Alasan Mengapa Nabi Yunus Kabur dan Marah kepada Allah Ta'ala
Senin, 12 Oktober 2020 - 16:49 WIB
YUNUS bin Matta adalah seorang Nabi dan Rasul . Allah mewahyukan kepadanya seperti Allah mewahyukan kepada Rasul-Rasul yang lain, "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul." (QS Ash-Shaffat: 139).
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud." (QS An-Nisa: 163).
Dia termasuk orang-orang shalih yang terpilih. Allah melebihkan mereka dari manusia-manusia yang lain.
وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا ۚ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ
"Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masingmasingnya kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)." (QS Al-An'am: 86)
Allah telah memberitakan bahwa Yunus meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, "Dan ingatlah Dzun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah." (QS. Al Anbiya: 87).
Dan bahwa dia kabur dengan perahu yang sarat muatan (penuh beban), "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS Ash-Shaffat: 139-140)
Alasan Kaburnya Yunus
Rasulullah SAW memberitakan alasan kaburnya Yunus dan bagaimana dia bisa marah. Hal itu karena dia menjanjikan azab kepada kaumnya setelah sekian lama mereka mendustakan Rasul mereka. Yunus menyatakan bahwa azab akan turun menimpa mereka setelah tiga hari. Ketika mereka telah yakin bahwa azab pasti turun, mereka bertaubat dan kembali kepada Allah. ( )
Mereka menyesali sikap mereka yang mendustakan Rasul mereka. Dan keadaan mereka, sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah di dalam hadis ini, mereka memisahkan anak hewan dari induknya dan anak manusia dari ibunya.
Kemudian mereka keluar dan berdoa kepada Allah. Suara mereka bercampur-baur.
Mereka berdoa dan ber-tawassul dengan-Nya. Ibu-ibu dan induk-induk hewan berteriak sebagaimana anak-anak berteriak mencari ibu-ibu mereka. Maka Allah menahan azab-Nya dari mereka.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul " Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah " menyebut kisah tentang alasan Nabi Yunus marah dan kabur tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, 11/541, no. 1195, Kitab Fadhail Yunus. Suyuthi dalam Ad-Durrul Mantsur menisbatkannya kepada Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, Ahmad dalam Az-Zuhd, Abd bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Mas'ud.
Dan Hafizh Ibnu Hajar menukil sepenggal darinya dan dia menyatakan bahwa riwayat Ibnu Abi Hatim adalah sahih. Fathul Bari (6/452). Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Ibrahim Al-Ali dalam Al-Ahadis As-Shahihah min Akhbaril Anbiya, hlm. 122, no. 177.
Menahan Azab
Ibnu Katsir berkata, "Ibnu Mas'ud, Mujahid, Said bin Jubair dan banyak ulama dari kalangan Salaf dan Khalaf berkata, ’Manakala Yunus keluar dari kota mereka, dan mereka yakin azab akan turun kepada mereka, Allah memberi mereka taufik untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya, dan mereka menyesal atas sikap mereka selama ini kepada Nabi mereka. (Baca Juga: Benarkah 'Nun' Ikan yang Telan Nabi Yunus Masih Hidup Hingga Sekarang?
Maka mereka memakai pakaian ibadah dan memisahkan semua ternak dengan anaknya, kemudian mereka berdoa kepada Allah. Mereka mengangkat suara, merendahkan dan menundukkan diri mereka kepada-Nya. Kaum laki-laki, para wanita, anak-anak, laki-laki dan perempuan, serta para ibu, semuanya menangis.
Binatang ternak, binatang melata, semuanya bersuara, unta dan anaknya berteriak, sapi dan anaknya melenguh, kambing dan anaknya mengembik. Saat-saat yang mencekam. Lalu Allah dengan daya dan kekuatanNya, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya menahan azab yang hampir menimpa mereka dengan sebab, dan ia telah berputar di atas kepala mereka seperti sepotong malam yang kelam." (Baca Juga: Irak Bekuk Ulama Gendut ISIS yang Fatwakan Membom Makam Nabi Yunus
Oleh karena itu Allah berfirman, "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu." (QS Yunus: 98)
Allah telah memberitakan kepada kita bahwa iman kaum Yunus berguna bagi mereka setelah azab hampir turun menimpa mereka, dan Allah pun menariknya padahal ia telah menaungi mereka.
Tiga hari yang dijanjikan oleh Yunus kepada kaumnya telah berlalu. Yunus datang untuk melihat terwujudnya janji Allah atas mereka. Mungkin saat itu Yunus menyendiri, tidak bersama kaumnya, maka dia tidak mengetahui taubat dan insafnya mereka. Ketika Yunus menengok mereka, dia mendapati mereka dalam keadaan selamat. Hal ini membuatnya marah.
Dan bagi mereka, balasan untuk orang berdusta adalah dibunuh. Maka Yunus kabur karena takut dibunuh. Yunus terus berjalan hingga mencapai pantai. Menurut Syah Umar, dari pengamatan terhadap nash hadis menunjukkan bahwa perginya Yunus ini tanpa izin dari Allah Taala. Oleh karena itu, Allah Tabaraka wa Taala menyatakan bahwa Yunus adalah orang yang abiq [pergi tanpa permisi; pent]. Abiq adalah hamba sahaya yang melarikan diri dari majikannya. "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)
Semestinya Yunus harus rela dengan keputusan Allah dan berserah diri kepada perintah-Nya. Bukan hak seorang hamba untuk marah kepada perbuatan Tuhannya. Yunus juga semestinya tidak pergi tanpa izin-Nya. Oleh karena itu, Allah melarang Rasul-Nya agar tidak seperti orang yang ditelan ikan besar, yaitu Yunus ‘Alayhi Salam.
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ
"Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada di dalam perut ikan besar." (QS Al-Qalam: 48)
Kalah Undian
Ketika Yunus tiba di pantai, dia mendapati suatu kaum berada di sebuah perahu. Mereka mengenalnya dan membawanya bersama mereka atas dasar permintaannya. Ketika perahu sampai di tengah lautan, ia tiba-tiba terhenti dan tidak bergerak. Ini benar-benar aneh.
Perahu-perahu lain di kanan dan kirinya berjalan hilir-mudik, sementara ia sendiri berhenti di atas air dan tidak bergerak.
Yunus mengetahui bahwa berhentinya perahu adalah disebabkan oleh dirinya. Dia menyampaikan kepada penghuni perahu tentang sebab berhentinya, karena adanya seorang hamba yang lari dari Tuhannya di perahu mereka, yakni dirinya sendiri. "Ketika dia berlari kepada perahu yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 140).
Perahu itu tidak berjalan sementara hamba itu berada di atasnya. Dia harus dibuang ke laut agar perahu bisa berjalan seperti perahu-perahu lainnya. Mereka menolak karena mereka mengetahui bahwa Yunus adalah Nabi Allah yang mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.
Yunus berkata kepada mereka, "Lakukanlah undian. Siapa yang mendapatkan undian, maka dialah yang dilempar ke laut."
Mereka mengundi. Yunus memperoleh undian, hingga diulang kedua dan ketiga kalinya. Selalu Yunus, dan undian inilah yang dimaksud oleh firman Allah, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian." (QS Ash-Shaffat: 141)
Manakala Yunus mengetahui itu, dia menceburkan dirinya ke laut. Begitu dia sampai di laut, dia langsung disambut oleh ikan besar. Bisa jadi para penumpang perahu itu melihat ikan besar tersebut melahap Yunus, maka mereka yakin kalau Yunus telah mati. Tidak ada seorang pun yang ditelan ikan besar bisa selamat
Allah memerintahkan ikan agar tidak mencelakai hamba shalih Yunus. Maka ikan besar itu membawanya ke dasar lautan. Yunus dikelilingi oleh beberapa kegelapan: kegelapan dasar laut, kegelapan perut ikan besar, dan kegelapan malam. "Lalu dia menyeru dalam kegelapan kegelapan." (QS. Al-Anbiya: 87)
Di dalam perut ikan itu Yunus mendengar tasbih kerikil dan hewan-hewan laut di dasar laut. Dia pun memanggil Tuhannya dengan bertasbih kepada-Nya, mengakui kesalahannya, dan menyesali apa yang dilakukannya. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya: 87)
Allah mendengar panggilannya. "Dzat yang mengetahui rahasia dan bisikan, yang mengangkat kesulitan dan kesusahan, Maha Mendengar suara walaupun ia lemah, Mengetahui yang rahasia walaupun ia tersembunyi, yang menjawab doa-doa walau ia doa yang besar."
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ و
"Maka Kami menjawab doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan." (QS. Al-Anbiya: 88)
Kalau bukan karena tasbihnya dan taubatnya kepada Allah, niscaya dia akan binasa di perut ikan dan diam di dalamnya sampai hari Kebangkitan. "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari Kebangkitan." (QS Ash-Shaffat: 143-144)
Setelah Yunus berdoa, Allah meminta agar ikan memuntahkannya di pantai. Maka ikan itu melakukan apa yang diminta oleh Allah kepadanya. Yunus dimuntahkan dalam keadaan sakit, kulitnya mengelupas dan tanpa kekuatan. "Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan dia dalam keadaan sakit." (QS. Ash-Shaffat: 145)
Rasulullah menjelaskan keadaan Yunus. Kulitnya mengelupas karena berenang di dalam cairan perut ikan, dan ketika ikan itu melemparkannya ke pantai, dia seperti anak burung yang dicabuti bulunya dan tidak tersisa sedikit pun.
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu. "Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu." (QS. Ash-Shaffat: 146)
Pohon sejenis labu (Yaqthin). Orang-orang yang mengetahui pengobatan menyebutkan bahwa Yaqthin ini adalah makanan yang baik bagi tubuh, cocok dengan kondisi perut, dan sesuai dengan pencernaan. Airnya bisa menghilangkan dahaga dan menghilangkan nyeri.
Ilmu kedokteran modern menyatakan bahwa pohon ini mudah dicerna, menenangkan, melunakkan, melembabkan, menghaluskan, melancarkan air kencing dan membersihkan hati, juga bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit. (Bersambung)
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud." (QS An-Nisa: 163).
Dia termasuk orang-orang shalih yang terpilih. Allah melebihkan mereka dari manusia-manusia yang lain.
وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا ۚ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ
"Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masingmasingnya kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)." (QS Al-An'am: 86)
Allah telah memberitakan bahwa Yunus meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, "Dan ingatlah Dzun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah." (QS. Al Anbiya: 87).
Dan bahwa dia kabur dengan perahu yang sarat muatan (penuh beban), "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS Ash-Shaffat: 139-140)
Alasan Kaburnya Yunus
Rasulullah SAW memberitakan alasan kaburnya Yunus dan bagaimana dia bisa marah. Hal itu karena dia menjanjikan azab kepada kaumnya setelah sekian lama mereka mendustakan Rasul mereka. Yunus menyatakan bahwa azab akan turun menimpa mereka setelah tiga hari. Ketika mereka telah yakin bahwa azab pasti turun, mereka bertaubat dan kembali kepada Allah. ( )
Mereka menyesali sikap mereka yang mendustakan Rasul mereka. Dan keadaan mereka, sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah di dalam hadis ini, mereka memisahkan anak hewan dari induknya dan anak manusia dari ibunya.
Kemudian mereka keluar dan berdoa kepada Allah. Suara mereka bercampur-baur.
Mereka berdoa dan ber-tawassul dengan-Nya. Ibu-ibu dan induk-induk hewan berteriak sebagaimana anak-anak berteriak mencari ibu-ibu mereka. Maka Allah menahan azab-Nya dari mereka.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul " Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah " menyebut kisah tentang alasan Nabi Yunus marah dan kabur tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, 11/541, no. 1195, Kitab Fadhail Yunus. Suyuthi dalam Ad-Durrul Mantsur menisbatkannya kepada Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, Ahmad dalam Az-Zuhd, Abd bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Mas'ud.
Dan Hafizh Ibnu Hajar menukil sepenggal darinya dan dia menyatakan bahwa riwayat Ibnu Abi Hatim adalah sahih. Fathul Bari (6/452). Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Ibrahim Al-Ali dalam Al-Ahadis As-Shahihah min Akhbaril Anbiya, hlm. 122, no. 177.
Menahan Azab
Ibnu Katsir berkata, "Ibnu Mas'ud, Mujahid, Said bin Jubair dan banyak ulama dari kalangan Salaf dan Khalaf berkata, ’Manakala Yunus keluar dari kota mereka, dan mereka yakin azab akan turun kepada mereka, Allah memberi mereka taufik untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya, dan mereka menyesal atas sikap mereka selama ini kepada Nabi mereka. (Baca Juga: Benarkah 'Nun' Ikan yang Telan Nabi Yunus Masih Hidup Hingga Sekarang?
Maka mereka memakai pakaian ibadah dan memisahkan semua ternak dengan anaknya, kemudian mereka berdoa kepada Allah. Mereka mengangkat suara, merendahkan dan menundukkan diri mereka kepada-Nya. Kaum laki-laki, para wanita, anak-anak, laki-laki dan perempuan, serta para ibu, semuanya menangis.
Binatang ternak, binatang melata, semuanya bersuara, unta dan anaknya berteriak, sapi dan anaknya melenguh, kambing dan anaknya mengembik. Saat-saat yang mencekam. Lalu Allah dengan daya dan kekuatanNya, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya menahan azab yang hampir menimpa mereka dengan sebab, dan ia telah berputar di atas kepala mereka seperti sepotong malam yang kelam." (Baca Juga: Irak Bekuk Ulama Gendut ISIS yang Fatwakan Membom Makam Nabi Yunus
Oleh karena itu Allah berfirman, "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu." (QS Yunus: 98)
Allah telah memberitakan kepada kita bahwa iman kaum Yunus berguna bagi mereka setelah azab hampir turun menimpa mereka, dan Allah pun menariknya padahal ia telah menaungi mereka.
Tiga hari yang dijanjikan oleh Yunus kepada kaumnya telah berlalu. Yunus datang untuk melihat terwujudnya janji Allah atas mereka. Mungkin saat itu Yunus menyendiri, tidak bersama kaumnya, maka dia tidak mengetahui taubat dan insafnya mereka. Ketika Yunus menengok mereka, dia mendapati mereka dalam keadaan selamat. Hal ini membuatnya marah.
Dan bagi mereka, balasan untuk orang berdusta adalah dibunuh. Maka Yunus kabur karena takut dibunuh. Yunus terus berjalan hingga mencapai pantai. Menurut Syah Umar, dari pengamatan terhadap nash hadis menunjukkan bahwa perginya Yunus ini tanpa izin dari Allah Taala. Oleh karena itu, Allah Tabaraka wa Taala menyatakan bahwa Yunus adalah orang yang abiq [pergi tanpa permisi; pent]. Abiq adalah hamba sahaya yang melarikan diri dari majikannya. "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)
Semestinya Yunus harus rela dengan keputusan Allah dan berserah diri kepada perintah-Nya. Bukan hak seorang hamba untuk marah kepada perbuatan Tuhannya. Yunus juga semestinya tidak pergi tanpa izin-Nya. Oleh karena itu, Allah melarang Rasul-Nya agar tidak seperti orang yang ditelan ikan besar, yaitu Yunus ‘Alayhi Salam.
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ
"Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada di dalam perut ikan besar." (QS Al-Qalam: 48)
Kalah Undian
Ketika Yunus tiba di pantai, dia mendapati suatu kaum berada di sebuah perahu. Mereka mengenalnya dan membawanya bersama mereka atas dasar permintaannya. Ketika perahu sampai di tengah lautan, ia tiba-tiba terhenti dan tidak bergerak. Ini benar-benar aneh.
Perahu-perahu lain di kanan dan kirinya berjalan hilir-mudik, sementara ia sendiri berhenti di atas air dan tidak bergerak.
Yunus mengetahui bahwa berhentinya perahu adalah disebabkan oleh dirinya. Dia menyampaikan kepada penghuni perahu tentang sebab berhentinya, karena adanya seorang hamba yang lari dari Tuhannya di perahu mereka, yakni dirinya sendiri. "Ketika dia berlari kepada perahu yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 140).
Perahu itu tidak berjalan sementara hamba itu berada di atasnya. Dia harus dibuang ke laut agar perahu bisa berjalan seperti perahu-perahu lainnya. Mereka menolak karena mereka mengetahui bahwa Yunus adalah Nabi Allah yang mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.
Yunus berkata kepada mereka, "Lakukanlah undian. Siapa yang mendapatkan undian, maka dialah yang dilempar ke laut."
Mereka mengundi. Yunus memperoleh undian, hingga diulang kedua dan ketiga kalinya. Selalu Yunus, dan undian inilah yang dimaksud oleh firman Allah, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian." (QS Ash-Shaffat: 141)
Manakala Yunus mengetahui itu, dia menceburkan dirinya ke laut. Begitu dia sampai di laut, dia langsung disambut oleh ikan besar. Bisa jadi para penumpang perahu itu melihat ikan besar tersebut melahap Yunus, maka mereka yakin kalau Yunus telah mati. Tidak ada seorang pun yang ditelan ikan besar bisa selamat
Allah memerintahkan ikan agar tidak mencelakai hamba shalih Yunus. Maka ikan besar itu membawanya ke dasar lautan. Yunus dikelilingi oleh beberapa kegelapan: kegelapan dasar laut, kegelapan perut ikan besar, dan kegelapan malam. "Lalu dia menyeru dalam kegelapan kegelapan." (QS. Al-Anbiya: 87)
Di dalam perut ikan itu Yunus mendengar tasbih kerikil dan hewan-hewan laut di dasar laut. Dia pun memanggil Tuhannya dengan bertasbih kepada-Nya, mengakui kesalahannya, dan menyesali apa yang dilakukannya. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya: 87)
Allah mendengar panggilannya. "Dzat yang mengetahui rahasia dan bisikan, yang mengangkat kesulitan dan kesusahan, Maha Mendengar suara walaupun ia lemah, Mengetahui yang rahasia walaupun ia tersembunyi, yang menjawab doa-doa walau ia doa yang besar."
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ و
"Maka Kami menjawab doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan." (QS. Al-Anbiya: 88)
Kalau bukan karena tasbihnya dan taubatnya kepada Allah, niscaya dia akan binasa di perut ikan dan diam di dalamnya sampai hari Kebangkitan. "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari Kebangkitan." (QS Ash-Shaffat: 143-144)
Setelah Yunus berdoa, Allah meminta agar ikan memuntahkannya di pantai. Maka ikan itu melakukan apa yang diminta oleh Allah kepadanya. Yunus dimuntahkan dalam keadaan sakit, kulitnya mengelupas dan tanpa kekuatan. "Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan dia dalam keadaan sakit." (QS. Ash-Shaffat: 145)
Rasulullah menjelaskan keadaan Yunus. Kulitnya mengelupas karena berenang di dalam cairan perut ikan, dan ketika ikan itu melemparkannya ke pantai, dia seperti anak burung yang dicabuti bulunya dan tidak tersisa sedikit pun.
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu. "Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu." (QS. Ash-Shaffat: 146)
Pohon sejenis labu (Yaqthin). Orang-orang yang mengetahui pengobatan menyebutkan bahwa Yaqthin ini adalah makanan yang baik bagi tubuh, cocok dengan kondisi perut, dan sesuai dengan pencernaan. Airnya bisa menghilangkan dahaga dan menghilangkan nyeri.
Ilmu kedokteran modern menyatakan bahwa pohon ini mudah dicerna, menenangkan, melunakkan, melembabkan, menghaluskan, melancarkan air kencing dan membersihkan hati, juga bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit. (Bersambung)
(mhy)