Kisah Al-Ala' Bin Hadhrami yang Doanya Dikabulkan Allah
Selasa, 20 Oktober 2020 - 17:11 WIB
Ada satu kisah hikmah diceritakan oleh Founder Daarut Tauhiid KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dalam bukunya "Asmaul Husna Jilid 2". Kisah ini bercerita tentang doa orang saleh bernama Al-Ala' bin Al-Hadhrami yang dikabulkan Allah ketika berperang.
Al-Ala' bin Al-Hadhrami adalah sahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan merupakan utusan Islam untuk menyebarkan dakwah ke daerah Bahrain dan Qatar di masa Khalifah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Aa Gym menukil kisah ini dari Kitab Hilyatul 'Auliya, mahakarya ulama besar Abu Nu'aim Al-Asbahanny, sebuah kisah dari Sahm bin Munjab. ( )
Dia berkata, "Dalam peperangan di wilayah Darain --nama sebuah tempat di sekitar Bahrain--, Al-Ala' bin Al-Hadhrami hadir bersama kami. Pada waktu itu, Al-Ala' memanjatkan tiga macam doa. Ketiga doa itu dikabulkan Allah Ta'ala.
"Ketika kami berjalan bersama-sama, tibalah kami di suatu tempat. Kami mencari air untuk berwudhu tetapi kami tidak mendapatkannya. Lalu, Al-Ala' bin Al-Hadhrami berdiri untuk mengerjakan salat dua rakaat kemudian berdoa: "Ya Allah, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Wahai Yang Mahatinggi lagi Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu yang sedang dalam perjalanan untuk memerangi musuh-Mu. Turunkanlah hujan kepada kami agar kami dapat minum, juga berwudhu dari hadas. Jika kami telah meninggalkan tempat itu, janganlah ada seorang pun yang Engkau beri jatah dari air hujan itu.'
Belum jauh jarak perjalanan yang kami tempuh, kami tiba di sebuah sungai deras yang airnya berasal dari air hujan; Dia berkata, "Kita berhenti di sungai ini dulu untuk minum."
Aku mengisi bejanaku, lalu sengaja meninggalkannya di tempat itu. Aku berkata, "Aku akan lihat, apakah betul permohonannya dikabulkan? Kemudian, kami berjalan kurang lebih satu mil. Aku berkata kepada teman-temanku, "Aku lupa, bejanaku tidak terbawa."
Aku kembali lagi ke tempat itu. Aku pun mendapati seolah-olah di sekitar daerah itu tidak pernah turun hujan. Selanjutnya, aku ambil bejanaku dan aku bawa serta.
Setelah kami sampai di Darain, kami mendapati di hadapan kami terbentang sungai yang menghalangi antara kami dan pasukan musuh. Ketika itu Al-Ala' memanjatkan doa lagi: "Wahai Allah, Zat Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Lembut, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu, kami dalam perjalanan memerangi musuh-Mu, bukalah jalan untuk kami menuju musuh-Mu."
Tidak terduga, kami dapat melewati sungai tersebut. Bahkan, kuda-kuda kami satu pun tidak basah terkena air sehingga kami dapat menyerang musuh. ( )
Setelah kami kembali dari peperangan, Al-Ala' mengeluh sakit perut yang menyebabkannya meninggal dunia. Pada waktu itu, kami tidak mendapat air untuk memandikan jenazahnya. Kemudian kami kafani dengan baju yang dikenakan lalu kami kuburkan.
Tidak berapa lama dari perjalanan kami, kami mendapatkan mata air. Kemudian kami saling berkata, "Marilah kita balik ke tempat itu untuk mengeluarkan jenazah Al-Ala' dan memandikannya." Karni semua kembali, menyusuri tempat dia dimakamkan. Ternyata, kami tidak mampu menemukan makamnya. Dengan demikian, kami gagal memandikan jenazahnya.
Kemudian ada seorang lak-laki berkata, "Aku pernah mendengar dia berdoa, "Ya Allah, Zat Yang Maha Mengetahui, Maha Santun dan Maha Agung, sembunyikanlah jenazahku. Jangan Engkau perlihatkan auratku kepada seorang pun."
Lalu, kami kembali dan kami meninggalkan jasad Al-Ala' yang telah dimakamkan di tempat itu."
Subhanallah, demikian kisah Al-Ala' bin Al-Hadhrami yang doanya dikabulkan oleh Allah. Adapun hikmah yang dapat kita petik dari kisah ini adalah betapa doa merupakan senjata kaum mukmin. Sungguh tidak ada doa yang tidak dikabulkan Allah, apalagi hamba yang taat dan mengisi hidupnya dengan amal saleh . Salah satu cara agar doa dikabulkan Allah, perbanyaklah pujian kepada Allah dengan menyebut nama-nama Asmaul Husna yang disukai Allah.
( )
Wallahu A'lam
Al-Ala' bin Al-Hadhrami adalah sahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan merupakan utusan Islam untuk menyebarkan dakwah ke daerah Bahrain dan Qatar di masa Khalifah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Aa Gym menukil kisah ini dari Kitab Hilyatul 'Auliya, mahakarya ulama besar Abu Nu'aim Al-Asbahanny, sebuah kisah dari Sahm bin Munjab. ( )
Dia berkata, "Dalam peperangan di wilayah Darain --nama sebuah tempat di sekitar Bahrain--, Al-Ala' bin Al-Hadhrami hadir bersama kami. Pada waktu itu, Al-Ala' memanjatkan tiga macam doa. Ketiga doa itu dikabulkan Allah Ta'ala.
"Ketika kami berjalan bersama-sama, tibalah kami di suatu tempat. Kami mencari air untuk berwudhu tetapi kami tidak mendapatkannya. Lalu, Al-Ala' bin Al-Hadhrami berdiri untuk mengerjakan salat dua rakaat kemudian berdoa: "Ya Allah, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Wahai Yang Mahatinggi lagi Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu yang sedang dalam perjalanan untuk memerangi musuh-Mu. Turunkanlah hujan kepada kami agar kami dapat minum, juga berwudhu dari hadas. Jika kami telah meninggalkan tempat itu, janganlah ada seorang pun yang Engkau beri jatah dari air hujan itu.'
Belum jauh jarak perjalanan yang kami tempuh, kami tiba di sebuah sungai deras yang airnya berasal dari air hujan; Dia berkata, "Kita berhenti di sungai ini dulu untuk minum."
Aku mengisi bejanaku, lalu sengaja meninggalkannya di tempat itu. Aku berkata, "Aku akan lihat, apakah betul permohonannya dikabulkan? Kemudian, kami berjalan kurang lebih satu mil. Aku berkata kepada teman-temanku, "Aku lupa, bejanaku tidak terbawa."
Aku kembali lagi ke tempat itu. Aku pun mendapati seolah-olah di sekitar daerah itu tidak pernah turun hujan. Selanjutnya, aku ambil bejanaku dan aku bawa serta.
Setelah kami sampai di Darain, kami mendapati di hadapan kami terbentang sungai yang menghalangi antara kami dan pasukan musuh. Ketika itu Al-Ala' memanjatkan doa lagi: "Wahai Allah, Zat Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Lembut, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu, kami dalam perjalanan memerangi musuh-Mu, bukalah jalan untuk kami menuju musuh-Mu."
Tidak terduga, kami dapat melewati sungai tersebut. Bahkan, kuda-kuda kami satu pun tidak basah terkena air sehingga kami dapat menyerang musuh. ( )
Setelah kami kembali dari peperangan, Al-Ala' mengeluh sakit perut yang menyebabkannya meninggal dunia. Pada waktu itu, kami tidak mendapat air untuk memandikan jenazahnya. Kemudian kami kafani dengan baju yang dikenakan lalu kami kuburkan.
Tidak berapa lama dari perjalanan kami, kami mendapatkan mata air. Kemudian kami saling berkata, "Marilah kita balik ke tempat itu untuk mengeluarkan jenazah Al-Ala' dan memandikannya." Karni semua kembali, menyusuri tempat dia dimakamkan. Ternyata, kami tidak mampu menemukan makamnya. Dengan demikian, kami gagal memandikan jenazahnya.
Kemudian ada seorang lak-laki berkata, "Aku pernah mendengar dia berdoa, "Ya Allah, Zat Yang Maha Mengetahui, Maha Santun dan Maha Agung, sembunyikanlah jenazahku. Jangan Engkau perlihatkan auratku kepada seorang pun."
Lalu, kami kembali dan kami meninggalkan jasad Al-Ala' yang telah dimakamkan di tempat itu."
Subhanallah, demikian kisah Al-Ala' bin Al-Hadhrami yang doanya dikabulkan oleh Allah. Adapun hikmah yang dapat kita petik dari kisah ini adalah betapa doa merupakan senjata kaum mukmin. Sungguh tidak ada doa yang tidak dikabulkan Allah, apalagi hamba yang taat dan mengisi hidupnya dengan amal saleh . Salah satu cara agar doa dikabulkan Allah, perbanyaklah pujian kepada Allah dengan menyebut nama-nama Asmaul Husna yang disukai Allah.
( )
Wallahu A'lam
(rhs)