Inilah Waktu-waktu yang Dianjurkan Membaca Shalawat

Rabu, 16 Desember 2020 - 08:48 WIB
Ketika akan memulai urusan penting, adalah salah satu waktu yang dianjurkan kita membaca shalawat nabi. Foto ilustrasi/ist
Bershalawat merupakan salah satu cara kaum muslim untuk mengekspresikan kecintaan terhadap Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Allah Ta'ala memerintahkan secara langsung agar senantiasa bershalawat kepada Rasulullah ini, seperti dalam firmanNya :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi, Wahai orang-orang mukmin, bershalawatlah kamu semua untuk nabi dan beri salamlah olehmu kepadanya dengan sebenar-benarnya.” (QS Al Ahzab : 56)

(Baca juga : Istri dan Pekerjaan 'Domestik' Rumah Tangga Menurut Syariat )

Nah muslimah membaca shalawat ini, ternyata ada waktu-waktu yang sangat dianjurkan bahkan diharuskan kita membaca shalawat atas Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ini. Kapan dan di mana saja kita bershalawat? Dirangkum dari beberapa sumber, berikut waktu-waktu yang dianjurkan membaca shalawat tersebut:

1. Sesudah adzan

Rasulullah bersabda: “Apabila kamu mendengar muadzin (orang yang adzan) melantunkan adzan , sambutlah ucapannya. Sesudah menyambut adzan, maka bershalawatlah kamu untukku.” (HR. Muslim)

2.Ketika hendak keluar dan memasuki masjid

Hal ini berdasarkan hadis nabi: “Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah ia membaca “Salam” kepadaku (membaca shalawat dan salam). Selepas itu hendaklah ia membaca: Allahummaftah lie abwaba rahmatika, (Ya Allah, bukakanlah untukku segala pintu rahmatmu). Dan apabila ia hendak keluar, hendaklah ia membaca (sesudah bershalawat): Allahumma inni as’aluka min fadlika. (Ya Allah, aku memohon kepadaMu limpahan rahmatMu).” (HR. Abu Daud)

(Baca juga : Hadis-hadis Tentang Doa Mustajab )

3. Sesudah membaca tasyahhud akhir

Rasulullah bersabda: “Apabila salah seorang kamu kamu bertasyahhud di dalam shalat maka hendaklah ia mengucapkan: Allahumma shalli ‘ala muhammadin wa’ala ali muhammadin, kama shallaita wa barakta watarohmata ‘ala ibrahima wa ali ibrahim, innaka hamidun majied.” (HR. al-Baihaqi)

4. Membaca shalawat di dalam salat jenazah

Imam As-Syafi’i dalam kitabnya Al-Musnad menjelaskan, “Sunnah nabi di dalam salat jenazah ialah, di awali dengan bertakbir, selepas itu membaca al-fatihah tanpa mengeraskan suara, kemudian setelah takbir kedua membaca shalawat, setelah takbir ketiga membaca do’a dengan sepenuh keikhlasan untuk jenezah itu. Dalam salat jenazah tidak tidak dibacakan surat (ayat-ayat al-quran). Sesudah itu bertakbir dan memberi salam dengan suara yang tidak dikeraskan.”

(Baca juga : Ummu Ma'bad dan Domba yang Diperah Rasulullah )

5.Membaca shalawat di antara takbir-takbir Salat ‘Ied

Al-Hafidz Ibnu Katsir di dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir berkata: “Bahwa pada suatu hari sebelum ‘Ied, Al-Walid ibn ‘Uqbah bertanya kepada Ibnu Mas’ud: ‘Ied telah dekat, maka bagaimana tatacara kami bertakbir di dalamnya? (Yakni, didalam salat ‘Ied). Ibnu mas’ud menjawab: mula-mula bertakbir ihramlah, sesudah itu memuji (Tahmid), lalu bertakbir lagi dan membaca apa yang diterangkan oleh nabi, yakni memuji, bershalawat dan berdo’a memohon ampunan kepada Allah”.

6. Di permulaan doa dan akhirnya

Rasululluh bersabda: “Sesungguhnya doa berhenti di antara langit dan bumi, tidak akan pernah naik barang sedikitpun sehingga kamu bershalawat kepada nabimu.” (HR. Tirmidzi)

(Baca juga : Waspada! Wilayah Jabodetabek Bakal Diguyur Hujan Petir pada Siang Hari )

7. Ketika hendak memulai suatu urusan penting dan berharga

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Tiap-tiap urusan penting dan berharga yang tidak dimulai dangan hamdalah dan shalawat, maka urusan itu menjadi hilang berkahnya.” (HR. Ar-Rahawy, Al-Jam’i)

8. Ketika berziarah ke Maqbarah (Makam) Nabi Muhammad

Nabi bersabda dalam sebuah hadisnya: “Tidak ada seorangpun di antara kamu yang memberikan salamnya kepadaku yakni di sisi kuburku, melainkan Allah mengembalikan kepadaku ruhku untuk menjawab salamnya itu.” (HR. Abu Daud)

(Baca juga : Gojek–Grab Merger, Driver Tolak Keras )

9. Sesudah bertalbiyah

Muhammad ibn Al-Qasim berkata: “Seseorang memang diperintahkan untuk membaca shalawat kepada nabi apabila ia telah selesai membaca talbiyahnya dalam segala keadaannya.” (HR. As-Syafi’i dan Ad-Daruqutni)

10. Ketika telinga mendenging

Rasululullah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu mendenging, maka hendaklah ia mengingat dan bershalawat kepadaku. Setelah itu hendaklah ia ucapkan pula: Dzakarallahu Man Dzakarani Bikhairin (Allah mengingat baik orang yang mengingatku).” (HR. Ibn As-Sunni)

(Baca juga : Kiai Ma'ruf: Startup Digital Dorong Ekonomi Syariah )

11. Ketika tertimpa kesusahan dan kegundahan

Di dalam kitab At-Targhib karya Zakiyuddin Abdul Adzhim disebutkan: Diberitakan oleh Ubay bin Ka’ab, bahwa seseorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah. Dia berkata: “Ya Rasullah, bagaimana pendapat engkau sekiranya saya jadikan shalawat saya untuk engkau semua?. Rasulullah menjawab: “Kalau demikian Allah akan memelihara egkau dari segala yang membimbangkan engkau, baik mengenai dunia, maupun mengenai akhirat engkau.” (HR. Ahmad)

12. Ketika hendak mengadakan majelis

Rasulullah bersabda: “Tidak duduk suatu kaum di dalam suatu majlis, sedangkan mereka tidak menyebut kepada nama allah dan tidak bershalawat kepada nabinya, melainkan mereka mendapat kekurangan. Jika allah menghendaki, niscaya akan mengadzab mereka. Jika allah menghendaki, niscaya akan mengampuni mereka.” (HR. At-Turmudzi dan Abu Daud)

(Baca juga : FDA Setujui Babi Hasil Rekayasa Genetik untuk Makanan dan Transplantasi )

13. Tiap-tiap waktu pagi dan petang

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang bersholawat kepadaku waktu pagi sepuluh kali, waktu petang sepuluh kali, maka ia akan mendapatkan syafa’atku di hari kiamat.” (HR. At-Thabari)

14. Membaca shalawat ketika mendengar nama Rasulullah disebut

Rasulullah bersabda: “Orang yang paling kikir adalah orang yang tidak mau bershalawat ketika orang menyebut namaku di sisinya.” (HR. Ahmad)

Wallahu ‘Alam…
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَالَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا مَسۡجِدًا ضِرَارًا وَّكُفۡرًا وَّتَفۡرِيۡقًۢا بَيۡنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَاِرۡصَادًا لِّمَنۡ حَارَبَ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَلَيَحۡلِفُنَّ اِنۡ اَرَدۡنَاۤ اِلَّا الۡحُسۡنٰى‌ؕ وَاللّٰهُ يَشۡهَدُ اِنَّهُمۡ لَـكٰذِبُوۡنَ
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), untuk kekafiran dan untuk memecah belah di antara orang-orang yang beriman serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka dengan pasti bersumpah, Kami hanya menghendaki kebaikan. Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya).

(QS. At-Taubah Ayat 107)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More