Cerita Ajaran: Ketika Mullah Nashruddin Menjadi Duta

Jum'at, 18 Desember 2020 - 08:02 WIB
Lalu seorang pesuruh tiba dari Persia, dengan surat rahasia dari mata-mata Mogul di istana, melapor, "Mullah Nashruddin bukan pejabat di Persia. Ia dipilih secara acak untuk menjadi duta besar. Kami tidak dapat mengerti alasannya, karena Shahinshah tidak punya pilihan lagi."

Mogul memanggil semua dewan, "Burung Surga yang tiada bandingnya!" katanya kepada mereka, "timbul pemikiran pada diriku. Kaisar Persia memilih orang secara acak untuk mewakili seluruh bangsanya. Ini mungkin berarti ia sangat yakin terhadap kualitas rakyatnya, bahwa baginya, siapa pun memenuhi syatat untuk melakukan tugas sulit sebagai duta besar ke istana Delhi! Ini menunjukkan derajat pencapaian sempurna, pelatihan kekuatan intuisi yang sempurna secara mengagumkan pada mereka, kita harus mempertimbangkan kembali keinginan kita untuk menyerbu Persia; karena orang-orang seperti itu dapat dengan mudah menelan senjata kita. Masyarakat mereka diatur atas dasar yang berbeda dari kita."

"Anda benar -- Prajurit Terbaik di Perbatasan," ujar para bangsawan India.

Akhirnya Nashruddin tiba di Delhi. Ia menunggang keledai tua, diikuti pengawalnya, dan diberati oleh kantong-kantong uang yang ia kumpulkan dari masjid-masjid. Peti permata diangkat di atas seekor gajah, sesuai dengan ukuran dan beratnya.

Nashruddin ditemui pimpinan upacara penyambutan di pintu gerbang Delhi. Kaisar duduk bersama para punggawanya di halaman istana yang luas sekali, Gedung Resepsi Duta Besar. Ruang dalamnya ditata sedemikian rupa dengan pintu masuk yang rendah. Sehingga, para duta besar selalu harus turun dari kuda mereka dan memasuki Paseban Agung dengan jalan kaki, memberi kesan sebagai para pemohon. Hanya orang-orang yang sederajat dapat berkendaraaan ke dalam istana.

Belum pernah sebelumnya seorang duta besar datang menaiki seekor keledai, dan oleh karena itu tidak ada yang menghentikan Nashruddin, menderap langsung melewati pintu dan tiba di Mimbar Kaisar.

Raja India dan para punggawa istananya saling berpandangan penuh arti, atas peristiwa itu. Nashruddin dengan gembira turun, menyebut raja sebagai sang Bulan Purnama dan menyebut peti permatanya untuk diberikan.

Ketika peti tersebut dibuka, dan yang ada adalah tanah, sejenak suasana hening.

"Aku lebih baik tidak berkata apa-apa," pikir Nashruddin, "karena tidak ada kata-kata yang dapat diucapkan untuk meredakan keadaan ini." Maka ia pun tetap diam.

Mogul berbisik kepada menterinya, "Apa arti ini semua?" Apakah ini penghinaan untuk kedudukan tertinggi?"

Tidak dapat mempercayai hal ini, sang menteri berpikir dengan keras. Kemudian dia memberikan penafsiran.

"Ini adalah tindakan simbolis, Yang Mulia," dia berbisik, "Duta Besar bermaksud bahwa dia mengakui Anda sebagai Penguasa Bumi. Bukankah dia menyebut Anda sang Bulan Purnama?"

Mogul tenang, "Kami puas dengan penunjukan Shahinshah Persia, karena kami tidak membutuhkan kekayaan, dan kami menghargai kehalusan metafisis dari pesan ini."

"Aku telah disuruh untuk mengatakan," kata Nashruddin mengingat 'esensi ungkapan penawaran upeti' yang telah diberikan oleh para pengintrik dari Persia, bahwa "hanya ini semua yang kami miliki Yang Mulia."

"Itu artinya Persia tidak akan menyerahkan satu ons pun dari tanahnya untuk kita," bisik penafsir ramalan kepada raja.

"Beritahu penguasamu, bahwa kami mengerti," senyum sang Mogul, "Tetapi ada satu hal lain, jika aku sang Bulan Purnama, lalu apakah sebutan kaisar Persia?"

"Dia adalah sang Bulan Sabit," kata Nashruddin secara spontan.

"Sang Bulan Purnama lebih dewasa dan memberikan cahayanya lebih banyak daripada bulan sabit, yang merupakan yuniornya," bisik ahli perbintangan istana kepada Mogul.

"Kami puas," ujar sang raja India, "Engkau boleh kembali ke Persia, dan katakan kepada sang Bulan Sabit, bahwa sang Bulan Pumama menghormatinya."

Mata-mata Persia di Istana Delhi segera mengirim laporan lengkap atas perubahan ini kepada Shahinshah. Mereka menambahkan bahwa Kaisar Mogul telah merasa sangat terkesan, dan takut untuk merencanakan perang melawan orang-orang Persia karena tindakan-tindakan Nashruddin.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setan mengalir dalam pembuluh anak Adam layaknya aliran darah.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More