3 Hal yang Membinasakan Manusia, Di antaranya Mengagumi Diri Sendiri

Kamis, 25 Februari 2021 - 20:03 WIB
Ujub atau kagum terhadap diri sendiri adalah satu di antara 3 perkara yang membinasakan manusia. Foto/ilustrasi
Islam sangat perhatian dengan masalah akhlak dan menjadikannya sebagai pondasi yang sangat penting. Salah satu yang menyebabkan turunnya rahmat Allah dan diampuni dosa-dosa seseorang adalah akhlak yang terpuji.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم sendiri pernah mengatakan: "Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. " Di antara akhlak dasar seorang muslim adalah tawadhu', rendah hati, suka memberi, menghormati orang lain, pemalu, pemaaf dan lain sebagainya.



Penting menjadi orang saleh, orang hebat, orang baik. Tetapi jika merasa paling saleh, paling hebat, dan baik, adalah akhlaknya iblis. Na'udzbillahi min dzalik.

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:



ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

"Ada tiga perkara yang membinasakan manusia: (1) Sifat kikir yang dituruti, (2) Hawa nafsu yang ditaati, dan (3) Ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri." (HR Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman No. 731, Al Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No 325)

Salah satu hal yang membinasakan manusia adalah Ujub. Ujub artinya kagum dan merasa hebat dari orang lain. Al-Jurjaani mengatakan 'Ujub adalah seseorang menempatkan dirinya melebihi haknya.

Ujub sangat dekat kepada riya dan sombong. Ujub juga dapat menyebabkan seseorang terputus dari rahmat Allah kecuali ia bertobat.

Imam Al-Ghazali rahimahullah berkata: "Manusia yang paling parah kebodohannya adalah yang paling kuat keyakinan atas adanya keutamaan pada dirinya. Manusia yang paling kokoh akalnya adalah yang paling keras menuduh (kekurangan) pada dirinya." (Aqwaal Abu Hamid Al-Ghazali)

Cara Menghindari Ujub

Ulama ahli Fiqih yang hidup pada abad ke-13, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (1292-1350) memberi tips agar terhindar dari penyakit ujub, yaitu

1. Jika Allah memampukanmu untuk shalat malam, janganlah kau memandang orang yang tidur dengan pandangan merendahkan.

2. Jika Allah memampukanmu untuk puasa, jangan kau memandang orang yang tak berpuasa dengan pandangan merendahkan.

3. Jika Allah memampukanmu untuk berjihad, jangan kau memandang orang yang tak berjihad dengan pandangan merendahkan.

4. Bisa saja orang yang tidur, yang tak berpuasa dan yang tak berjihad lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.

Sungguh, jika engkau tidur di malam hari kemudian di pagi harinya engkau bangun dalam keadaan penyesalan (memohon ampun dari segala amal saleh yang terlewatkan) itu lebih baik, daripada engkau mengisi malam dengan ibadah, kemudian bangun di pagi hari dalam keadaan 'ujub (berbangga dengan diri dan amalan).



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Hadits of The Day
Dari Abdullah Busr radhiyallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata,  Wahai rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan!  Rasulullah bersabda, Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berdzikir kepada Allah.

(HR. Tirmidzi No. 3297)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More