Yuk, Ungkapkan Rasa Syukur dengan Tiga Cara ini
Senin, 14 September 2020 - 06:10 WIB
Dalam Islam, bersyukur memiliki tempat tersendiri. Allah Subhanahu wa ta'ala dalam beberapa firman-Nya telah mengingatkan umat Islam untuk selalu bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Ta'ala ternyata adalah untuk kita sendiri.
Tidak ada satu pun, dan sekecil apapun nikmat melainkan itu datang dari Allah. Dan yang lebih berharga dari itu semua, Allah pula yang mengaruniakan kepada kita nikmat iman dan Islam, nikmat hidayah dan akidah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Luqman: 12)
(Baca juga : Ketika Harus Sabar dalam Penantian )
Juga firman Allah Ta'ala :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Seorang imam besar Islam, yaitu Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menyebutkan bahwa sebenarnya hakikat syukur adalah mengakui nikmat yang telah Allah Ta'ala berikan. Karena Allah Ta'ala adalah pemilik seluruh alam, dan pemberi nikmat kehidupan. Bersyukur pada Allah artinya mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
(Baca juga : Hati-hati, Penyakit Hati Ini Sering Tak Sadar Dilakukan! )
Dengan memperbanyak bersyukur, maka anggota badan akan tunduk kepada Allah Ta'ala, yang Maha Pemberi Nikmat. Tunduk yang dimaksud oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah adalah menaati dan patuh kepada ketentuanNya. Artinya, syukur adalah pekerjaan hati dan tubuh.
Menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bersyukur bisa dilakukan dalam tiga hal, yaitu:
1. Bersyukur dengan lisan
Bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara bertahadduts (menyebut-nyebut) nikmat tersebut, memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah), dan menisbatkan nikmat itu kepada Allah. Bukan malah merasa sombong dan berbangga diri dengan kenikmatan itu seolah semua itu hanyalah hasil jerih payah kita.
(Baca juga : Seperti Apa Makanan dan Minuman di Surga? Inilah Gambarannya Menurut Al-Qur'an)
Kita tidak menyandarkan apa yang kita dapatkan saat ini kepada makhluk atau kepada diri. Seolah apa yang kita dapatkan hari ini adalah karena kekuatan dan usaha kita sendiri. Padahal ada Allah Subhanahu wa ta'ala yang Maha Memberi dan Maha Mengatur.
2. Bersyukur dengan hati
Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara senantiasa menyadari, mengingat dan menghadirkan dalam hati bahwa setiap nikmat yang kita rasakan tersebut dari Allah, dan bukan dari siapa pun. Allah lah, dengan kasih sayang-Nya, keutamaan dan kebaikan-Nya yang telah memberikannya kepada kita. Ingatlah, kapan pun saat hati kita merasakan hal itu, berarti hati kita sedang bersyukur kepada Allah.
Tidak ada satu pun, dan sekecil apapun nikmat melainkan itu datang dari Allah. Dan yang lebih berharga dari itu semua, Allah pula yang mengaruniakan kepada kita nikmat iman dan Islam, nikmat hidayah dan akidah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Luqman: 12)
(Baca juga : Ketika Harus Sabar dalam Penantian )
Juga firman Allah Ta'ala :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Seorang imam besar Islam, yaitu Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menyebutkan bahwa sebenarnya hakikat syukur adalah mengakui nikmat yang telah Allah Ta'ala berikan. Karena Allah Ta'ala adalah pemilik seluruh alam, dan pemberi nikmat kehidupan. Bersyukur pada Allah artinya mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
(Baca juga : Hati-hati, Penyakit Hati Ini Sering Tak Sadar Dilakukan! )
Dengan memperbanyak bersyukur, maka anggota badan akan tunduk kepada Allah Ta'ala, yang Maha Pemberi Nikmat. Tunduk yang dimaksud oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah adalah menaati dan patuh kepada ketentuanNya. Artinya, syukur adalah pekerjaan hati dan tubuh.
Menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bersyukur bisa dilakukan dalam tiga hal, yaitu:
1. Bersyukur dengan lisan
Bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara bertahadduts (menyebut-nyebut) nikmat tersebut, memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah), dan menisbatkan nikmat itu kepada Allah. Bukan malah merasa sombong dan berbangga diri dengan kenikmatan itu seolah semua itu hanyalah hasil jerih payah kita.
(Baca juga : Seperti Apa Makanan dan Minuman di Surga? Inilah Gambarannya Menurut Al-Qur'an)
Kita tidak menyandarkan apa yang kita dapatkan saat ini kepada makhluk atau kepada diri. Seolah apa yang kita dapatkan hari ini adalah karena kekuatan dan usaha kita sendiri. Padahal ada Allah Subhanahu wa ta'ala yang Maha Memberi dan Maha Mengatur.
2. Bersyukur dengan hati
Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara senantiasa menyadari, mengingat dan menghadirkan dalam hati bahwa setiap nikmat yang kita rasakan tersebut dari Allah, dan bukan dari siapa pun. Allah lah, dengan kasih sayang-Nya, keutamaan dan kebaikan-Nya yang telah memberikannya kepada kita. Ingatlah, kapan pun saat hati kita merasakan hal itu, berarti hati kita sedang bersyukur kepada Allah.