Kisah Kaum Yahudi Menebar Permusuhan di Kalangan Umat Islam Madinah
loading...
A
A
A
Kaum Yahudi Madinah seringkali menciptakan fitnah dan kebencian antara sesama kaum Muslimin dalam upaya menghalangi dakwah Islam. Permusuhan lama antara kabilah Aus dan Khazraj semasa jahiliyah seringkali diungkit-ungkit. Sebagian orang yang baru masuk Islam menerima ajakan kaum Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah SAW .
Ibnu Hisyam dalam sirahnya mengisahkan suatu ketika Syaas bin Qais yang beragama Yahudi, mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajelis dengan kaum Anshar. Kemudian pemuda Yahudi ini mengingatkan kaum Anshar tentang kejadian perang Bu'ats, hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar dengan membawa senjata masing-masing.
Pertempuran Bu'ath adalah perang antara kaum Aus dan Khazraj pada tahun 617 M. Keduanya adalah suku kaum Arab Yathrib (kini Madinah). Pertempuran berlangsung di wilayah tenggara oasis kepunyaan suku Yahudi, Bani Quraizah. Kala itu, Aus dibantu kaum Yahudi yakni Bani Quraizah dan Bani Nadhir serta Arab Badwi dari Bani Muzaina.
Sedangkan Bani Khazraj dipimpin Amr ibn al-Numan dibantu suku Badwi Bani Juhaina dan Asyja. Pada mulanya, pihak Aus dipukul mundur, tetapi kemudian membuat serangan balasan dan menewaskan pimpinan Khazraj. Pada akhirnya kedua pimpinan pasukan kedua kabilah terbunuh. Kedua kabilah pun melakukan gencatan senjata.
Ketika kedua kabilah memeluk Islam dan berdamai, kasus perang ini sering diungkit pihak Yahudi sehingga membangkitkan luka lama bagi kedua kabilah.
Pada akhirnya, hasutan kaum Yahudi kepada kedua suku ini sampai kepada Rasulullah SAW. Maka beliau segera berangkat bersama para sahabat Muhajirin menemui mereka dan bersabda:
"Wahai kaum Muslimin, alangkah keterlaluan kalian. Apakah (kalian mengangkat) seruan jahiliyah, padahal aku ada di antara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan memuliakan kalian, memutus perkara jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam, serta menyatukan hati kalian."
Mendengar seruan Rasulullah, maka mereka sadar. Bahwa ini merupakan godaan setan dan tipu daya musuh, sehingga mereka menangis dan saling memaafkan, yaitu antara Aus dan Khazraj. Mereka pun pergi bersama Rasulullah SAW dengan patuh dan taat. Allah Azza wa Jalla menurunkan firmanNya:
Artinya: Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan”. Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. ( QS Ali Imran/3 : 99).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan hal ini merupakan kecaman keras dari Allah SWT, ditujukan kepada orang-orang kafir Ahli Kitab karena mereka ingkar terhadap perkara yang hak, dan mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah serta menghalang-halangi jalan Allah dari orang yang hendak menempuhnya dari kalangan ahlul iman.
Mereka menghalang-halangi jalan Allah dengan segenap kemampuan dan kekuatan mereka, padahal mereka mengetahui bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah perkara yang hak dari sisi Allah SWT.
Pengetahuan mereka berlandaskan kepada apa yang ada pada mereka berupa pengetahuan mengenai para nabi dan para rasul terdahulu. Mereka semuanya mendapat berita gembira dan mengisyaratkan perihal akan adanya seorang nabi yang ummi dari kalangan Bani Hasyim, keturunan orang Arab dari Mekah, penghulu semua manusia, penutup para nabi dan rasul Tuhan yang memiliki bumi dan langit.
Allah mengancam mereka atas perbuatan mereka yang demikian, dan memberitahukan bahwa Dia Maha Menyaksikan semua yang mereka lakukan itu, juga Allah Maha Menyaksikan atas pelanggaran mereka terhadap kitab yang ada di tangan mereka dari para nabi mereka, lalu perlakuan mereka terhadap rasul yang disebut dalam berita gembira dengan cara mendustakannya dan mengingkarinya.
Maka Allah SWT memberitahukan bahwa Dia sekali-kali tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan. Dengan kata lain, Allah SWT pasti akan membalas perbuatan itu terhadap diri mereka.
Ibnu Hisyam dalam sirahnya mengisahkan suatu ketika Syaas bin Qais yang beragama Yahudi, mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajelis dengan kaum Anshar. Kemudian pemuda Yahudi ini mengingatkan kaum Anshar tentang kejadian perang Bu'ats, hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar dengan membawa senjata masing-masing.
Pertempuran Bu'ath adalah perang antara kaum Aus dan Khazraj pada tahun 617 M. Keduanya adalah suku kaum Arab Yathrib (kini Madinah). Pertempuran berlangsung di wilayah tenggara oasis kepunyaan suku Yahudi, Bani Quraizah. Kala itu, Aus dibantu kaum Yahudi yakni Bani Quraizah dan Bani Nadhir serta Arab Badwi dari Bani Muzaina.
Sedangkan Bani Khazraj dipimpin Amr ibn al-Numan dibantu suku Badwi Bani Juhaina dan Asyja. Pada mulanya, pihak Aus dipukul mundur, tetapi kemudian membuat serangan balasan dan menewaskan pimpinan Khazraj. Pada akhirnya kedua pimpinan pasukan kedua kabilah terbunuh. Kedua kabilah pun melakukan gencatan senjata.
Ketika kedua kabilah memeluk Islam dan berdamai, kasus perang ini sering diungkit pihak Yahudi sehingga membangkitkan luka lama bagi kedua kabilah.
Pada akhirnya, hasutan kaum Yahudi kepada kedua suku ini sampai kepada Rasulullah SAW. Maka beliau segera berangkat bersama para sahabat Muhajirin menemui mereka dan bersabda:
يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
"Wahai kaum Muslimin, alangkah keterlaluan kalian. Apakah (kalian mengangkat) seruan jahiliyah, padahal aku ada di antara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan memuliakan kalian, memutus perkara jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam, serta menyatukan hati kalian."
Mendengar seruan Rasulullah, maka mereka sadar. Bahwa ini merupakan godaan setan dan tipu daya musuh, sehingga mereka menangis dan saling memaafkan, yaitu antara Aus dan Khazraj. Mereka pun pergi bersama Rasulullah SAW dengan patuh dan taat. Allah Azza wa Jalla menurunkan firmanNya:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya: Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan”. Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. ( QS Ali Imran/3 : 99).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan hal ini merupakan kecaman keras dari Allah SWT, ditujukan kepada orang-orang kafir Ahli Kitab karena mereka ingkar terhadap perkara yang hak, dan mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah serta menghalang-halangi jalan Allah dari orang yang hendak menempuhnya dari kalangan ahlul iman.
Mereka menghalang-halangi jalan Allah dengan segenap kemampuan dan kekuatan mereka, padahal mereka mengetahui bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah perkara yang hak dari sisi Allah SWT.
Pengetahuan mereka berlandaskan kepada apa yang ada pada mereka berupa pengetahuan mengenai para nabi dan para rasul terdahulu. Mereka semuanya mendapat berita gembira dan mengisyaratkan perihal akan adanya seorang nabi yang ummi dari kalangan Bani Hasyim, keturunan orang Arab dari Mekah, penghulu semua manusia, penutup para nabi dan rasul Tuhan yang memiliki bumi dan langit.
Allah mengancam mereka atas perbuatan mereka yang demikian, dan memberitahukan bahwa Dia Maha Menyaksikan semua yang mereka lakukan itu, juga Allah Maha Menyaksikan atas pelanggaran mereka terhadap kitab yang ada di tangan mereka dari para nabi mereka, lalu perlakuan mereka terhadap rasul yang disebut dalam berita gembira dengan cara mendustakannya dan mengingkarinya.
Maka Allah SWT memberitahukan bahwa Dia sekali-kali tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan. Dengan kata lain, Allah SWT pasti akan membalas perbuatan itu terhadap diri mereka.
(mhy)