Para Ulama Apabila Hendak Tidur Badan Mereka Gemetar, Apa Sebab?
Selasa, 22 September 2020 - 16:58 WIB
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Dulu, para ulama setiap kali menjelang tidur, badan mereka gemetar, jantung berdegup kencang, keringat dingin membasahi tubuh mereka. Apa sebab?
Mereka selalu teringat pesan salafus shalih (ulama terdahulu yang saleh), "An-Naum akhul maut (tidur itu saudaranya kematian)." Ini juga Hadis shahih yang diriwayatkan Imam at-Thabrani. ( )
Orang-orang saleh selalu gemetar mengingat tentang kematian. Dan hal yang paling terdekat dengan jarak kematian adalah tidur. Sebab, tidur itu sudah memasuki tahap fase kematian sementara.
Artinya, jika sewaktu tidur nafas itu keluar tidak masuk lagi atau nafas masuk tidak keluar lagi, di sanalah potensi kematian itu bisa terjadi. Apakah mereka takut mati? Tidak! Para ulama itu takut mati.
( )
Mereka hanya khawatir amal mereka sedikit. Salat masih banyak yang kurang sempurna. Bacaan Al-Qur'an belum seberapa. Salawat belum apa-apa. Sedekah belum terkira. Amal saleh nilainya masih banyak yang riya dan sia-sia. Sementara jatah umur telah habis koutanya.
Jika dulu para ulama , setiap kali menjelang tidur mereka khawatir kematian datang tiba-tiba tanpa mereka siap dengan amal kebaikan, hari ini ironis banyak orang menjelang tidur berpikir bagaimana mematikan karier orang lain agar ikut mati. (Baca Juga: 3 Musibah Bagi Umat yang Menjauhi Ulama)
Kubur itu gelap. Tidak ada penerangan. Semua kenikmatan dunia akan ditinggalkan. Mumpung masih bernafas, mari sempatkan baca Al-Qur'an , perbanyak shalawat, zikir dan ibadah. Itulah cahaya penerang kelak dan penghibur dikala sendirian.
Jika ruh berpisah dari badan, tidak ada yang bisa mengembalikannya lagi ke dunia meskipun untuk sekadar mengerjakan salat sunnah dua rakaat. Jika Malaikat maut datang pada malam itu, siapa yang rugi menghadapi kematian, sedangkan dalam hati dan pikirannya saat itu merencanakan keburukan bagi orang lain?
Sebelum tidur, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan kita untuk berdoa mendoakan kebaikan bagi saudara kita dan kaum muslimin meski mereka menzhalimi kita. Sebab kita mengharapkan hidup kita ditutup dengan doa dan kebaikan-kebaikan.
Berikut doa yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم : "Rabbi Qini 'Adzabaka Yauma Tab'atsu 'Ibadaka." (Ya Rabb, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Engkau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
Riwayat lain disebutkan apabila Rasulullah صلى الله عليه وسلم berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: "Allahumma Bismika Amutu wa Ahya". (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup). (Baca Juga: Doa Tidur yang Diajarkan Rasulullah SAW)
Wallahu Ta'ala A'lam
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Dulu, para ulama setiap kali menjelang tidur, badan mereka gemetar, jantung berdegup kencang, keringat dingin membasahi tubuh mereka. Apa sebab?
Mereka selalu teringat pesan salafus shalih (ulama terdahulu yang saleh), "An-Naum akhul maut (tidur itu saudaranya kematian)." Ini juga Hadis shahih yang diriwayatkan Imam at-Thabrani. ( )
Orang-orang saleh selalu gemetar mengingat tentang kematian. Dan hal yang paling terdekat dengan jarak kematian adalah tidur. Sebab, tidur itu sudah memasuki tahap fase kematian sementara.
Artinya, jika sewaktu tidur nafas itu keluar tidak masuk lagi atau nafas masuk tidak keluar lagi, di sanalah potensi kematian itu bisa terjadi. Apakah mereka takut mati? Tidak! Para ulama itu takut mati.
( )
Mereka hanya khawatir amal mereka sedikit. Salat masih banyak yang kurang sempurna. Bacaan Al-Qur'an belum seberapa. Salawat belum apa-apa. Sedekah belum terkira. Amal saleh nilainya masih banyak yang riya dan sia-sia. Sementara jatah umur telah habis koutanya.
Jika dulu para ulama , setiap kali menjelang tidur mereka khawatir kematian datang tiba-tiba tanpa mereka siap dengan amal kebaikan, hari ini ironis banyak orang menjelang tidur berpikir bagaimana mematikan karier orang lain agar ikut mati. (Baca Juga: 3 Musibah Bagi Umat yang Menjauhi Ulama)
Kubur itu gelap. Tidak ada penerangan. Semua kenikmatan dunia akan ditinggalkan. Mumpung masih bernafas, mari sempatkan baca Al-Qur'an , perbanyak shalawat, zikir dan ibadah. Itulah cahaya penerang kelak dan penghibur dikala sendirian.
Jika ruh berpisah dari badan, tidak ada yang bisa mengembalikannya lagi ke dunia meskipun untuk sekadar mengerjakan salat sunnah dua rakaat. Jika Malaikat maut datang pada malam itu, siapa yang rugi menghadapi kematian, sedangkan dalam hati dan pikirannya saat itu merencanakan keburukan bagi orang lain?
Sebelum tidur, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan kita untuk berdoa mendoakan kebaikan bagi saudara kita dan kaum muslimin meski mereka menzhalimi kita. Sebab kita mengharapkan hidup kita ditutup dengan doa dan kebaikan-kebaikan.
Berikut doa yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم : "Rabbi Qini 'Adzabaka Yauma Tab'atsu 'Ibadaka." (Ya Rabb, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Engkau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
Riwayat lain disebutkan apabila Rasulullah صلى الله عليه وسلم berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: "Allahumma Bismika Amutu wa Ahya". (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup). (Baca Juga: Doa Tidur yang Diajarkan Rasulullah SAW)
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)