan menjadi bagian neraka.”
Karena ucapan tersebut, malaikat Jibril tidak jadi mengambil apa pun dari bumi dan dia kembali kepada Tuhannya seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, bumi telah berlindung kepada-Mu dariku. Aku merasa segan mengambil sesuatu darinya.”
Atas kejadian ini, Allah menyuruh kepada malaikat Mikail untuk datang ke bumi dan mengambil segenggam tanah darinya. Bumi bersumpah kepadanya dan mengatakan seperti yang ia katakan kepada Jibril. Maka, Mikail pun meluluskan sumpah bumi dan dia tidak mengambil apa pun darinya.
Selanjutnya, Allah mengutus Izrail. Setelah dia turun ke bumi dan menggertaknya dengan serangan, maka bersama Izrail ini si bumi berguncang keras. Izrail terus mengulurkan tangannya kepadanya. Akhirnya, bumi bersumpah kepadanya dan mengatakan seperti yang telah dikatakan kepada dua saudaranya (Jibril dan Mikail).
Izrail berkata kepada bumi, “Perintah Allah lebih baik daripada sumpahmu”. Lalu Izrail mengambil segenggam tanah dari keempat penjurunya, dari semua permukaannya, yang kuningnya, yang putihnya, yang merahnya, dari tanah datarnya, dari pegunungannya, dari daerah tingginya, dan dari daerah rendahnya. Kemudian segenggam tanah itu dibawa ke hadapan Allah.
Allah berfirman kepada Izrail, “Mengapa kamu tidak mengabulkannya, padahal ia (bumi) telah bersumpah kepadamu atas nama-Ku?”
Maka, Izrail menjawab, “Wahai Tuhanku, perintahmu lebih wajib ditaati dan ketakutan kepada-Mu lebih besar.”
Atas jawaban tersebut, Allah berfirman kepadanya, “Kalau demikian, engkau Aku jadikan sebagai Malakul Maut dan pencabut ruh makhluk.” Sebelum ini tidak ada malaikat yang bertugas sebagai malaikat pencabut nyawa.
Ats-Tsa’labi mengatakan bahwa setelah Izrail mengambil sesuatu darinya dan pergi, bumi menangis atas apa yang telah diambil darinya. Maka, Allah berfirman kepadanya, “Sesungguhnya Aku akan mengembalikan kepadamu atas apa yang telah diambil darimu.”
Allah berfirman:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. (QS Thaha : 55).
Kemudian Allah menyuruh Izrail untuk meletakkan segenggam tanah itu di pintu surga. Setelah genggaman itu diletakkan, Allah menyuruh kepada malaikat Ridwan, juru kunci surga, untuk mengadonnya dengan air keselamatan.
Lalu Allah menyuruh malaikat Jibril untuk membawa genggaman yang putih, yang merupakan jantung bumi. Dari genggaman putih tersebut diciptakan para nabi. Kemudian Dia mencampur tanah tersebut dengan air sehingga tanah itu menjadi adonan tanah yang besar.
Setelah tanah itu diadon, ia dibiarkan selama 40 tahun sampai menjadi tanah yang lengket, kemudian dibiarkan selama 40 tahun berikutnya sampai tanah itu menjadi tanah kering seperti tembikar; lalu dari adonan tersebut dijadikan sebuah jasad yang berbentuk.
Jasad itu dilemparkan ke jalan malaikat yang suka dipakai mereka naik dan turun. Ia dibiarkan selama 40 tahun terbuang dalam keadaan seperti itu.
Allah berfirman:
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
Abdul Malik bin Muhammad bin Isma’il Abu Manshur ats-Tsa’alaby an-Naisabury atau Ats-Tsa’labi (350 H-429 H) di dalam kitabnya mengatakan, tatkala Allah menciptakan Adam as, Dia mewahyukan kepada bumi, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan makhluk dari permukaanmu. Di antara mereka akan ada yang menaati-Ku dan ada pula yang mendurhakai-Ku. Barangsiapa menaati-Ku, maka Aku masukkan dia ke dalam surga; dan barangsiapa mendurhakai-Ku, maka akan Aku masukkan dia ke dalam neraka.”
Kemudian Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambilkan segenggam tanah darinya. Setelah Jibril mendatangi bumi, maka bumi bersumpah kepada Jibril dan berkata, ‘Aku berlindung kepada keagungan Allah Yang telah mengutusmu agar engkau tidak mengambil sesuatu dariku yang akan menjadi bagian neraka.”
Karena ucapan tersebut, malaikat Jibril tidak jadi mengambil apa pun dari bumi dan dia kembali kepada Tuhannya seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, bumi telah berlindung kepada-Mu dariku. Aku merasa segan mengambil sesuatu darinya.”
Atas kejadian ini, Allah menyuruh kepada malaikat Mikail untuk datang ke bumi dan mengambil segenggam tanah darinya. Bumi bersumpah kepadanya dan mengatakan seperti yang ia katakan kepada Jibril. Maka, Mikail pun meluluskan sumpah bumi dan dia tidak mengambil apa pun darinya.
Selanjutnya, Allah mengutus Izrail. Setelah dia turun ke bumi dan menggertaknya dengan serangan, maka bersama Izrail ini si bumi berguncang keras. Izrail terus mengulurkan tangannya kepadanya. Akhirnya, bumi bersumpah kepadanya dan mengatakan seperti yang telah dikatakan kepada dua saudaranya (Jibril dan Mikail).
Izrail berkata kepada bumi, “Perintah Allah lebih baik daripada sumpahmu”. Lalu Izrail mengambil segenggam tanah dari keempat penjurunya, dari semua permukaannya, yang kuningnya, yang putihnya, yang merahnya, dari tanah datarnya, dari pegunungannya, dari daerah tingginya, dan dari daerah rendahnya. Kemudian segenggam tanah itu dibawa ke hadapan Allah.
Allah berfirman kepada Izrail, “Mengapa kamu tidak mengabulkannya, padahal ia (bumi) telah bersumpah kepadamu atas nama-Ku?”
Maka, Izrail menjawab, “Wahai Tuhanku, perintahmu lebih wajib ditaati dan ketakutan kepada-Mu lebih besar.”
Atas jawaban tersebut, Allah berfirman kepadanya, “Kalau demikian, engkau Aku jadikan sebagai Malakul Maut dan pencabut ruh makhluk.” Sebelum ini tidak ada malaikat yang bertugas sebagai malaikat pencabut nyawa.
Ats-Tsa’labi mengatakan bahwa setelah Izrail mengambil sesuatu darinya dan pergi, bumi menangis atas apa yang telah diambil darinya. Maka, Allah berfirman kepadanya, “Sesungguhnya Aku akan mengembalikan kepadamu atas apa yang telah diambil darimu.”
Allah berfirman:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. (QS Thaha : 55).
Kemudian Allah menyuruh Izrail untuk meletakkan segenggam tanah itu di pintu surga. Setelah genggaman itu diletakkan, Allah menyuruh kepada malaikat Ridwan, juru kunci surga, untuk mengadonnya dengan air keselamatan.
Lalu Allah menyuruh malaikat Jibril untuk membawa genggaman yang putih, yang merupakan jantung bumi. Dari genggaman putih tersebut diciptakan para nabi. Kemudian Dia mencampur tanah tersebut dengan air sehingga tanah itu menjadi adonan tanah yang besar.
Setelah tanah itu diadon, ia dibiarkan selama 40 tahun sampai menjadi tanah yang lengket, kemudian dibiarkan selama 40 tahun berikutnya sampai tanah itu menjadi tanah kering seperti tembikar; lalu dari adonan tersebut dijadikan sebuah jasad yang berbentuk.
Jasad itu dilemparkan ke jalan malaikat yang suka dipakai mereka naik dan turun. Ia dibiarkan selama 40 tahun terbuang dalam keadaan seperti itu.
Allah berfirman:
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا