Jejak Dakwah Persuasif Walisongo di Nusantara

Minggu, 24 Mei 2020 - 05:56 WIB
Penyebaran agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran Walisongo. Walisongo dikenal memiliki ciri khasnya masing-masing untuk mendakwahkan agama Islam yang menyejukkan di Nusantara. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
PENYEBARAN agama Islam di Indonesia tidak lepas dari peran Walisongo . Menariknya, kesembilan Walisongo dikenal memiliki ciri khasnya masing-masing untuk mendakwahkan agama Islam yang menyejukkan di Nusantara.

1. Sunan Ampel





Sunan Ampel memiliki nama asli yaitu Raden Rahmat. Sunan Ampel tidak berasal dari Jawa. Ia berasal dari sebuah negeri bernama Negeri Champa.Ia lahir pada 1401 Masehi. 78 tahun setelahnya yaitu pada tahun 1479, Raden Rahmat alias Sunan Ampel mendirikan Masjid Demak sebagai sarana untuk berdakwah. Kemudian ia juga membangun pusat pendidikan yaitu pesantren yang menjadi pusat pendidikan dan berpengaruh di dunia. (Baca juga: Kisah Nabi Khidir dan Amalan yang Paling Dicintai Allah )

2. Sunan Gunung Jati





Sunan Gunung Jati yang bernama asli Syarif Hidayatullah menjadikan Kota Cirebon sebagai pusat dakwahnya. Sunan Gunung Jati adalah cucu Raja Padjajaran Prabu Siliwangi. Menurut sebuah pendapat, Sunan Gunung Jati dihormati oleh Kerajaan Demak dan Pajang. Dirinya juga memiliki jasa besar dalam penyebaran Islam di Jawa Barat. Di Cirebon, Sunan Gunung Jati mendirikan Kasultanan Cirebon dan Banten serta pesantren Gunung Jati. (Baca juga: Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Hilangnya Istana Pakuan )

3. Sunan Gresik



Maulana Malik Ibrahim atau akrab disebut Sunan Gresik merupakan Walisongo yang lahir di tempat sama sebagaimana lahirnya Sunan Ampel yaitu di Negeri Champa. Masyarakat Jawa biasa menyebut Sunan Gresik sebagai Asmaraqandi.

Sunan Gresik merupakan Walisongo senior mengingat ia merupakan orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Desa yang menjadi tempat bernaung Sunan Gresik untuk berdakwah adalah daerah Laren. Selain itu, Sunan Gresik juga membuka toko di Desa Romo.

4. Sunan Kudus



Sunan Kudus memiliki nama asli yaitu Jafar Sodiq. Ia adalah anak Utsman Haji yang merupakan seorang pendakwah di daerah Jipang Panolan, Blora. Sunan Kudus memiliki keilmuan dalam agama Islam berupa ilmu fiqih, ushul fiqih, tauhid, hadist, dan logika. Gending Maskumambang dan Mijil adalah sebuah cerita yang ia buat untuk kepentingan dakwah. Sunan Kudus wafat pada 1550 Masehi dan dimakamkan di pemakaman Masjid Menara Kudus.

5. Sunan Muria



Lereng Gunung Muria adalah tempat kelahiran Sunan Muria. Kata Muria pun diambil dari kata Gunung Muria yang terletak 18 kilometer dari utara Kota Kudus. Metode dakwah yang digunakan oleh Sunan Muria adalah penyebaran agama Islam dengan cara halus.

Sunan Kudus sangat menyukai berdakwah di tempat terpencil dan jauh dari ekosistem kota antara lain dirinya berdakwah di sekitar Gunung Muria. Karena daerah tersebut merupakan pegunungan maka untuk berinteraksi dengan masyarakat, Sunan Kudus dalam dakwahnya juga mengajarkan cara bercocok tanam.

6. Sunan Drajat



Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel serta adik dari Sunan Bonang. Akrab disapa Raden Qasim, Sunan Drajat belajar agama Islam melalui ayahnya di Pondok Pesantren yang berlokasi di daerah Ampel, Surabaya. (Baca juga:

Kisah Perjalanan Sunan Drajat Menghadapi Berbagai Rintangan saat Menyebarkan Islam )

Sunan Drajat terkenal akan jiwa sosialnya yang tinggi. Ini kemudian sejalan dengan tema-tema dakwah yang dibawaknya dimana kental dengan tema gotong royong dan saling membantu.

7. Sunan Bonang



Sunan Bonang atau Raden Makhdum adalah putra dari Sunan Ampel. Ia menempuh pendidikan agama Islam di Malaka, tepat setelah ayahnya wafat. Usai menyelesaikan pendidikan, ia kembali ke Tuban dan akhirnya mendirikan pondok pesantren.

Dakwahnya sarat akan kesenian yaitu kesenian sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Tembang Tombo Ati merupakan hasil karya Sunan Bonang yang sampai saat ini akrab ditelinga masyarakat Indonesia.

8. Sunan Giri



Sunan Giri atau Raden Paku adalah putra dari Maulana Ishaq dan Nyi Sekardadu (putri Blambangan). Ketika usianya memasuki remaja, ia belajar agama Islam di Pondok Pesantren milik Sunan Ampel.

Sunan Giri menjadi tokoh berpengaruh di Kesultanan Demak. Bahkan dirinya sempat menjadi raja selama masa transisi sebelum akhirnya diserahkan kepada Raden Patah.

Usai menunaikan pendidikannya, Sunan Giri mendirikan pesantren di daerah Giri, Tuban. Ia wafat pada abad 16 Masehi dan dimakamkan di Gresik Jawa Timur.

9. Sunan Kalijaga



Bernama asli Raden Said, lahir diperkirakan pada 1450. Ia adalah putra dari Adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta atau lebih dikenal dengan Raden Sahur. Sunan Kalijaga adalah Sunan paling merakyat ketika menyebarkan agama Islam pada masyarakat Jawa. (Baca juga: Sunan Kalijaga, Nyai Ratu Kidul dan Kisah Rompi Ontokusumo )

Pendekatan yang digunakan Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan agama Islam adalah melalui kesenian dan kebudayaan. Beberapa kesenian yang menjadi warisan Sunan Kalijaga adalah wayang, seni ukir, seni tulis dan gamelan. Lagu Lir Ilir dan Gundul Pacul adalah warisan Sunan Kalijaga.
(poe)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ تَوَلَّوۡا قَوۡمًا غَضِبَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمؕۡ مَّا هُمۡ مِّنۡكُمۡ وَلَا مِنۡهُمۡۙ وَيَحۡلِفُوۡنَ عَلَى الۡكَذِبِ وَهُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ
Tidakkah engkau perhatikan orang-orang (munafik) yang menjadikan suatu kaum yang telah dimurkai Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu bukan dari (kaum) kamu dan bukan dari (kaum) mereka. Dan mereka bersumpah atas kebohongan, sedang mereka mengetahuinya.

(QS. Al-Mujadilah Ayat 14)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More