Asal Mula Adzan dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Muadzin

Selasa, 13 Oktober 2020 - 20:13 WIB
Tatkala sahabat Bilal pertama kali melantunkan adzannya, Umar bin Khattab yang waktu itu sedang berada di rumah buru-buru keluar menuju masjid. Sesampainya di masjid Umar berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم "Demi Allah, sungguh saya juga melihat apa yang yang dilihat oleh Abdullah bin Zaid di dalam mimpi".

Usut punya usut ternyata Umar bin Khattab 20 hari sebelum ini sudah bermimpi persis seperti apa yang dilihat oleh Abdullah bin Zaid. Demikian awal mula disyariatkannya adzan yang diambil dari banyak riwayat yang ada.

Lafaz Adzan

Lafaz adzan seperti yang diceritakan oleh Abdullah bin Zaid diatas adalah lafaz adzan yang diambil oleh kalangan Hanafiyah dan Hanabilah. Persis seperti yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dengan redaksi:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ/ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ/ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ/ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ/ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ/ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ/ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ/ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ


Sedangkan dalam madzhab Syafii mengambil lafazh adzan dalam riwayat Abu Mahdzurah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan an-Nasai, dengan redaksi sama persis dengan apa yang diceritakan oleh Abdullah bin Zaid diatas, hanya saja ada pengulangan yang disebut dengan istilah tarji’.

Tarji' itu adalah seorang muadzin sedikit merendahkan suara ketika mengucapkan lafazh dua syahadat, lalu kemudian dia mengulang kembali kalimat syahadat itu dengan suara yang keras, barulah setelah itu dianjutkan dengan lafazh hayya alasshalah. Adanya Tarji'/pengulangan dalam mengucapkan lafazh syahadat itu menurut Abu Mahdzurah adalah sesuai dengan arahan Nabi sendiri ketika nabi mengajarkan kepada Abu Mahdzurah lafazh adzan.

Menurut pendapat dalam madzhab Maliki redaksi adzan juga sama seperti yang diceritakan oleh Abdullah bin Zaid di atas. Hanya saja lafzah takbir di awal adzan hanya dua kali bukan empat kali, sama seperti lafazh takbir diakhir adzan yang hanya dua kali bukan empat kali. Alasannya bahwa cara seperti inilah yang dipakai oleh penduduk Madinah, selain bahwa yang demikian juga adalah satu riwayat lain dari Abdullah bin Zaid.

Mayoritas ulama berpedapat bahwa khusus untuk adzan shalat subuh ditambah dengan lafazh (الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ) setelah lafazh hayya 'alal falah. Penambahan redaksi khusus pada adzan subuh ini dikenal dengan istilah tatswib. (Baca Juga: Suara Adzan Tidak akan Berhenti Berkumandang Hingga Kiamat)

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengumandangkan Adzan

1. Adzan dikumandangkan setelah masuk waktu shalat kecuali subuh yang boleh dibuat adzan dua kali.

2. Adzan dikumandangkan diawal waktu.

3. Adzan dikumandangkan dengan lafazh arab bukan terjemahan.

4. Melafalkan redaksi adzan dengan benar.

5. Berurutan antara lafazh adzan dari awal hingga akhir.

6. Al-Muwalah dengan tidak menjedah lafazh adzan satu dengan yang lainnya dengan perbuatan makan, minum, berbicara,dan lainnya.

7. Mengeraskan suara.

8. Disunnahkan menghadap Kiblat.

9. Pelan, tidak cepat, sehingga seorang muadzzin sedikit memberikan jedah untuk orang-orang menjawab adzan

10. Adzan dikumandangkan oleh orang Islam, laki-laki, berakal, dan baligh/sampai umur (minimal mumayyiz).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
لَـقَدۡ كَفَرَ الَّذِيۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍ‌ ۘ وَمَا مِنۡ اِلٰهٍ اِلَّاۤ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ  ؕ وَاِنۡ لَّمۡ يَنۡتَهُوۡا عَمَّا يَقُوۡلُوۡنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.

(QS. Al-Maidah Ayat 73)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More