Begini Do'a Setelah Salat Hajat Serta Waktu dan Tata Caranya
Senin, 04 Januari 2021 - 06:00 WIB
SALAT hajat merupakan salah satu salat sunnah yang dilakukan dengan tujuan khusus memohon kepada Allah SWT agar mengabulkan hajat, keperluan, atau kebutuhan kita. (
)
Hajat yang dimaksud di sini sudah barang tentu adalah keinginan yang sesuai syariat. Contohnya yang berhubungan dengan jodoh, pekerjaan kesuksesan, atau yang lainnya.
Sayyid Sabiq pada Fiqih Sunnah yang mengutip hadis shahih dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ يُتِمُّهُمَا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ مُعَجِّلاً أَوْ مُؤَخِّراً
“Barangsiapa yang berwudhu serta menyempurnakannya, lalu melakukan salat dua rakaat secara sempurna maka Allah akan memberi apa saja yang ia minta, baik segera atau lambat.” (HR Ahmad)
Hukum salat hajat merupakan sunnah yakni jika dilakukan akan memperoleh pahala serta apabila tidak dilakukan juga tak akan berdosa.
Salat ini amat dianjurkan untuk siapa saja yang memiliki suatu keperluan/hajat terlebih lagi keperluan itu termasuk dalam kebutuhan yang besar.
Dari Abdullah bin Abi Aufa bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
منكانتلهإلىاللهحاجةأوإلىأحدمنبنيآدمفليتوضأفليحسنالوضوءثمليصلركعتينثمليثنعلىاللهوليصلعلىالنبيصلىاللهعليهوسلمثمليقللاإلهإلااللهالحليمالكريمسبحاناللهربالعرشالعظيمالحمدللهربالعالمينأسئلكموجباترحمتكوعزائممغفرتكوالغنيمةمنكلبروالسلامةمنكلإثملاتدعليذنباإلىغفرتهولاهماإلافرجتهولاحاجةهيلكرضاإلاقضيتهاياأرحمالراحمين
“Barangsiapa yang mempunyai kebutuhan atau hajat terhadap Allah atau terhadap seseorang dari anak Adam maka hendaknya ia mengambil wudhu serta memperbaiki wudhunya, lalu hendaknya ia mengerjakan salat 2 rakaat lalu memuji Allah, serta bershalawat terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Berikutnya membaca:
لاإلهإلااللهالحليمالكريمسبحان اللهربالعرشالعظيمالحمدللهربالعالمينأسئلكموجباترحمتكوعزائممغفرتكوالغنيمةمنكلبروالسلامةمنكلإثملاتدعليذنباإلىغفرتهولاهماإلافرجتهولاحاجةهيلكرضاإلاقضيتهاياأرحمالراحمين
“Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, Al-Halim Al-Karim, Maha Suci Allah Pemilik Arsy yang besar, segala puji untuk Allah, rabb semesta alam, hamba memohon terhadap Mu atas apa – apa yang akan mendatangkan rahmat dari Mu, serta ampunan Mu, serta hamba memohon terhadap Mu untuk memperoleh setiap kebaikan serta keselamatan dari setiap dosa, janganlah Engkau tinggalkan untuk ku dosa selain sudah Engkau ampuni, serta jangan Engkau tinggalkan untukku rasa gelisah selain Engkau beri jalan keluar, serta jangan Engkau tinggalkan untukku kebutuhanku yang engkau ridhai selain Engkau tunaikan untukku, wahai Yang Maha Penyayang.” (HR. At-tirmidzy 2/344, dan Ibnu Majah 1/44, berkata Syeikh Al-Albany).
Dalam mengerjakan salat hajat tak memiliki waktu khusus. Itu artinya bisa dkerjakan di waktu siang hari atau malam hari.
Hanya saja, ada waktu utama apabila kita mengerjakannya pada sepertiga malam terakhir maka semua keperluan serta doa – doa kita akan lebih mustajab untuk dikabulkan oleh Allah.
Tak hanya itu saja. Di waktu sepertiga malam Allah juga turun dari langit serta berjanji akan mengabulkan doa serta permintaan setiap hamba yang tulus dan juga ikhlas dalam berdoa serta meminta kepada -Nya.
Sama halnya dengan salat tahajud, salat hajat ini juga bisa dilakukan pada saat sudah tidur serta bangun untuk salat.
Salat ini juga tak boleh dilakukan pada saat waktu dilarangnya salat, yakni selepas salat subuh hingga terbit matahari serta sesudah salat ashar.
Tata cara salat hajat sama halnya dengan pengerjaan salat sunnah pada umumnya.
Sebelum mengerjakan salat, disyaratkan untuk:
- Suci dari hadas kecil dan juga hadas besar
- Pakaian, suci badan, serta tempat dari najis
- Menutup aurat
- Menghadap ke arah kiblat.
Berikut ini adalah tata cara salat hajat
Rakaat pertama:
- Membaca niat sholat hajat
- Takbirotul ihram, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa iftitah
- Lalu membaca surat Al-Fatihah
- Kemudian membaca suratan yang dikuasai dalam Al Quran
- Ruku dengan tuma’ninah
- I’tidal (bangun dari ruku) dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
Rakaat kedua:
- Berdiri kembali untuk mengerjakan rakaat kedua
- Membaca surat Al-Fatihah
- Kemudian membaca surat yang dikuasai dalam Al-Quran
- Ruku dengan tuma’ninah
- I’tidal (bangun dari ruku) dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Duduk tasyahud akhir dengan tuma’ninah
- Mengucapkan salam
Setiap langkahnya sama pada saat mengerjakan salat wajib, namun hanya niatnya saja yang berbeda.
Niat Sholat Hajat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
“Usholli sunnatal-haajati rok’atayni lillahi ta’aala”.
Artinya:
“Saya berniat untuk melakukan sholat sunnah hajat dua reka’at sebab Allah Ta’ala”.
Doa Salat Hajat
Apabila sudah selesai melaksanakan salat sunnah hajat, maka dianjurkan untuk membaca zikir serta doa salat hajat dengan khusyuk.
Berikut ini adalah bacaan doanya, antara lain:
1. Membaca Istighfar
Di dalam kitab Tajul jamil-lil-ushul juga disarankan untuk membaca istighfar sebanyak 100 kali.
Bacaan:
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمِ
“Astaghfirullahal-‘adzhiim”
Artinya:
“Hamba memohon ampunan kepada Allah yang Maha Besar dan Maha Agung”.
Dengan versi lengkapnya ada di bawah ini:
اَسْتَغْفِرُاللهَ رَبِّي مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
“Astaghfirullaha Robbii min kulli dzanbin wa atuubu ilayhi”
Artinya: “Hamba memohon ampunan terhadap Allah Tuhanku, dari segala dosa serta hama bertaubat terhadap -Mu”.
2. Membaca Selawat Nabi
Selesai membaca istighfar kemudian lanjutkan lagi dengan membaca selawat atas Nabi Muhammad SAW sebanyak 100 kali.
Bacaan:
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةَ الرِّضَا وَارْضَ عَنْ اَصْحَابِ الرِّضَاالرِّضَا
“Allahumma sholli ‘alaa muhammadin sholaatar-ridhoo wardho ‘an ashaabir-ridhor-ridhoo”
Artinya: “Yaa Allah, berilah karunia kesejahteraan atas junjungan kami kepada Nabi Muhammad, kesejahteraan yang diridhoi serta ridhoilah dari pada sahabat sahabat sekalian”.
3. Membaca Doa Salat Hajat
Selepas membaca selawat atas Nabi Muhammad SAW sebanyak 100 kali, kemudian membaca doa salat hajat.
لَاِلَهَ اِلَّااللهُ الْحَكِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ اَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّوَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ لَا تَدَعْ لِى ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّافَرَّجْتَهُ وَلَاحَاجَةً اِلَّا هِيَ لَكَ رِضًااِلَّاقَضَيْتَهَا يَااَرْحَمَ الرَّحِمِينَ
“Laa ilaaha illallahul hakiimul kariimu subhaanallahi rabbil ‘arsyil ‘adzhiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin asaluka muujibaati rahmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birrin was-salaamata min kulli itsmin laa tada’ lii dzanban illa ghafartahu wa laa hamman illaa farrajtahu wa laa haajatan illaa hiya laka ridhon illaa qadhaytahaa yaa arhamar raahimiin”.
Artinya: “Tak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Penyantun dan juga Pemurah. Maha Suci Allah Tuhan untuk pemelihara arsy yang Maha Agung. Segala puji untuk Allah Tuhan seru semesta alam. Terhadap Mu lah hamba memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat Mu, serta sesuatu yang memberikan ampunan Mu, serta mendapatkan keuntungan untuk setiap dosa. Janganlah Engkau membiarkan dosa dari diriku, selain Engkau ampuni serta tak ada sesuatu kepentingan selain Engkau memberikan jalan keluar, serta tak ada juga sesuatu hajat yang memperoleh ridho Mu, selain Engkau kabulkan. Wahai Tuhan yang maha Pengasih dan maha Penyayang” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa).
Hajat yang dimaksud di sini sudah barang tentu adalah keinginan yang sesuai syariat. Contohnya yang berhubungan dengan jodoh, pekerjaan kesuksesan, atau yang lainnya.
Sayyid Sabiq pada Fiqih Sunnah yang mengutip hadis shahih dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ يُتِمُّهُمَا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ مُعَجِّلاً أَوْ مُؤَخِّراً
“Barangsiapa yang berwudhu serta menyempurnakannya, lalu melakukan salat dua rakaat secara sempurna maka Allah akan memberi apa saja yang ia minta, baik segera atau lambat.” (HR Ahmad)
Hukum salat hajat merupakan sunnah yakni jika dilakukan akan memperoleh pahala serta apabila tidak dilakukan juga tak akan berdosa.
Salat ini amat dianjurkan untuk siapa saja yang memiliki suatu keperluan/hajat terlebih lagi keperluan itu termasuk dalam kebutuhan yang besar.
Dari Abdullah bin Abi Aufa bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
منكانتلهإلىاللهحاجةأوإلىأحدمنبنيآدمفليتوضأفليحسنالوضوءثمليصلركعتينثمليثنعلىاللهوليصلعلىالنبيصلىاللهعليهوسلمثمليقللاإلهإلااللهالحليمالكريمسبحاناللهربالعرشالعظيمالحمدللهربالعالمينأسئلكموجباترحمتكوعزائممغفرتكوالغنيمةمنكلبروالسلامةمنكلإثملاتدعليذنباإلىغفرتهولاهماإلافرجتهولاحاجةهيلكرضاإلاقضيتهاياأرحمالراحمين
“Barangsiapa yang mempunyai kebutuhan atau hajat terhadap Allah atau terhadap seseorang dari anak Adam maka hendaknya ia mengambil wudhu serta memperbaiki wudhunya, lalu hendaknya ia mengerjakan salat 2 rakaat lalu memuji Allah, serta bershalawat terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Berikutnya membaca:
لاإلهإلااللهالحليمالكريمسبحان اللهربالعرشالعظيمالحمدللهربالعالمينأسئلكموجباترحمتكوعزائممغفرتكوالغنيمةمنكلبروالسلامةمنكلإثملاتدعليذنباإلىغفرتهولاهماإلافرجتهولاحاجةهيلكرضاإلاقضيتهاياأرحمالراحمين
“Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, Al-Halim Al-Karim, Maha Suci Allah Pemilik Arsy yang besar, segala puji untuk Allah, rabb semesta alam, hamba memohon terhadap Mu atas apa – apa yang akan mendatangkan rahmat dari Mu, serta ampunan Mu, serta hamba memohon terhadap Mu untuk memperoleh setiap kebaikan serta keselamatan dari setiap dosa, janganlah Engkau tinggalkan untuk ku dosa selain sudah Engkau ampuni, serta jangan Engkau tinggalkan untukku rasa gelisah selain Engkau beri jalan keluar, serta jangan Engkau tinggalkan untukku kebutuhanku yang engkau ridhai selain Engkau tunaikan untukku, wahai Yang Maha Penyayang.” (HR. At-tirmidzy 2/344, dan Ibnu Majah 1/44, berkata Syeikh Al-Albany).
Dalam mengerjakan salat hajat tak memiliki waktu khusus. Itu artinya bisa dkerjakan di waktu siang hari atau malam hari.
Hanya saja, ada waktu utama apabila kita mengerjakannya pada sepertiga malam terakhir maka semua keperluan serta doa – doa kita akan lebih mustajab untuk dikabulkan oleh Allah.
Tak hanya itu saja. Di waktu sepertiga malam Allah juga turun dari langit serta berjanji akan mengabulkan doa serta permintaan setiap hamba yang tulus dan juga ikhlas dalam berdoa serta meminta kepada -Nya.
Baca Juga
Sama halnya dengan salat tahajud, salat hajat ini juga bisa dilakukan pada saat sudah tidur serta bangun untuk salat.
Salat ini juga tak boleh dilakukan pada saat waktu dilarangnya salat, yakni selepas salat subuh hingga terbit matahari serta sesudah salat ashar.
Tata cara salat hajat sama halnya dengan pengerjaan salat sunnah pada umumnya.
Sebelum mengerjakan salat, disyaratkan untuk:
- Suci dari hadas kecil dan juga hadas besar
- Pakaian, suci badan, serta tempat dari najis
- Menutup aurat
- Menghadap ke arah kiblat.
Berikut ini adalah tata cara salat hajat
Rakaat pertama:
- Membaca niat sholat hajat
- Takbirotul ihram, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa iftitah
- Lalu membaca surat Al-Fatihah
- Kemudian membaca suratan yang dikuasai dalam Al Quran
- Ruku dengan tuma’ninah
- I’tidal (bangun dari ruku) dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
Rakaat kedua:
- Berdiri kembali untuk mengerjakan rakaat kedua
- Membaca surat Al-Fatihah
- Kemudian membaca surat yang dikuasai dalam Al-Quran
- Ruku dengan tuma’ninah
- I’tidal (bangun dari ruku) dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Duduk tasyahud akhir dengan tuma’ninah
- Mengucapkan salam
Setiap langkahnya sama pada saat mengerjakan salat wajib, namun hanya niatnya saja yang berbeda.
Niat Sholat Hajat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
“Usholli sunnatal-haajati rok’atayni lillahi ta’aala”.
Artinya:
“Saya berniat untuk melakukan sholat sunnah hajat dua reka’at sebab Allah Ta’ala”.
Doa Salat Hajat
Apabila sudah selesai melaksanakan salat sunnah hajat, maka dianjurkan untuk membaca zikir serta doa salat hajat dengan khusyuk.
Berikut ini adalah bacaan doanya, antara lain:
1. Membaca Istighfar
Di dalam kitab Tajul jamil-lil-ushul juga disarankan untuk membaca istighfar sebanyak 100 kali.
Bacaan:
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمِ
“Astaghfirullahal-‘adzhiim”
Artinya:
“Hamba memohon ampunan kepada Allah yang Maha Besar dan Maha Agung”.
Dengan versi lengkapnya ada di bawah ini:
اَسْتَغْفِرُاللهَ رَبِّي مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
“Astaghfirullaha Robbii min kulli dzanbin wa atuubu ilayhi”
Artinya: “Hamba memohon ampunan terhadap Allah Tuhanku, dari segala dosa serta hama bertaubat terhadap -Mu”.
2. Membaca Selawat Nabi
Selesai membaca istighfar kemudian lanjutkan lagi dengan membaca selawat atas Nabi Muhammad SAW sebanyak 100 kali.
Bacaan:
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةَ الرِّضَا وَارْضَ عَنْ اَصْحَابِ الرِّضَاالرِّضَا
“Allahumma sholli ‘alaa muhammadin sholaatar-ridhoo wardho ‘an ashaabir-ridhor-ridhoo”
Artinya: “Yaa Allah, berilah karunia kesejahteraan atas junjungan kami kepada Nabi Muhammad, kesejahteraan yang diridhoi serta ridhoilah dari pada sahabat sahabat sekalian”.
3. Membaca Doa Salat Hajat
Selepas membaca selawat atas Nabi Muhammad SAW sebanyak 100 kali, kemudian membaca doa salat hajat.
لَاِلَهَ اِلَّااللهُ الْحَكِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ اَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّوَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ لَا تَدَعْ لِى ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّافَرَّجْتَهُ وَلَاحَاجَةً اِلَّا هِيَ لَكَ رِضًااِلَّاقَضَيْتَهَا يَااَرْحَمَ الرَّحِمِينَ
“Laa ilaaha illallahul hakiimul kariimu subhaanallahi rabbil ‘arsyil ‘adzhiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin asaluka muujibaati rahmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birrin was-salaamata min kulli itsmin laa tada’ lii dzanban illa ghafartahu wa laa hamman illaa farrajtahu wa laa haajatan illaa hiya laka ridhon illaa qadhaytahaa yaa arhamar raahimiin”.
Artinya: “Tak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Penyantun dan juga Pemurah. Maha Suci Allah Tuhan untuk pemelihara arsy yang Maha Agung. Segala puji untuk Allah Tuhan seru semesta alam. Terhadap Mu lah hamba memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat Mu, serta sesuatu yang memberikan ampunan Mu, serta mendapatkan keuntungan untuk setiap dosa. Janganlah Engkau membiarkan dosa dari diriku, selain Engkau ampuni serta tak ada sesuatu kepentingan selain Engkau memberikan jalan keluar, serta tak ada juga sesuatu hajat yang memperoleh ridho Mu, selain Engkau kabulkan. Wahai Tuhan yang maha Pengasih dan maha Penyayang” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa).
(mhy)