Antara Cacian dan Doa yang Dikabulkan

Jum'at, 27 November 2020 - 18:37 WIB
“Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya,” ucap sang ibu tepat ketika pintu rumah dibuka.

(Baca juga : UGM Perguruan Tinggi Negeri Terbaik di Indonesia versi QS Asia University 2021 )

Abu Hurairah pun kaget bukan main. Doa Rasulullah ternyata dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Betapa senang hatinya mendengar saksi sang ibu. Ia bergegas menemui Rasulullah untuk memberitahukan kabarnya ini.

“Ya Rasulullah, bergembiralah. Sungguh Allah telah mengabulkan doamu dan telah memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah,” tutur Abu Hurairah sambil menangis. Tak seperti tangisan pertama, kini ia menangis karena akhirnya Allah menurunkan hidayalah kepada sang ibunda.

(Baca juga : Ratusan Brimob dan Marinir Pukul Mundur Massa Bintang Kejora di Sorong )

Mendengar kabar bahagia tersebut, Sang Nabi memuji Allah dan mengucap kata “bagus”.

“Ya Rasulullah, doakanlah aku dan ibuku agar menjadiorang yang dicintai oleh semua orang yang beriman dan menjadikan kami orang yang mencintai semua orang yang beriman,” ujar Abu Hurairah.

Rasulullah mengabulkan permintaannya dan kembali berdoa, “Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu ini yaitu Abu Hurairah dan ibunya orang yang dicintai oleh semua hambaMu yang beriman dan jadikanlah mereka berdua orang-orang yang mencintai semua orang yang beriman.”

(Baca juga : Turki Kecam Upaya Parlemen Eropa Terapkan Sanksi Terkait Siprus )

Di antara banyak hal yang dapat dipetik dari kisah di atas adalah bakti Abu Hurairah kepada orangtua walaupun sang ibu masih dalam status musyrik. Beliau masih setia tinggal di dalam satu rumah dan melayani ibunda dengan lemah lembut. Salah satu hal yang di zaman sekarang ini jarang ditemui, bahkan ketika ibu dan anak itu sendiri merupakan keluarga muslim.

Wallahu a’lam.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔ‌ۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ‌ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More