Rahasia Umur 40 Tahun yang Jarang Diketahui Orang

Rabu, 24 Februari 2021 - 13:33 WIB
Ulama berpesan bahwa orang yang bijak adalah mereka yang selalu mengingati kematian dan menyiapkan bekal sebelum ajal menjemput. Foto/ilustrasi
Salah satu karunia paling berharga adalah ketika manusia diberi umur yang barokah. Banyak orang tidak menyadari bahwa Al-Qur'an membahas tentang masalah umur.

Salah satu peringatan Allah terkait umur diabadikan dalam Al-Qur'an :

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun." (QS Fatir Ayat 37)

Baca Juga: Ada Apa dengan Usia 40 Tahun? Ini Penjelasannya

Maksud dari memanjangkan umur di sini adalah 40 tahun sebagaimana penfisiran dari ulama klasik seperti Imam Hasan Al-Bashri. Jika seorang telah mencapai umur 40 tahun dan ia tidak memiliki apa yang diinginkan dalam hidup dan tidak pula menjadi pencegah, maka biarkanlah ia dan jangan nafaskan kembali apa yang telah berlalu walaupun sebab-sebab tujuan hidup itu telah menghabiskan usia.

Menurut Ibnu Katsir, ayat di atas memberikan petunjuk bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh.

Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم pernah bersabda bahwa 'Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang".

Para Salafus Sholeh rahimahullahu berkata: Waktu manusia sejatinya adalah usianya sendiri. Waktu adalah substansi hidup manusia (yang dapat membawanya kepada) kehidupan yang abadi di tempat yang penuh kenikmatan (surga).

Dan waktu juga merupakan substansi (yang dapat mengantarkannya) ke dalam kesempitan yang penuh azab memilukan (neraka). Waktu berlalu begitu cepatnya, lebih cepat daripada berlalunya awan.

Maka barangsiapa yang waktunya adalah semata-mata hanya untuk Allah dan karena Allah, maka itulah kehidupan dan usianya (yang sebenarnya). Adapun selain itu, maka sejatinya tidaklah dianggap sebagai bagian dari hidupnya. Sekalipun ia hidup seperti ini, maka hidupnya bagaikan hewan ternak

Apabila ia menghabiskan waktunya di dalam kelalaian, kesia-siaan dan angan-angan kosong, dan ia lebih baik menghabiskan waktunya untuk tidur dan hal-hal tak berguna, maka sesungguhnya kematian adalah lebih baik daripada kehidupannya.



Rahasia Umur 40 Tahun

Apabila itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka Allah memberikan janji-Nya dalam Al-Qur'an yaitu kematangan. Umur 40 tahun adalah usia matang untuk bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak heran tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini.

Mengapa umur 40 tahun begitu penting? Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu:

1. Anak-Anak (Aulad): sejak lahir hingga akil baligh

2. Pemuda (Syabab) : sejak akil baligh hingga 40 tahun

3. Dewasa (Kuhul): 40 tahun hingga 60 tahun

4. Tua (Syuyukh): 60 tahun ke atas.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More