Tanda-tanda Mencapai Maqam Badal Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani

Senin, 09 November 2020 - 05:00 WIB
Ilustrasi/Ist
SETIDAKNYA ada dua ulama ahli hadis telah mengarang sebuah kitab khusus yang menjelaskan dalil-dalil keberadaan para wali Badal. Mereka adalah al-Hafidz as-Suyuthi dalam al-Khabar ad-Daal fi wujudi al-Quthbi wa al-Autaad wa an-Nujabaa’ wa al-Abdaal, dan al-Hafidz as-Sakhawi (Murid al-Hafidz Ibnu Hajar) dalam Nadzmu al-La’al fi al-Kalaami ala al-Abdaal. Secara khusus beliau menetapkan satu Bab tentang al-Abdaal (wali Badal) dalam kitab hadisnya al-Maqaashid al-Hasanah dengan menyebut beberapa hadis yang hasan dan dhaif. ( )


Diantaranya riwayat Abu Nuaim dalam al-Hilyah, bahwa sahabat bertanya:

يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنَا عَلَى أَعْمَالِهِمْ قَالَ يَعْفُوْنَ عَمَّنْ ظَلَمَهُمْ وَيُحْسِنُوْنَ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْهِمْ وَيَتَوَاصَلُوْنَ فِيْمَا أَتَاهُمُ اللهُ

عَزَّ وَجَلَّ

“Wahai Rasulullah , tunjukkan kepada kami tentang perilaku mereka (wali Badal)! Rasulullah menjawab: Mereka pemaaf terhadap orang yang mendzaliminya, mereka berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadanya, dan mereka saling menyambung dalam pemberian dari Allah kepada mereka”

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab berjudul Futuh Al-Ghaib banyak menyebut tingkatan seseorang yang telah memasuki maqam badal itu. Beliau juga memberikan resep untuk mencapai maqam seperti itu. ( )

Menjadi Milik Allah

Syaikh menulis, sungguh tiada sesuatu, kecuali Allah, sedang dirimu adalah tandanya. Kedirian manusia bertentangan dengan Allah. Segala suatu patuh kepada Allah dan milik Allah, demikian pula dengan kedirian manusia, sebagai makhluk sekaligus milikNya.

Kedirian manusia itu pongah, darinya tumbuh dambaan-dambaan palsu. Nah, jika kau menyatu dengan kebenaran, dengan menundukkan dirimu sendiri, maka kau menjadi milik Allah dan menjadi musuh dirimu sendiri. Allah telah bersabda kepada Nabi Daud as: “Wahai Daud, Akulah tujuan hidupmu, yang tak mungkin kau elakkan. Karenanya berpegangteguhlah kepada tujuan yang satu ini; beribadahlah sebenar-benarnya, sampai kau menjadi lawan keakuanmu, semata-mata karena Aku.”

Maka keakrabanmu dengan Allah dan pengabdianmu kepadaNya menjadi kenyataan. Lalu kau peroleh bagianmu nan suci sungguh menyenangkan. Dengan demikian kau dicintai dan terhormat, dan segala sesuatu mengabdi dan takut kepadamu, karena semua tunduk kepada Tuhan mereka, dan selaras denganNya, karena Dia adalah Pencipta mereka, dan mereka mengabdi kepadaNya.

Firman Allah: “Dan tak ada sesuatu pun melainkan bartasbih memujiNya, tetapi kamu tak mengerti tasbih mereka.” (QS 17:44).

Maka segala sesuatu di alam raya ini menyadari keridhaanNya, dan menaati perintah-perintahNya. Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung berfirman: “Lalu Ia berkata kepadanya dan kepada bumi, ‘Hendaklah kamu berdua datang dengan suka ataupun terpaksa’, Keduanya menjawab, ‘Kami datang dengan suka hati.'” (QS 41:11).

Jadi, segala pengabdian kepadaNya terletak pada penentangan terhadap kedirian. Allah berfirman: “Dan janganlah engkau turuti hawa nafsumu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS 38:26).

Ia juga berfirman: “Hindarilah hawa nafsumu, karena sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang menentangKu di seluruh kerajaanKu, kecuali nafsu jasmani manusia.”

Suatu ketika Abu Yazid Bustami bermimpi bertemu Allah, dan bertanya kepadaNya: “Bagaimana cara menjumpaiMu?”

JawabNya: “Buanglah keakuanmu dan berpalinglah kepadaKu”.

“Lalu”, lanjut sang Sufi, “aku keluar dari diriku bagai seekor ular keluar dari selongsong tubuhnya.”

Jadi, segala kebajikan terletak pada memerangi kedirian dalam segala hal dan segala keadaan. Karena itu, jika berada pada kesalehan, tundukkanlah kedirian, hingga kau terbebas dari hal-hal terlarang dan syubhat dari pertolongan mereka, dari ketergantungan kepada mereka, dari rasa takut terhadap mereka atau dari rasa iri terhadap milikan duniawi mereka. ( )

Lalu jangan mengharapkan sesuatu dari mereka, baik hadiah, kemurahan, atau pun sedekah . Karenanya bila kau bergaul dengan seorang kaya, jangan mengharapkan kematiannya demi mewarisi hartanya,. Maka, bebaskanlah dirimu dari ikatan makhluk, dan anggaplah mereka itu pintu gerbang yang membuka dan menutup., atau pohon yang kadang berbuah dan kadang tidak. Ketahuilah, peristiwa semacam itu terjadi oleh satu pelaksana, dirancang oleh satu perancang, dan Dialah Allah, sehingga kau beriman pada Keesaan Allah.

Jabariyah dan Qadariyah
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَمَا مَنَعَهُمۡ اَنۡ تُقۡبَلَ مِنۡهُمۡ نَفَقٰتُهُمۡ اِلَّاۤ اَنَّهُمۡ كَفَرُوۡا بِاللّٰهِ وَبِرَسُوۡلِهٖ وَلَا يَاۡتُوۡنَ الصَّلٰوةَ اِلَّا وَهُمۡ كُسَالٰى وَلَا يُنۡفِقُوۡنَ اِلَّا وَهُمۡ كٰرِهُوۡنَ
Dan yang menghalang-halangi infak mereka untuk diterima adalah karena mereka kafir (ingkar) kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa).

(QS. At-Taubah Ayat 54)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More