Mengenal Imam Muslim, Ulama Ahli Hadis Kelahiran Naisabur

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 22:34 WIB
Imam Muslim, ulama ahli hadis yang belajar hadis sejak usia 12 tahun. Beliau adalah perawi hadis terkenal setelah Imam Al-Bukhari. Foto ilustrasi/dok tokoh-tokoh ternama
Bagi kaum muslimin, nama Imam Muslim sudah tidak asing lagi. Beliau dikenal sebagai ulama ahli hadis setelah Imam Al-Bukhari. Nama lengkap beliau adalah Imam Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Warad bin Kausyaz Abu Al-Husain Al-Qusyairi An-Naisaburi.

Imam Muslim adalah satu dari banyak ulama ahli hadis yang meriwayatkan hadis-hadis shahih dan valid dari Nabi Muhammad Nabi صلى الله عليه وسلم. Nama kitab beliau yang mahsyur adalah Shahih Muslim. ( )

Kegigihan Imam Muslim dalam mencari hadis , mengumpulkan, menuliskannya dan memilah mana yang shahih dan lemah dari Nabi dikagumi banyak ulama dan penuntut ilmu. Berikut biografi singkat Imam Muslim sebagaimana disampaikan Ustaz Hanif Luthfi (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) dalam bukunya "Biografi Imam Muslim".

Ustaz Hanif menyebutkan, An-Naisaburi merupakan nisbah terhadap tempat kelahiran beliau yaitu Kota Naisabur, bagian dari Khurasan yang sekarang manjadi bagian dari negara Iran arah timur laut. Kota ini dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan, politik, dan perekonomian. Sedangkan Khurasan, menurut Imam Dzahabi dalam kitabnya al-Amshar Dzawatu al-Atsar adalah tempat berputarnya hadis dan berkumpulnya orang-orang mulia. Karena di sana merupakan salah satu tempat diperolehnya sanad 'ali (hadis dengan jalur periwayat yang pendek).

Kelahiran Imam Muslim



Para ahli sejarah Islam berbeda pendapat mengenai waktu lahir dan wafat Imam Muslim . Ada yang menyebut beliau dilahirkan pada tahun 206 H dan wafat pada tahun 261 H di Naisabur, sehingga usia beliau pada saat wafat adalah 55 tahun. Hal ini sebagaimana dikatakan Abu Abdillah Al-Hakim An-Naisaburi dalam kitab Ulama Al-Amshar, juga disetujui An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (123/1).

Namun, pendapat lain menyebut beliau lahir tahun 204 H. Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqribut Tahdzib (529), Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah (35-34/11), al-Khazraji dalam Khulashoh Tahdzibul Kamal mengatakan bahwa Imam Muslim dilahirkan pada tahun 204 H, atau tepat di tahun Imam Syafi'i wafat. ( )

Hidup di Era Abbasiyah

Imam Muslim lahir pada 206 Hijriyah dan wafat pada tahun 261 Hijriyah. Beliau hidup pada masa daulah Abbasiyah yang berpusat di Kota Baghdad. Beliau hidup pada masa Abbasiyyah II yaitu khalifah Mutawakkil (232-334 H/847-946 M). Pada masa itu, keadaan politik dan militer mengalami kemerosotan, namun dalam bidang ilmu pengetahuan mengalami kemajuan signifikan.

Bahkan sampai abad ke-4 Hijriyah daulah Islamiyah mencapai zaman keemasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan ilmu Hadis. Keadaan itu dikarenakan negara-negara bagian daulah Islam berlomba-lomba dalam memberi penghargaan atau kedudukan terhormat kepada para ulama dan para pujangga. Namun, pada masa itu situasi politik memanas lantaran munculnya berbagai macam kelompok dan gerakan-gerakan.

Gerakan politik berselimut agama bermunculan, baik yang mendukung pemerintah maupun oposisi di antaranya syiah, khawarij, mu'tazilah. Pada awal abad ke-3 Hijriyah dipegang oleh Khalifah al-Makmun (wafat 218 H) yang pendapatnya sama dengan kaum Mu'tazilah, maka ulama hadis menghadapi ujian berat kala itu. Inilah keadaan yang tidak menguntungkan bagi ulama Hadits abad ini tetap berlanjut pada masa Khalifah al-Mu'tashim (wafat 227 H) dan al-Wasiq (wafat 232 H).

Barulah pada waktu khalifah al-Muwakkil mulai memerintah pada 232 H, ulama Hadis mendapat angin segar yang menyenangkan. Sebab, khalifah ini memiliki kecintaan terhadap Hadits Nabi. Keadaan itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan Hadits . Di masa ini banyak juga bermunculan pemalsu hadis. Hal ini pun mendorong ulama termasuk Imam Muslim untuk mempelajari ilmu hadis . Beliau belajar, mencari hadits, menyeleksi dan menghimpunnya.

( )

Belajar Hadis Sejak 12 Tahun

Al-Hafidz Adz-Dzahabi menuturkan bahwa Imam Muslim mulai belajar hadits sejak tahun 218 H. Berarti usia beliau ketika itu sekitar 12 atau 14 tahun. Beliau melakukan perjalanan dalam mencari ilmu ke beberapa wilayah dalam rangka menuntut ilmu hadis dari mulai Irak, kemudian ke Hijaz, Syam, Mesir dan negara lainnya.

Imam Muslim termasuk di antara ulama yang menghidupi dirinya dengan berdagang. Beliau adalah seorang pedagang pakaian yang sukses. Meski demikian, beliau tetap dikenal sebagai sosok dermawan. Beliau juga memiliki sawah-sawah di daerah Ustu yang menjadi sumber penghasilan keduanya.

Menulis Shahih Muslim Sejak Usia 29 Tahun

Imam Muslim bin Hajjaj memulai menulis karya monumentalnya Shahih Muslim pada tahun 235 H. Ia menulis Shahih Muslim di umur 29 tahun. Imam Muslim bin Hajjaj menyelesaikan Shahih Muslim pada tahun 250 H. Imam Muslim membutuhkan waktu sekitar 15 tahun untuk menyelesaikan Shahih Muslim.

Beliau menyelesaikan karya monumentalnya di umur 44 tahun. Sejarah mencatat bahwa Imam Al-Bukhari singgah di Kota Naisabur, tempat menetapnya Imam Muslim sebanyak dua kali. Pertama adalah tahun 209 H, tempat Imam Bukhari singgah di Kota Naisabur di usia Imam Bukhari berumur 15 tahun dan Imam Muslim ketika itu masih berumur empat tahun.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَذَرُوۡا ظَاهِرَ الۡاِثۡمِ وَبَاطِنَهٗ‌ؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ یَکْسِبُوۡنَ الۡاِثۡمَ سَيُجۡزَوۡنَ بِمَا كَانُوۡا يَقۡتَرِفُوۡنَ
Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan (perbuatan) dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.

(QS. Al-An'am Ayat 120)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More