5 Hadis tentang Ilmu yang Mendorong Minat Belajar
loading...
A
A
A
Hadis tentang ilmu menjadi pedoman penting dalam Islam untuk menekankan betapa berharganya pengetahuan dalam kehidupan seorang Muslim.
Hadis tentang ilmu ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu tidak hanya memberikan manfaat duniawi, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW seringkali mengingatkan umatnya tentang keutamaan ilmu, baik untuk dunia maupun akhirat.
Dalam Islam, menuntut ilmu tidak hanya dianggap sebagai anjuran, tetapi juga kewajiban yang membawa keberkahan dan kemuliaan.
Melalui artikel ini, kami akan membahas 5 hadis tentang ilmu yang memberikan motivasi bagi siapa saja untuk terus belajar dan mengamalkan pengetahuan. Dengan memahami hadis tentang ilmu ini, kita dapat meningkatkan semangat belajar dan menjadikan ilmu sebagai bagian penting dari ibadah sehari-hari.
Terdapat hadis yang menjelaskan tentang keutamaan dalam menuntut ilmu bagi umat Islam. Penting bagi umat muslim mempelajari dan memahami agama tersebut sehingga mereka tidak tersesat dan akan diberikan kebaikan oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat al-bukhari no.2948 dan muslim no.1037:
Dari Mu’âwiyah bin Abi Sufyân Radhiyallahu anhu yang berkata:
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: ((مَنْ يَرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ))
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam)”
Hadis tersebut menjelaskan bahwa ilmu terutama ilmu agama memiliki kedudukan yang tinggi dan memiliki keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya.
Hadis kedua menjelaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat Islam di muka bumi. Dijelaskan juga bahwa ilmu yang didapat tidak boleh diberikan ke sembarang orang sebagaimana hadis riwayat Ibnu Majah No.224 jelaskan:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
"Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim, dan barangsiapa yang memberikan ilmu kepada orang yang tidak berhak menerimanya, maka seperti orang yang mengalungkan kalung permata, mutiara, dan emas pada leher babi."
Selain itu dalam hadis tentang ilmu, terdapat penjelasan bagaimana keutamaan orang yang berilmu dapat mengajarkan dan membagi ilmu tersebut kepada orang yang membutuhkan terdapat pada hadis riwayat al-Bukhâri no. 79, Muslim no. 2282, Ahmad IV/399, dan lainnya :
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda :
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allâh mengutusku dengannya laksana hujan deras yang membasahi tanah. Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
Ada tanah kering yang dapat menampung air, lalu Allâh memberikan manfaat kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa meminumnya, mengairi tanaman, dan bercocok tanam. Hujan itu juga menimpa jenis (tanah yang) lain yaitu yang tandus, tidak dapat menampung air dan tidak pula menumbuhkan tanaman.
Itulah perumpamaan orang yang mendalami agama Allâh, lalu ia mengambil manfaat dari apa yang Allâh mengutus aku dengannya, sehingga ia berilmu lalu mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak peduli dengannya dan tidak menerima hidayah Allâh yang aku diutus dengannya. (HR. al-Bukhâri (no. 79), Muslim (no. 2282), Ahmad (IV/399), dst)
Hal ini dikarenakan hasil membagi ilmu tersebut dapat mengalir sebagai pahala di akhir hayat mereka sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat muslim no.1631 :
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah saw bersabda:
“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat bagi manusia, atau anak shaleh yang mendoakannya. ”
Terakhir, dalam hadits tentang ilmu dijelaskan bahwa terdapat sifat orang buruk yang memiliki ilmu. mengetahui sifat ini dapat mengajarkan kita untuk menghindari diri dari sifat tersebut salah satunya mengajarkan kebaikan dimana dia sendiri melupakan kebaikan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadits at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabîr, 2/166:
Hadis tentang ilmu ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu tidak hanya memberikan manfaat duniawi, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW seringkali mengingatkan umatnya tentang keutamaan ilmu, baik untuk dunia maupun akhirat.
Dalam Islam, menuntut ilmu tidak hanya dianggap sebagai anjuran, tetapi juga kewajiban yang membawa keberkahan dan kemuliaan.
Baca Juga
Melalui artikel ini, kami akan membahas 5 hadis tentang ilmu yang memberikan motivasi bagi siapa saja untuk terus belajar dan mengamalkan pengetahuan. Dengan memahami hadis tentang ilmu ini, kita dapat meningkatkan semangat belajar dan menjadikan ilmu sebagai bagian penting dari ibadah sehari-hari.
5 Hadis Tentang Ilmu
1. Keutamaan Dalam Menuntut Ilmu
Terdapat hadis yang menjelaskan tentang keutamaan dalam menuntut ilmu bagi umat Islam. Penting bagi umat muslim mempelajari dan memahami agama tersebut sehingga mereka tidak tersesat dan akan diberikan kebaikan oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat al-bukhari no.2948 dan muslim no.1037:
Dari Mu’âwiyah bin Abi Sufyân Radhiyallahu anhu yang berkata:
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: ((مَنْ يَرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ))
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam)”
Hadis tersebut menjelaskan bahwa ilmu terutama ilmu agama memiliki kedudukan yang tinggi dan memiliki keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya.
2. Mencari Ilmu Adalah Kewajiban Tiap Muslim
Hadis kedua menjelaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat Islam di muka bumi. Dijelaskan juga bahwa ilmu yang didapat tidak boleh diberikan ke sembarang orang sebagaimana hadis riwayat Ibnu Majah No.224 jelaskan:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
"Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim, dan barangsiapa yang memberikan ilmu kepada orang yang tidak berhak menerimanya, maka seperti orang yang mengalungkan kalung permata, mutiara, dan emas pada leher babi."
3. Keutamaan Orang Berilmu dan Mengajarkan Ilmu Tersebut
Selain itu dalam hadis tentang ilmu, terdapat penjelasan bagaimana keutamaan orang yang berilmu dapat mengajarkan dan membagi ilmu tersebut kepada orang yang membutuhkan terdapat pada hadis riwayat al-Bukhâri no. 79, Muslim no. 2282, Ahmad IV/399, dan lainnya :
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda :
مَثَلُ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيْرِ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيْرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ، فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوْا وَسَقَوْا وَزَرَعُوْا، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيْعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِيْ دِيْنِ اللهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِيْ اللهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allâh mengutusku dengannya laksana hujan deras yang membasahi tanah. Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
Ada tanah kering yang dapat menampung air, lalu Allâh memberikan manfaat kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa meminumnya, mengairi tanaman, dan bercocok tanam. Hujan itu juga menimpa jenis (tanah yang) lain yaitu yang tandus, tidak dapat menampung air dan tidak pula menumbuhkan tanaman.
Itulah perumpamaan orang yang mendalami agama Allâh, lalu ia mengambil manfaat dari apa yang Allâh mengutus aku dengannya, sehingga ia berilmu lalu mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak peduli dengannya dan tidak menerima hidayah Allâh yang aku diutus dengannya. (HR. al-Bukhâri (no. 79), Muslim (no. 2282), Ahmad (IV/399), dst)
4. Pahala Alam Kubur Hasil Membagi Ilmu
Hadis keempat menjelaskan manfaat bagi seorang muslim yang membagikan ilmu mereka kepada orang yang membutuhkan dan memanfaatkan ilmu tersebut untuk hal yang baik.Hal ini dikarenakan hasil membagi ilmu tersebut dapat mengalir sebagai pahala di akhir hayat mereka sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat muslim no.1631 :
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah saw bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat bagi manusia, atau anak shaleh yang mendoakannya. ”
5. Sifat Orang Buruk yang Berilmu
Terakhir, dalam hadits tentang ilmu dijelaskan bahwa terdapat sifat orang buruk yang memiliki ilmu. mengetahui sifat ini dapat mengajarkan kita untuk menghindari diri dari sifat tersebut salah satunya mengajarkan kebaikan dimana dia sendiri melupakan kebaikan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadits at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabîr, 2/166: