Begini Cara Menjauhi Ujub Menurut Ibnul Qayyim
loading...
A
A
A
Ulama ahli Fiqih yang hidup pada abad ke-13, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (1292-1350) memberi tips agar terhindar dari penyakit ujub, riya dan sombong. Ibnul Qayyim yang bernama asli Muhammad bin Abi Bakr dikenal sebagai mujtahid yang juga ahli tafsir bermazhab Hanbali.
Beliau memiliki nasihat indah terkait penyakit ujub dalam Kitabnya Madarijus Salikin. Sebagaimana diketahui, ujub adalah penyaki hati yang sangat berbahaya. Ujub juga dapat menyebabkan seseorang terputus dari rahmat Allah kecuali ia bertobat.
Kata Ibnul Qayyim, jika Allah memampukanmu untuk shalat malam, janganlah kau memandang orang yang tidur dengan pandangan merendahkan.
Jika Allah memampukanmu untuk puasa, jangan kau memandang orang yang tak berpuasa dengan pandangan merendahkan.
Jika Allah memampukanmu untuk berjihad, jangan kau memandang orang yang tak berjihad dengan pandangan merendahkan.
Bisa saja orang yang tidur, yang tak berpuasa dan yang tak berjihad lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.
Sungguh, jika engkau tidur di malam hari kemudian di pagi harinya engkau bangun dalam keadaan penyesalan (memohon ampun dari segala amal saleh yang terlewatkan) itu lebih baik, daripada engkau mengisi malam dengan ibadah, kemudian bangun di pagi hari dalam keadaan 'ujub (berbangga dengan diri dan amalan)
Karena orang yang ujub, amalannya tidak akan naik ke sisi Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
"Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri." (HR at-Thabrani)
Wallahu A'lam
Sumber:
Kitab Madarijus Salikin karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
Beliau memiliki nasihat indah terkait penyakit ujub dalam Kitabnya Madarijus Salikin. Sebagaimana diketahui, ujub adalah penyaki hati yang sangat berbahaya. Ujub juga dapat menyebabkan seseorang terputus dari rahmat Allah kecuali ia bertobat.
Kata Ibnul Qayyim, jika Allah memampukanmu untuk shalat malam, janganlah kau memandang orang yang tidur dengan pandangan merendahkan.
Jika Allah memampukanmu untuk puasa, jangan kau memandang orang yang tak berpuasa dengan pandangan merendahkan.
Jika Allah memampukanmu untuk berjihad, jangan kau memandang orang yang tak berjihad dengan pandangan merendahkan.
Bisa saja orang yang tidur, yang tak berpuasa dan yang tak berjihad lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.
Sungguh, jika engkau tidur di malam hari kemudian di pagi harinya engkau bangun dalam keadaan penyesalan (memohon ampun dari segala amal saleh yang terlewatkan) itu lebih baik, daripada engkau mengisi malam dengan ibadah, kemudian bangun di pagi hari dalam keadaan 'ujub (berbangga dengan diri dan amalan)
Karena orang yang ujub, amalannya tidak akan naik ke sisi Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
"Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri." (HR at-Thabrani)
Wallahu A'lam
Sumber:
Kitab Madarijus Salikin karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
(rhs)