Nasihat Bijak Para Ulama Tentang 'Waktu' di Dunia

Kamis, 31 Desember 2020 - 18:42 WIB
Dengan bertambahnya waktu umur kita, bertambah pula ketaatan dan perbuatan kebajikan, hendaknya kita mengisi tahun-tahun untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta sedekat-dekatnya. Foto ilustrasi/ist
Hidup di dunia sangatlah singkat. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun di dunia sangat cepat berganti dan teramat singkat kita jalani. Karena singkatnya itu, sebagai muslim kita harus dapat memanfaatkan 'waktu' kita di dunia dengan sebaik-baiknya.

(Baca juga : Menunda-nunda Waktu Salat, Musibah Besar Kaum Perempuan )

Dan ulama adalah teladan kita dalam masalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya ini. Mereka bisa meraih ilmu sebanyak dan sekuat itu, tidak lain, karena waktu yang diberikan kepada mereka bisa termanfaatkan dengan penuh optimal. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah mutiara nasihat ulama tentang memanfaatkan waktu tersebut, di antaranya:

1. Imam Al Ghazali

“Waktumu adalah umurmu. Umurmu adalah modal utamamu. Itulah yang bisa kau niagakan untuk sampai ke kebahagiaan abadi di Sisi Allah Taala. Nafas yang sudah dihembuskan adalah permata tapi sudah tidak bernilai lagi. Hilang tanpa pengganti.”



(Baca juga : 5 Amalan Agar Mempermudah Dapat Jodoh )

2. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah

“Jangan seperti orang bodoh, begitu bergembira karena hartanya bertambah padahal umurnya selalu berkurang. Apa untungnya jika harta bertambah tapi umur berkurang? Berbahagialah saat bertambah ilmu dan amalmu. Karena keduanyalah yang akan mengantar dan menemanimu di alam kubur, saat kau ditinggalkan teman, keluarga dan hartamu.”

3. Imam Asy-Syafi’i

“Aku berkumpul dengan kaum Sufi. Manfaat yang dapat kuambil dari mereka hanya dua nasihat. Pertama, waktu bagaikan pedang. Jika tak kau gunakan untuk memotong, kaulah yang akan terpotong. Kedua, jiwamu, jika tidak kau sibukkan untuk kebenaran pasti akan balik menyibukkan dirimu sendiri dengan kebatilan.”

(Baca juga : Orang yang Terakhir Masuk Pintu Surga )

4. Abdullah bin Mas'ud

“Penyesalanku yang paling mendalam adalah hari saat matahari terbenan yang berarti berkurang umurku, tapi amalku tidak bertambah.”

5. Ibnu Atha’illah As-Sakandari

“Jangan kau habiskan hembusan-hembusan nafasmu bukan dalam ketaatan kepada Allah Taala. Jangan kau lihat kecilnya hembusan-hembusan itu, tapi lihatlah besarnya amal yang bisa dilakukan di dalamnya, dan besarnya pahala amalan itu. Nafasmu adalah butiran-butiran mutiara. Pernahkah kau melihat orang membuang butiran mutiara di tempat sampah?”

(Baca juga: FPI Berubah Jadi Front Persatuan Islam, Fadli Zon Ucapkan Selamat )

6. Umar bin Abdul Aziz

“Siang dan malam hari terus bergerak mengambil dirimu, maka bergeraklah mengambil manfaat darinya.”

7. Hasan Al-Basri
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ‌ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.

(QS. Al-Baqarah Ayat 285)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More