Larangan Keras Bagi Seorang Muslim Menerima Perkataan yang Mengadu Domba
Selasa, 15 Desember 2020 - 06:11 WIB
Kalau ada orang -misalnya- datang kepada kita lalu menyebutkan tentang kejelekan si Fulan, maka kita katakan kepada dia, “Kamu itu sebetulnya pengadu-domba. Kamu ingin menjelek-jelekkan dia di depan saya. Apa kamu tidak tahu itu ghibah? Apakah kamu tidak tahu dengan pekerjaan dan perbuatan seperti itu berakibat kamu terancam masuk neraka?” Maka kita nasehati dia, kita berbuat baik kepada dia. Yaitu dengan cara apa mengingatkan bahwa itu adalah perbuatan yang tidak benar.
Dan jangan sampai keluar sikap-sikap kepada perbuatan yang tidak layak dilakukan oleh orang yang berakal. Karena orang yang berakal tidak mau dijadikan domba yang diadu. Orang yang berakal adalah orang yang cerdas bahwa orang yang ingin mengadu-domba ini sebetulnya melakukan perbuatan yang tidak baik.
(Baca juga : Dipanggil Bareskrim, Jurnalis Edy Mulyadi Minta Jadwal Ulang )
Maka ketika ia menerima pengaduan tentang orang lain yang akibatnya bermusuhan, berarti itu merusak akal. Karena orang yang menyampaikan sesuatu kepada orang lain, biasanya tujuan terbesarnya adalah orang yang sedang diadukan. Dia berusaha bagaimana supaya orang yang dikabarkan ini betul-betul mempercayainya. Tentu hal ini akan menyebabkan akhirnya panaslah hatinya.
Makanya ketika kita merasa kesal, ketika kita mendengar ada si A menjelek-jelekkan si B, si A datang kepada kita dan menjelek-jelekkan si B dan mengatakan bahwa si B menjelek-jelekkan si A. Pasti yang terjadi kita geram. Disaat kita geram itulah, kita marah kepada dia. Disaat kita geram itulah, sering kali akal kita tidak berfungsi. Karena akal bisa tidak berfungsi saat emosi meledak.
(Baca juga : Peredaran Berita Hoax di Jateng Tak Separah DKI Jakarta, Ini Sebabnya )
Banyak orang di saat emosi meledak, akalnya tidak berfungsi. Maka di saat itu kita harus berhati-hati. Tetap kita menggunakan akal pikiran kita yang jernih. Jangan sampai terpancing. Kita harus langsung menyadari bahwa ini perbuatan pengadu-domba. Ini adalah perbuatan orang yang ingin merusak hubungan.
Wallahu A'lam
Dan jangan sampai keluar sikap-sikap kepada perbuatan yang tidak layak dilakukan oleh orang yang berakal. Karena orang yang berakal tidak mau dijadikan domba yang diadu. Orang yang berakal adalah orang yang cerdas bahwa orang yang ingin mengadu-domba ini sebetulnya melakukan perbuatan yang tidak baik.
(Baca juga : Dipanggil Bareskrim, Jurnalis Edy Mulyadi Minta Jadwal Ulang )
Maka ketika ia menerima pengaduan tentang orang lain yang akibatnya bermusuhan, berarti itu merusak akal. Karena orang yang menyampaikan sesuatu kepada orang lain, biasanya tujuan terbesarnya adalah orang yang sedang diadukan. Dia berusaha bagaimana supaya orang yang dikabarkan ini betul-betul mempercayainya. Tentu hal ini akan menyebabkan akhirnya panaslah hatinya.
Makanya ketika kita merasa kesal, ketika kita mendengar ada si A menjelek-jelekkan si B, si A datang kepada kita dan menjelek-jelekkan si B dan mengatakan bahwa si B menjelek-jelekkan si A. Pasti yang terjadi kita geram. Disaat kita geram itulah, kita marah kepada dia. Disaat kita geram itulah, sering kali akal kita tidak berfungsi. Karena akal bisa tidak berfungsi saat emosi meledak.
(Baca juga : Peredaran Berita Hoax di Jateng Tak Separah DKI Jakarta, Ini Sebabnya )
Banyak orang di saat emosi meledak, akalnya tidak berfungsi. Maka di saat itu kita harus berhati-hati. Tetap kita menggunakan akal pikiran kita yang jernih. Jangan sampai terpancing. Kita harus langsung menyadari bahwa ini perbuatan pengadu-domba. Ini adalah perbuatan orang yang ingin merusak hubungan.
Wallahu A'lam
(wid)