Orang Baik itu Semakin Berilmu Semakin Tawadhu'
Jum'at, 25 September 2020 - 08:05 WIB
Ilmu merupakan karunia besar Allah dan setiap muslim laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu . Adapun keutamaan ilmu dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah Ta'ala. Namun, jika ilmu yang dimiliki membuat seorang menjadi sombong dan ujub , maka ia akan terputus dari rahmat Allah.
Ahli hikmah berkata, orang baik itu semakin berilmu semakin tawadhu'. Sebab ilmu dipelajari agar kita semakin dekat kepada Allah Ta'ala, bukan untuk disombongkan apalagi merasa paling benar dari yang lain. (Baca Juga: Keutamaan dan Ganjaran Bagi Orang yang Menuntut Ilmu)
Masih ingat kisah Iblis yang dilaknat Allah karena kesombongannya. "Ana khairun minhu (saya lebih baik dari dia)". Itulah kalimat Iblis ketika menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam 'alaihissalam. Kisah ini diabadikan dalam Surah Al-A'raf Ayat 12. Begitulah kesombongan Iblis, dia merasa lebih mulia dan merasa paling hebat sehingga Allah murka padanya.
Ilmu Kita Hanya Setetes
Pengasuh Ponpes As-Shidqu Al-Habib Quraisy Baharun dalam satu tausiyahnya menukil perkataan yang dinisbahkan kepada Imam Asy-Syafi'i rahimahullah:
ما حَوَى العِلْمَ جَميْعا أَحَدٌ لَا وَلَوْ مارَسَهُ أَلْفَ سَنَة
انما العلْمُ كَبَحْر زاخر فاتَخذْ مِنْ كُلِ شَيْئ أَحْسَنَه
"Tidaklah seseorang bisa menguasai ilmu seluruhnya, tidak walaupun ia belajar selama seribu tahun. Ilmu adalah lautan yang sangat luas, maka ambillah dari segala sesuatu yang paling baiknya".
Ilmu Allah 'Azza wa Jalla sangatlah luas dan tidaklah diberikan kepada manusia kecuali hanya setetes. Maka tidak layak manusia sombong dan congkak dengan kepintaran ilmunya. Allah berfirman: "Katakanlah (wahai Muhammad) seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, maka sungguh lautan akan habis sebelum kalimat-kalimat Rabbku habis (ditulis), meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS Al-Kahfi: 109)
Di ayat lain, Allah berfirman: "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya kalimat Allâh tidak akan habis ditulis". (QS Luqman: 27)
Ar-Robi' rahimahullah berkata: "Sesungguhnya permisalan ilmu para hamba seluruhnya di dalam ilmu Allah, bagaikan tetesan dari air laut seluruhnya, dan sungguh Allah telah menurunkan hal itu." Kemudian beliau membaca ayat Al Kahfi di atas. ( )
Dahulukan Adab Sebelum Ilmu
Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh. Dengan adab , engkau akan memahami ilmu. Para ulama mendefinsikan adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia. ( )
Seorang yang beradab ketika menuntut ilmu , bisa jadi ini merupakan tanda amalan ia menuntut ilmu diterima oleh Allah dan mendapatkan keberkahan. Sebagian salaf mengatakan: "Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan".
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Tirmidzi No. 1162)
Demikian nasihat tentang ilmu dan peringatan bagi orang-orang yang sombong. Semoga kita bisa lebih bersikap tawaddhu' (rendah hati) tidak sombong dengan apa yang Allah karuniakan. (Baca Juga: Jauhi Ujub, Jadilah Orang yang Merasa Hina di Hadapan Allah)
Wallahu Ta'ala A'lam
Ahli hikmah berkata, orang baik itu semakin berilmu semakin tawadhu'. Sebab ilmu dipelajari agar kita semakin dekat kepada Allah Ta'ala, bukan untuk disombongkan apalagi merasa paling benar dari yang lain. (Baca Juga: Keutamaan dan Ganjaran Bagi Orang yang Menuntut Ilmu)
Masih ingat kisah Iblis yang dilaknat Allah karena kesombongannya. "Ana khairun minhu (saya lebih baik dari dia)". Itulah kalimat Iblis ketika menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam 'alaihissalam. Kisah ini diabadikan dalam Surah Al-A'raf Ayat 12. Begitulah kesombongan Iblis, dia merasa lebih mulia dan merasa paling hebat sehingga Allah murka padanya.
Ilmu Kita Hanya Setetes
Pengasuh Ponpes As-Shidqu Al-Habib Quraisy Baharun dalam satu tausiyahnya menukil perkataan yang dinisbahkan kepada Imam Asy-Syafi'i rahimahullah:
ما حَوَى العِلْمَ جَميْعا أَحَدٌ لَا وَلَوْ مارَسَهُ أَلْفَ سَنَة
انما العلْمُ كَبَحْر زاخر فاتَخذْ مِنْ كُلِ شَيْئ أَحْسَنَه
"Tidaklah seseorang bisa menguasai ilmu seluruhnya, tidak walaupun ia belajar selama seribu tahun. Ilmu adalah lautan yang sangat luas, maka ambillah dari segala sesuatu yang paling baiknya".
Ilmu Allah 'Azza wa Jalla sangatlah luas dan tidaklah diberikan kepada manusia kecuali hanya setetes. Maka tidak layak manusia sombong dan congkak dengan kepintaran ilmunya. Allah berfirman: "Katakanlah (wahai Muhammad) seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, maka sungguh lautan akan habis sebelum kalimat-kalimat Rabbku habis (ditulis), meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS Al-Kahfi: 109)
Di ayat lain, Allah berfirman: "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya kalimat Allâh tidak akan habis ditulis". (QS Luqman: 27)
Ar-Robi' rahimahullah berkata: "Sesungguhnya permisalan ilmu para hamba seluruhnya di dalam ilmu Allah, bagaikan tetesan dari air laut seluruhnya, dan sungguh Allah telah menurunkan hal itu." Kemudian beliau membaca ayat Al Kahfi di atas. ( )
Dahulukan Adab Sebelum Ilmu
Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh. Dengan adab , engkau akan memahami ilmu. Para ulama mendefinsikan adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia. ( )
Seorang yang beradab ketika menuntut ilmu , bisa jadi ini merupakan tanda amalan ia menuntut ilmu diterima oleh Allah dan mendapatkan keberkahan. Sebagian salaf mengatakan: "Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan".
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا
"Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Tirmidzi No. 1162)
Demikian nasihat tentang ilmu dan peringatan bagi orang-orang yang sombong. Semoga kita bisa lebih bersikap tawaddhu' (rendah hati) tidak sombong dengan apa yang Allah karuniakan. (Baca Juga: Jauhi Ujub, Jadilah Orang yang Merasa Hina di Hadapan Allah)
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)