Nabi Ibrahim Menyuruh Nabi Isma'il Ceraikan Istrinya, Ini Sebabnya
Selasa, 06 Oktober 2020 - 10:12 WIB
Nabi Ibrahim 'alaihissalam (AS) dikenal sebagai bapaknya para Nabi karena keturunannya banyak yang diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Al-Qur'an menyebut nama Nabi Ibrahim sebanyak 69 kali. Beliau termasuk Rasul Ulul Azmi bersama Nabi Nuh, Musa Isa dan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Ketika Makkah belum dihuni manusia, wilayah itu tandus dan tak ada mata air. Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya Sayyidati Hajar bersama putranya Isma'il yang masih bayi. Sayyidah Hajar memilih tempat tinggalnya di dekat Baitullah. ( )
Di tengah gersangnya Makkah kala itu, Allah Ta'ala mengkaruniakan air suci yang keluar dari perut bumi sehingga Ibunda Hajar bisa menyusui putranya dan menggunakan air itu sebagai penghidupan mereka. Inilah awal mula munculnya mata air zamzam yang dibendung oleh Sayyidati Hajar dengan tangannya hingga terus mengalir hingga sekarang.
Ketika Nabi Ismail 'alaihissalam tumbuh dewasa dan menikah, Ibunda Hajar wafat. Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma'il . Ketika itu, Nabi Ibrahim memerintahkan Nabi Isma'il untuk menceraikan istrinya. Apa sebabnya? Berikut kisah singkatnya diceritakan dalam "Kisah-Kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri-4" karya Ummu Usamah 'Aliyyah, Ummu Mu'adz Rofi'ah, dkk.
Ketika Nabi Ibrahim datang ke Makkah, saat itu Nabi Isma'il sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim pun menemui istri Nabi Isma'il dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.
Maka istri Nabi Isma'il menceritakan bahwa suaminya pergi berburu (mencari nafkah) dan kehidupan mereka sangat sulit (miskin). Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya: "Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya."
Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Isma'il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya. Istrinya lalu bercerita, "Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu."
Maka Nabi Isma'il pun berkata, "Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orangtuamu (Nabi Isma'il menceraikan istrinya)!" ( )
Kemudian Nabi Isma'il menikah lagi dengan perempuan lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma'il juga kebetulan sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma'il dan bertanya tentang Nabi Isma'il . Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.
Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi Isma'il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi Isma'il itu adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya.
Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, "Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya."
Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang. Maka tatkala Nabi Isma'il pulang, ia bertanya kepada istrinya: "Apakah tadi ada yang mengunjungimu?"
Istrinya menjawab, "Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian…." Nabi Isma'il bertanya: "Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?"
Istrinya menjawab, "Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah."
Nabi Isma'il bertanya lagi: "Kemudian apalagi yang ia katakan?"Istrinya menjawab: "Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu."
Nabi Isma'il lantas berkata: "Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri)." (HR. Al Bukhari No. 3364).
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
1. Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela.
2. Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru dikenal.
3. Bersyukur kepada Allah serta bersyukur kepada manusia adalah akhlak yang terpuji.
Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah Ta'ala kemudian bersyukur kepada suaminya. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Aamiin... (Baca Juga: Kisah Nabi Ismail yang Mengagumkan, Ada 6 Pelajaran)
Wallahu A'lam
Ketika Makkah belum dihuni manusia, wilayah itu tandus dan tak ada mata air. Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya Sayyidati Hajar bersama putranya Isma'il yang masih bayi. Sayyidah Hajar memilih tempat tinggalnya di dekat Baitullah. ( )
Di tengah gersangnya Makkah kala itu, Allah Ta'ala mengkaruniakan air suci yang keluar dari perut bumi sehingga Ibunda Hajar bisa menyusui putranya dan menggunakan air itu sebagai penghidupan mereka. Inilah awal mula munculnya mata air zamzam yang dibendung oleh Sayyidati Hajar dengan tangannya hingga terus mengalir hingga sekarang.
Ketika Nabi Ismail 'alaihissalam tumbuh dewasa dan menikah, Ibunda Hajar wafat. Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma'il . Ketika itu, Nabi Ibrahim memerintahkan Nabi Isma'il untuk menceraikan istrinya. Apa sebabnya? Berikut kisah singkatnya diceritakan dalam "Kisah-Kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri-4" karya Ummu Usamah 'Aliyyah, Ummu Mu'adz Rofi'ah, dkk.
Ketika Nabi Ibrahim datang ke Makkah, saat itu Nabi Isma'il sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim pun menemui istri Nabi Isma'il dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.
Maka istri Nabi Isma'il menceritakan bahwa suaminya pergi berburu (mencari nafkah) dan kehidupan mereka sangat sulit (miskin). Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya: "Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya."
Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Isma'il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya. Istrinya lalu bercerita, "Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu."
Maka Nabi Isma'il pun berkata, "Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orangtuamu (Nabi Isma'il menceraikan istrinya)!" ( )
Kemudian Nabi Isma'il menikah lagi dengan perempuan lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma'il juga kebetulan sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma'il dan bertanya tentang Nabi Isma'il . Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.
Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi Isma'il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi Isma'il itu adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya.
Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, "Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya."
Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang. Maka tatkala Nabi Isma'il pulang, ia bertanya kepada istrinya: "Apakah tadi ada yang mengunjungimu?"
Istrinya menjawab, "Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian…." Nabi Isma'il bertanya: "Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?"
Istrinya menjawab, "Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah."
Nabi Isma'il bertanya lagi: "Kemudian apalagi yang ia katakan?"Istrinya menjawab: "Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu."
Nabi Isma'il lantas berkata: "Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri)." (HR. Al Bukhari No. 3364).
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
1. Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela.
2. Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru dikenal.
3. Bersyukur kepada Allah serta bersyukur kepada manusia adalah akhlak yang terpuji.
Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah Ta'ala kemudian bersyukur kepada suaminya. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Aamiin... (Baca Juga: Kisah Nabi Ismail yang Mengagumkan, Ada 6 Pelajaran)
Wallahu A'lam
(rhs)