Cara Mengucapkan Amin yang Benar
Sabtu, 27 Februari 2021 - 09:30 WIB
Banyak di antara umat Islam keliru mengucapkan "Aamin" (آمِيْن). Salah satu kesalahan mengucapkan Amin yaitu mengucap dengan lafaz tasydid "Aammin" (آمِّن). Ada juga yang menghapus huruf Ya menjadi Ammin (أَمِّن).
Untuk diketahui, mengucap "Aamiin" (istilahnya ta'min) adalah sebab dikabulkannya doa, sebagaiman sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut:
إِذَا صَلَّيْتُمْ فَأَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثُمَّ لْيَؤُمَّكُمْ أَحَدُكُمْ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا قَالَ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ فَقُولُوا آمِينَ. يُجِبْكُمُ اللَّهُ
"Apabila kalian shalat maka luruskanlah shaf (barisan) kalian kemudian hendaknya salah seorang diantara kalian menjadi Imam. Apabila Imam bertakbir maka kalian bertakbir dan bila Imam mengucapkan "GHAIRIL MAGHDHUBI 'ALAIHIM WALADH-DHAALLIIN" maka ucapkanlah: Aamiin, niscaya Allah mengabulkannya. (HR Muslim)
Imam Nawawi dalam Kitab al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab menyatakan:
قَالَ أَصْحَابُنَا وَيُسَنُّ التَّأْمِينُ لِكُلِّ مَنْ فَرَغَ مِنْ الْفَاتِحَةِ سَوَاءٌ كَانَ فِي صَلَاةٍ أَوْ خَارِجَهَا قَالَ الْوَاحِدِيُّ لَكِنَّهُ فِي الصَّلَاةِ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا
"Ashhab kita (ulama mujtahid dalam mazhab Syafi'i) berpendapat bahwa disunahkan mengucapkan amin bagi setiap orang yang selesai membaca Surat Al-Fatihah , baik di dalam salat maupun di luar salat. Al-Wahidi berpendapat bahwa di dalam salat lebih dianjurkan."
Lafazh yang Benar
Lafazh yang benar dalam mengucapkan Aamin dan disepakati kebolehannya yaitu mengucapkan Aamiin dengan dua lafaz. Pertama, Aaamiin (آمِيْن) dengan memanjang huruf Hamzah. Kedua, Amiin (أَمِيْن) tanpa memanjang huruf Hamzah. Yang pertama lebih baik karena sesuai dengan maknanya "Ya Allah kabulkanlah".
Ada beberapa kata yang mirip "Aamiin", yaitu:
1. Kata أَمِيْنٌ (Amiin) artinya: orang yang amanah atau terpercaya.
2. Kata أٰمِنْ (Aaamin) artinya berimanlah atau berilah jaminan keamanan.
3. Kata آمِّيْنَ (Ammiin) artinya orang yang bermaksud menuju satu tempat.
Ada sebagian ulama yang memperbolehkan membaca "Amin" dalam shalat dengan bentuk bacaan semacam ini. Demikian keterangan Al-Wahidi. Imam An-Nawawi mengatakan, “Ini adalah pendapat yang sangat aneh. Kebanyakan ahli bahasa menganggapnya sebagai kesalahan pengucapan orang awam. Beberapa ulama mazhab kami (Mazhab Syafi’i) mengatakan, "Siapa saja yang membaca ‘Amin’ dengan model ini dalam shalatnya maka shalatnya batal." (At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, hlm. 134)
4. Kata أٰمِيْنَ (Aaamiin) yaitu Hamzah panjang 2 harakat atau lebih karena mengikuti Mad Badal, Min panjang 4-6 harakat karena mengikuti Mad Aridh Lis Sukun, dan nun dibaca mati). Artinya "kabulkanlah Ya Allah". Inilah bacaan "Amin" yang benar.
Imam Al-Baghowi mengatakan, seseorang dianjurkan untuk membaca "Aaminn) setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah dengan jeda terpisah dari Surat Al-Fatihah, bukan diwasal. Kata "Aaamin" juga dibaca takhfif pada mim 'Aamiin". Menurut ulama ahli Nahwu, Hamzah dapat dibaca panjang, yaitu "Aaamiin" atau pendek, yaitu Amiin".
Pendapat Imam An-Nawawi
Ada beberapa cara mengucapkan 'Aamiin" menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab:
وَأَمَّا لُغَاتُهُ فَفِي آمِينَ لُغَتَانِ مشهورتان (أفصحهما) وأشهرهما وأجودهما عند العلماء آمىنَ بِالْمَدِّ بِتَخْفِيفِ الْمِيمِ وَبِهِ جَاءَتْ رِوَايَاتُ الْحَدِيثِ (وَالثَّانِيَةُ) أَمِينَ بِالْقَصْرِ وَبِتَخْفِيفِ الْمِيمِ حَكَاهَا ثَعْلَبٌ وَآخَرُونَ… وَحَكَى الْوَاحِدِيُّ لُغَةً ثَالِثَةً آمِينَ بِالْمَدِّ وَالْإِمَالَةِ مُخَفَّفَةَ الْمِيمِ وحكاها عن حمزة ولكسائي… وَحَكَى الْوَاحِدِيُّ آمِّينَ بِالْمَدِّ أَيْضًا وَتَشْدِيدِ الْمِيمِ قَالَ رُوِيَ ذَلِكَ عَنْ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ وَالْحُسَيْنِ ابن الْفَضْلِ…
Untuk diketahui, mengucap "Aamiin" (istilahnya ta'min) adalah sebab dikabulkannya doa, sebagaiman sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut:
إِذَا صَلَّيْتُمْ فَأَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثُمَّ لْيَؤُمَّكُمْ أَحَدُكُمْ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا قَالَ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ فَقُولُوا آمِينَ. يُجِبْكُمُ اللَّهُ
"Apabila kalian shalat maka luruskanlah shaf (barisan) kalian kemudian hendaknya salah seorang diantara kalian menjadi Imam. Apabila Imam bertakbir maka kalian bertakbir dan bila Imam mengucapkan "GHAIRIL MAGHDHUBI 'ALAIHIM WALADH-DHAALLIIN" maka ucapkanlah: Aamiin, niscaya Allah mengabulkannya. (HR Muslim)
Imam Nawawi dalam Kitab al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab menyatakan:
قَالَ أَصْحَابُنَا وَيُسَنُّ التَّأْمِينُ لِكُلِّ مَنْ فَرَغَ مِنْ الْفَاتِحَةِ سَوَاءٌ كَانَ فِي صَلَاةٍ أَوْ خَارِجَهَا قَالَ الْوَاحِدِيُّ لَكِنَّهُ فِي الصَّلَاةِ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا
"Ashhab kita (ulama mujtahid dalam mazhab Syafi'i) berpendapat bahwa disunahkan mengucapkan amin bagi setiap orang yang selesai membaca Surat Al-Fatihah , baik di dalam salat maupun di luar salat. Al-Wahidi berpendapat bahwa di dalam salat lebih dianjurkan."
Lafazh yang Benar
Lafazh yang benar dalam mengucapkan Aamin dan disepakati kebolehannya yaitu mengucapkan Aamiin dengan dua lafaz. Pertama, Aaamiin (آمِيْن) dengan memanjang huruf Hamzah. Kedua, Amiin (أَمِيْن) tanpa memanjang huruf Hamzah. Yang pertama lebih baik karena sesuai dengan maknanya "Ya Allah kabulkanlah".
Ada beberapa kata yang mirip "Aamiin", yaitu:
1. Kata أَمِيْنٌ (Amiin) artinya: orang yang amanah atau terpercaya.
2. Kata أٰمِنْ (Aaamin) artinya berimanlah atau berilah jaminan keamanan.
3. Kata آمِّيْنَ (Ammiin) artinya orang yang bermaksud menuju satu tempat.
Ada sebagian ulama yang memperbolehkan membaca "Amin" dalam shalat dengan bentuk bacaan semacam ini. Demikian keterangan Al-Wahidi. Imam An-Nawawi mengatakan, “Ini adalah pendapat yang sangat aneh. Kebanyakan ahli bahasa menganggapnya sebagai kesalahan pengucapan orang awam. Beberapa ulama mazhab kami (Mazhab Syafi’i) mengatakan, "Siapa saja yang membaca ‘Amin’ dengan model ini dalam shalatnya maka shalatnya batal." (At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, hlm. 134)
4. Kata أٰمِيْنَ (Aaamiin) yaitu Hamzah panjang 2 harakat atau lebih karena mengikuti Mad Badal, Min panjang 4-6 harakat karena mengikuti Mad Aridh Lis Sukun, dan nun dibaca mati). Artinya "kabulkanlah Ya Allah". Inilah bacaan "Amin" yang benar.
Imam Al-Baghowi mengatakan, seseorang dianjurkan untuk membaca "Aaminn) setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah dengan jeda terpisah dari Surat Al-Fatihah, bukan diwasal. Kata "Aaamin" juga dibaca takhfif pada mim 'Aamiin". Menurut ulama ahli Nahwu, Hamzah dapat dibaca panjang, yaitu "Aaamiin" atau pendek, yaitu Amiin".
Pendapat Imam An-Nawawi
Ada beberapa cara mengucapkan 'Aamiin" menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab:
وَأَمَّا لُغَاتُهُ فَفِي آمِينَ لُغَتَانِ مشهورتان (أفصحهما) وأشهرهما وأجودهما عند العلماء آمىنَ بِالْمَدِّ بِتَخْفِيفِ الْمِيمِ وَبِهِ جَاءَتْ رِوَايَاتُ الْحَدِيثِ (وَالثَّانِيَةُ) أَمِينَ بِالْقَصْرِ وَبِتَخْفِيفِ الْمِيمِ حَكَاهَا ثَعْلَبٌ وَآخَرُونَ… وَحَكَى الْوَاحِدِيُّ لُغَةً ثَالِثَةً آمِينَ بِالْمَدِّ وَالْإِمَالَةِ مُخَفَّفَةَ الْمِيمِ وحكاها عن حمزة ولكسائي… وَحَكَى الْوَاحِدِيُّ آمِّينَ بِالْمَدِّ أَيْضًا وَتَشْدِيدِ الْمِيمِ قَالَ رُوِيَ ذَلِكَ عَنْ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ وَالْحُسَيْنِ ابن الْفَضْلِ…
Lihat Juga :