Kabar Gembira, Ketika Izrail Datang Membawa Kafan dan Wewangian dari Surga
Kamis, 11 Februari 2021 - 19:04 WIB
JIKA ajal telah tiba dan manusia siap memasuki alam gaib . Allah mengutus malaikat maut untuk mencabut ruh yang mengatur dan menggerakkan badan.
Allah berfirman:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (QS Al-An'am : 61)
Dr. Umar Sulaiman al Asygar dalam Buku Ensiklopedia Kiamat memaparkan malaikat maut mendatangi seorang mukmin dalam rupa yang baik dan bagus, sedangkan kepada orang kafir dan munafik , ia datang dalam bentuk yang menakutkan.
Dalam hadis dari al-Barra ibn Azib diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jika seorang mukmin berada dalam keadaan berpisah dari dunia dan menuju akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajah mereka putih bagai matahari. Mereka membawa kafan dan wewangian dari surga, lalu mereka duduk di depannya sejauh pandangan si hamba.
Kemudian datanglah malaikat maut, lalu duduk di dekat kepalanya dan berkata, Wahai jiwa yang baik (dalam riwayat lain: jiwa yang tenang), keluarlah menuju ampunan dan ridha Tuhanmu!
Lalu jiwa itu keluar mengalir seperti tetesan air mengalir dari mulut kantong air, lalu si malaikat mengambilnya.
Jika seorang kafir (dalam riwayat lain: orang jahat) sedang dalam keadaan terputus dari akhirat, dan menghadapi dunia, dari langit turun kepadanya malaikat, yang galak, bengis dan hitam wajahnya dengan memakai pakaian menjijikkan (dari neraka).
Para malaikat duduk sejarak pandangan matanya. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepalanya, lalu berkata, “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kebencian dan murka Allah! Lalu ia berpisah dari jasadnya, dan si malaikat mencabut nyawanya seperti bulu wol yang tebal dan basah dicabut (bersamaan dengan itu ter putuslah urat-urat dan syarafnya).”
Umar Sulaiman al Asygar menuturkan bahwa kita tidak dapat menyaksikan yang terjadi pada si mayit pada saat kematiannya walaupun kita dapat melihat gejala-gejalanya.
Allah menceritakan kepada kita tentang keadaan orang yang sedang sekarat. “Lalu mengapa ketika nyawa telah sampai di kerongkongan tidak kalian kembalikan, padahal kalian pada saat itu melihat. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian, tetapi kalian tidak dapat melihat”
Yang diceritakan dalam ayat di atas adalah ruh yang melintasi tenggorokan saat sekarat, dan orang-orang di sekitar yang mati menyaksikan sakaratul maut yang sedang dialaminya itu, namun mereka tidak dapat melihat malaikat yang mencabut ruhnya.
Allah Swt juga berfirman:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
"Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya." (QS Al-An'am Ayat 61)
كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”. [QS Al Qiyamah: 26-30]
Syaikh Sa’di dalam Taisir Al Karimi Ar Rahman Fi Tafsiri Kalami Al Mannan menjelaskan Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan.
Allah berfirman:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (QS Al-An'am : 61)
Dr. Umar Sulaiman al Asygar dalam Buku Ensiklopedia Kiamat memaparkan malaikat maut mendatangi seorang mukmin dalam rupa yang baik dan bagus, sedangkan kepada orang kafir dan munafik , ia datang dalam bentuk yang menakutkan.
Dalam hadis dari al-Barra ibn Azib diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jika seorang mukmin berada dalam keadaan berpisah dari dunia dan menuju akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajah mereka putih bagai matahari. Mereka membawa kafan dan wewangian dari surga, lalu mereka duduk di depannya sejauh pandangan si hamba.
Kemudian datanglah malaikat maut, lalu duduk di dekat kepalanya dan berkata, Wahai jiwa yang baik (dalam riwayat lain: jiwa yang tenang), keluarlah menuju ampunan dan ridha Tuhanmu!
Lalu jiwa itu keluar mengalir seperti tetesan air mengalir dari mulut kantong air, lalu si malaikat mengambilnya.
Jika seorang kafir (dalam riwayat lain: orang jahat) sedang dalam keadaan terputus dari akhirat, dan menghadapi dunia, dari langit turun kepadanya malaikat, yang galak, bengis dan hitam wajahnya dengan memakai pakaian menjijikkan (dari neraka).
Para malaikat duduk sejarak pandangan matanya. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepalanya, lalu berkata, “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kebencian dan murka Allah! Lalu ia berpisah dari jasadnya, dan si malaikat mencabut nyawanya seperti bulu wol yang tebal dan basah dicabut (bersamaan dengan itu ter putuslah urat-urat dan syarafnya).”
Umar Sulaiman al Asygar menuturkan bahwa kita tidak dapat menyaksikan yang terjadi pada si mayit pada saat kematiannya walaupun kita dapat melihat gejala-gejalanya.
Allah menceritakan kepada kita tentang keadaan orang yang sedang sekarat. “Lalu mengapa ketika nyawa telah sampai di kerongkongan tidak kalian kembalikan, padahal kalian pada saat itu melihat. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian, tetapi kalian tidak dapat melihat”
Yang diceritakan dalam ayat di atas adalah ruh yang melintasi tenggorokan saat sekarat, dan orang-orang di sekitar yang mati menyaksikan sakaratul maut yang sedang dialaminya itu, namun mereka tidak dapat melihat malaikat yang mencabut ruhnya.
Allah Swt juga berfirman:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
"Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya." (QS Al-An'am Ayat 61)
كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”. [QS Al Qiyamah: 26-30]
Syaikh Sa’di dalam Taisir Al Karimi Ar Rahman Fi Tafsiri Kalami Al Mannan menjelaskan Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan.