Tanda-tanda dan Golongan Hati Manusia yang Wajib Diketahui

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 05:43 WIB
Salah satu tanda hati yang sehat adalah selalu ingat kepada Allah Taala dan berzikir kepadaNya. Foto ilustrasi/ist
Semua amalan yang dilakukan setiap manusia sangat bergantung kepada hatinya. Jika hatinya lurus, maka perilakunya juga baik, begitu juga sebaliknya. Nah, muslimah di manakah golongan hati kita ini? Sudahkah hati kita termasuk golongan hati yang sehat atau sebaliknya hati yang sakit bahkan hati yang sudah mati?

Karena itu, sangat penting bagi setiap muslimah mengenali ciri-ciri hati kita ini, dan di manakah posisinya. Khusus hati yang sehat, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan” menjelaskan bagaiamana sebenarnya ciri-ciri hati yang sehat ini. Hati yang sehat, ternyata memiliki beberapa tanda yang dapat diketahui, di antaranya:

1. Mengutamakan akhirat daripada dunia

Kenapa akhirat menjadi tujuan utama? Kita harus beranggapan bahwa seakan-akan merupakan salah satu putra dan penghuni akhirat yang datang ke dunia sebagai perantau yang mengambil sekedar kebutuhannya saja, kemudian kembali ke negeri asalnya.

(Baca juga : Senang Berkhayal? Inilah Salah Satu Pintu Masuk Setan )

Hal ini didasarkan pada hadis Nabi, “Jadilah di dunia ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam erjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur.” (HR. Bukhari).

Kemudian, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah berkata, “Dunia telah beranjak pergi, sedangkan akhirat telah beranjak datang dan masing-masing memiliki anak-anak. Maka, jadilah anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah masa beramal, bukan masa berhitung, sedangkan esok adalah masa berhitung, bukan masa beramal.”

2. Selalu mengutamakan hal yang bermanfaat

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Hati yang sehat lebih mengutamakan hal bermanfaat daripada hal berbahaya.” Tanda-tanda hati yang sehat adalah selalu mengutamakan yang bermanfaat seperti beriman kepada Allah Ta’ala, belajar, dan menuntut ilmu syar’i, membaca dan mentadabburi Al-Quran, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan sebagainya. Sedangkan hati yang sakit sebaliknya.

(Baca juga : Karomah Luar Biasa Bila Rajin Membaca Ayat Paling Agung, Ayat Kursi )

Untuk itu, mesti dipahami bahwa makanan yang baik bagi hati adalah iman, sedangkan obat terbaik baginya adalah Al-Qur’an. Dan, keduanya (iman dan Al-Qur’an) sama-sama mengandung gizi dan obat sekaligus.

3. Selalu mengingat Allah Ta'ala

Hati yang bersih memacu pemiliknya ber-inabah dan tunduk kepada Allah Ta’ala. Hatinya senantiasa diajak untuk nikmat dalam mengingat Allah, sebab hanya dengan mengingat Allah semata, hati akan tenteram.

ٱلَّذِينَءَامَنُواْوَتَطۡمَٮِٕنُّقُلُوبُهُمبِذِكۡرِٱللَّهِ‌ۗأَلَابِذِڪۡرِٱللَّهِتَطۡمَٮِٕنُّٱلۡقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Imam Abu Husain Waraq berkata, “Kehidupan hati terletak pada mengingat Yang Mahahidup dan Yang tidak akan mati, kehdiupan yang bahagia adalah kehidupan bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

(Baca juga : Terlalu Kuantitatif Soal Rezeki? )

4. Selalu berzikir kepada Allah

Orang yang hatinya sehat akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak pernah bosan dan selalu berdzikir kepada Allah dengan zikir dan sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang hatinya sakit hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman, sedangkan orang yang hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara kontinyu dan terus-menerus meski sedikit.

5. Bersedih apabila terluput dari wirid
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan

(HR. Bukhari No.1)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More