Waktu Mustajab Berdoa Setelah Sholat Ashar di Hari Jumat, Segera Amalkan!

Jum'at, 09 April 2021 - 12:15 WIB
Seyogianya di sepanjang hari Jumat, seorang Muslim memperbanyak berdoa, dengan harapan menemui waktu ijabah yang bisa jadi berpindah-pindah di setiap Jumatnya. Foto ilustrasi/ist
Keistimewaan dan keutamaan hari Jumat bagi umat Islam, tidak diragukan lagi. Namun, tahukah Anda muslimah? Bila ternyata ada satu satu waktu dalam satu kali 24 jam pada hari Jumat ini yang mustajab untuk dibuat berdoa. Waktu tersebut dirahasiakan oleh Allah Ta'ala sebagaimana Allah merahasiakan Lailatul Qadar.

Baca juga: Memakmurkan Masjid dan Balasan Pahala yang Mengamalkannya

Mengutip ceramah Ustadz M. Mubasysyarum Bih yang dilansir NU online, menurutnya ada beberapa pendapat mengenai waktu mustajab tersebut. Di antaranya adalah pendapat yang menyatakan waktu ijabah adalah setelah Ashar di hari Jumat. Pendapat tersebut berdasar pada hadis sebagai berikut:

يوم الجمعة اثنتا عشرة ساعة منها ساعة لا يوجد عبد مسلم يسأل الله شيئا إلا أتاه إياه فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر

“Dua belas jam pada hari Jumat di antaranya terdapat waktu yang seorang hamba Muslim tidaklah meminta sesuatu kepada Allah di waktu tersebut, kecuali Allah mengabulkan permintaannya . Maka carilah waktu tersebut di akhir waktu setelah Ashar.” (HR. Abu Daud, al-Nasa’i, al-Hakim dan al-Baihaqi).





Hadis tersebut disahihkan oleh Imam al-Hakim, beliau sebagaimana dikutip al-‘Iraqi menegaskan: قال الحاكم صحيح على شرط مسلم “Dan al-Hakim berkata, hadis ini sahih sesuai standar kesahihannya Imam Muslim.” (Syekh Zainuddin Abdurrahim bin al-Husain al-‘Iraqi, juz 3, hal. 190).

Sementara menurut keterangan hadis riwayat Imam Muslim, waktu ijabah adalah waktu di antara duduknya khatib di atas mimbar hingga Imam shalat Jumat menyelesaikan shalat Jumat. Riwayat Imam Muslim inilah yang kemudian dipilih oleh mayoritas ulama Syafi’iyyah dalam menentukan waktu ijabah.



Al-Imam An-Nawawi mengatakan: “Waktu ijabah adalah waktu di antara duduknya khatib di atas mimbar saat pertama kali ia naik hingga imam shalat Jumat menyelesaikan shalatnya. Hal ini sesuai dengan keterangan dalam Shahih Muslim dari sabda Nabi, riwayat Sahabat Abi Musa Al-Asy’ari. Pendapat lain mengatakan, ada beberapa versi yang banyak dan masyhur selain pendapat yang pertama. Yang paling masyhur adalah setelah Ashar hari Jumat. Pendapat yang benar adalah yang pertama,” (Lihat Al-Imam An-Nawawi, Tahriru Alfazhit Tanbih, juz I, halaman 87).



Bagaimana memahami dua riwayat Imam Abu Daud dan Imam Muslim yang bertentangan? Padahal keduanya sama-sama sahih? Al-Nawawi menegaskan bahwa dimungkinkan waktu ijabah berganti-ganti di setiap Jumatnya. Di hari Jumat tertentu, terkadang sesuai penegasan dalam riwayat Abu Daud, di Jumat yang lain terkadang sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Imam Muslim.



Pola ini sebagaimana yang dipilih oleh al-Nawawi dalam mengorelasikan riwayat tentang Lailatul Qadar yang berbeda-beda. Al-Imam al-Nawawi menegaskan: “Dan mungkin bahwa sesungguhnya waktu ijabah berpindah-pindah, di sebagian Jumat berada waktu tertentu, di Jumat yang lain terjadi di waktu yang lain, sebagaimana pendapat yang dipiilih dalam Lailatul Qadar.” (al-Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz 4, hal. 426)



Walhasil, bagaimanapun juga waktu bakda Ashar di hari Jumat memiliki keutamaan yang besar, terlepas dari beberapa perbedaan riwayat berkaitan dengan waktu ijabah di hari Jumat. Seyogianya di sepanjang hari Jumat, seorang Muslim memperbanyak berdoa, dengan harapan menemui waktu ijabah yang bisa jadi berpindah-pindah di setiap Jumatnya.

Wallahu A’lam.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More