Ada Saatnya Waktu itu Habis, Nafas Kita kembali ke Pemilik-Nya

Kamis, 17 September 2020 - 17:20 WIB
loading...
Ada Saatnya Waktu itu Habis, Nafas Kita kembali ke Pemilik-Nya
Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran asal Banjar Kalimantan Selatan. Foto/Ist
A A A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an

Waktu terus berjalan dengan kadarnya. Usia kian senja dengan ukurannya. Malam kian pekat dengan perguliran rotasinya. Tahu-tahu, kita sudah terbangun dari mimpi panjang dari kehidupan angan-angan bernama dunia.

Dari dunia singkat ini kita terpejam, dan tahu-tahu kita terbelalak kaget manakala kita sedang kesendirian di alam baru yang asing bernama alam Barzakh; yang lebih panjang dan lebih lama dari alam dunia sementara ini. ( )

Pesan Rasulullah صلى الله عليه وسلم , hakikat dunia ini mimpi, dan manusia akan terbangun dari mimpinya di kala dia mati meninggalkan dunia fana ini.

( )

Hidup ini adalah waktu. Dengan waktu kita hidup dan dengan waktu pula kita mati. Jadi, hidup dan mati, bukan hanya perkara soal hitungan angka-angka. Bukan soal panjang dan singkatnya, tapi seberapa berharganya waktu itu. Wal 'Ashri, demi waktu.

Ada orang yang sibuk dengan waktu atau justru membuang-buang banyak waktu. Ada waktu yang habis untuk sibuk dan lelah untuk dunia, dan dunia itu dia tinggalkan selamanya. Ada pula yang lengang melalaikan waktu , terbuang percuma untuk bermain-main dan waktu itu habis sia-sia.

Waktu itu modal perjalanan. Waktu itu nafas dan denyut nadi. Waktu itu energi dan roh kehidupan. Berakhirnya waktu ya berakhir pula kesempatan berbuat amal kebaikan, kesempatan bekal untuk menuju kehidupan panjang selanjutnya.

( )

Ibarat orang bermain sepak bola, waktu kita tidak lebih dari limit waktu yang telah ditentukan wasit.

Kemenangan bukan ditentukan oleh seberapa banyak sisa waktu , tapi seberapa banyak goal yang dicetak selama limit waktu yang diberikan. Waktu panjang bukan penentu kemenangan jika dihabiskan hanya untuk mengover-over bola, tanpa ada cetakan point goal yang menentukan keberhasilan.

Ada saatnya waktu itu habis. Nafas kembali diambil pemilik-Nya. Badan terkujur kaku. Jasad menjadi bangkai. Tulang belulang hanya berserakan dimakan cacing tanah. Lantas, apa dan kemana diri kita selanjutnya?

Mana mobil mewah? Mana rumah megah? Mana pangkat dan jabatan terhormat? ( )

Semua sudah tidak laku lagi di alam barzakh, sebab semua itu adalah hasil dari usaha nilai waktu yang ekspaired, sudah habis masa kedaluwarsanya. Nilai waktu yang dihargai di alam baru ini adalah nilai waktu unlimited, amal shaleh dan amal ibadah lillahi ta'ala.

Ketika Imam Ahmad bin Hanbal ditanya: "Wahai Imam kapan Anda beristirahat, letih mengajar dan beribadah?" Imam Ahmad hanya menjawab: "Sekiranya sebelah kakiku kuketahui telah menginjak surga." Masya Allah. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1703 seconds (0.1#10.140)