Tukang Maksiat Tetap Masuk Surga Jika Bersyahadat Saat Sakaratul Maut
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 13:48 WIB
BARANGSIAPA yang meninggal dalam keadaan bertauhid , yaitu sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir dia berikrar dan mengucapkan dua kalimat Syahadat , maka dia berhak berada di sisi Allah dan masuk surga -Nya. (
)
Lalu, bagaimana bila orang tersebut semasa hidupnya selalu mengerjakan maksiat , akan tetapi pada akhir hayatnya (ketika sakaratul maut) dia mengucapkan dua kalimat Syahadat?
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya "Fatawa Qardhawi" menjelaskan orang demikian itu sudah dapat dipastikan oleh Allah Taala akan masuk surga, walaupun masuknya terakhir (tidak bersama-sama orang yang masuk pertama). "Dia diazab terlebih dahulu di neraka disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosanya yang dikerjakan, yang belum bertobat dan tidak diampuni," tuturnya. "Tetapi dia juga tidak kekal di neraka, karena di dalam hatinya masih ada sebutir iman." ( )
Pendapat Al-Qardhawi ini didasarkan pada hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yaitu:
Dari Abu Dzar r.a . yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' kemudian meninggal, maka pasti masuk surga." (
Dari Abu Dzar pula, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda, "Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Nabi SAW mengulangi sampai dua kali.
Banyak hadis yang menunjukkan bahwa kalimat Syahadat memberi hak untuk masuk surga dan terlindung dari neraka bagi yang mengucapkannya (mengucap Laa ilaaha illallaah). Maksudnya ialah, meskipun dia banyak berbuat dosa, dia tetap masuk surga, walaupun terakhir.
Sedangkan yang dimaksud terlindung dari neraka ialah tidak selama-lamanya di dalam neraka, tetapi diazab terlebih dahulu karena perbuatan maksiatnya.
Lalu, bagaimana bila orang tersebut semasa hidupnya selalu mengerjakan maksiat , akan tetapi pada akhir hayatnya (ketika sakaratul maut) dia mengucapkan dua kalimat Syahadat?
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya "Fatawa Qardhawi" menjelaskan orang demikian itu sudah dapat dipastikan oleh Allah Taala akan masuk surga, walaupun masuknya terakhir (tidak bersama-sama orang yang masuk pertama). "Dia diazab terlebih dahulu di neraka disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosanya yang dikerjakan, yang belum bertobat dan tidak diampuni," tuturnya. "Tetapi dia juga tidak kekal di neraka, karena di dalam hatinya masih ada sebutir iman." ( )
Pendapat Al-Qardhawi ini didasarkan pada hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yaitu:
Dari Abu Dzar r.a . yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' kemudian meninggal, maka pasti masuk surga." (
Dari Abu Dzar pula, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda, "Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Nabi SAW mengulangi sampai dua kali.
Banyak hadis yang menunjukkan bahwa kalimat Syahadat memberi hak untuk masuk surga dan terlindung dari neraka bagi yang mengucapkannya (mengucap Laa ilaaha illallaah). Maksudnya ialah, meskipun dia banyak berbuat dosa, dia tetap masuk surga, walaupun terakhir.
Sedangkan yang dimaksud terlindung dari neraka ialah tidak selama-lamanya di dalam neraka, tetapi diazab terlebih dahulu karena perbuatan maksiatnya.
(mhy)