Larangan Sholat Witir Menyerupai Sholat Maghrib
Rabu, 14 April 2021 - 17:15 WIB
Sholat Witir adalah sholat penutup Qiyamul-lail (sholat malam). Sholat ini dikerjakan setelah sholat Isya sebelum masuk waktu Shubuh. Bilangan rakaatnya adalah ganjil.
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Witir adalah hak atas setiap muslim. Barangsiapa yang suka berwitir tiga rakaat hendaknya ia melakukannya, dan barangsiapa yang berwitir satu rakaat, hendaknya ia melakukannya."
Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha menerangkan tentang sholat malam Rasulullah di bulan Ramadhan. "Rasul tidak pernah sholat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, yaitu beliau sholat 4 rakaat, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama sholatnya, kemudian beliau sholat 4 rakaat lagi, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama salatnya, kemudian beliau sholat witir 3 rakaat." (Hadits Al-Bukhori 2/47, Muslim 2/166)
Larangan Witir Seperti Maghrib
Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam melarang pelaksanaan sholat Witir tiga rakaat seperti Maghrib. Beliau menyebutkan illat-nya (sebabnya) dengan berkata: "Jangan kalian menyerupai (Witir) dengan salat Maghrib". Oleh karena itu, bagi orang yang menunaikan salat Witir tiga rakaat, maka harus menghindari praktik yang menyerupai (sholat Maghrib).
Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan dua cara: Salah satunya salam antara (bilangan) genap dan ganjil. Ini yang lebih kuat dan lebih baik. Yang lainnya adalah agar tidak duduk di antara yang genap dan yang ganjil.
Baca Juga: sholat Witir,
عن عبد العزيز بن جريج قال: سألنا عائشة بأي شيء كان يوتر رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ قالت كان يقرأ في الركعة الأولى بسبح اسم ربك الأعلى . وفي الثانية قل يا أيها الكافرون . وفي الثالثة قل هو الله أحد والمعوذتين
Dari Abdul Aziz bin Juraij beliau berkata: Kami bertanya kepada ‘Aisyah: Dengan apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam salat witir? Maka 'Aisyah menjawab: Beliau membaca (sabbihismarabbikal a’la) pada rakaat pertama, dan (qul yaa ayyuhal kafirun) ada rakaat yang kedua, dan (qul huwallahu ahad) serta (al mu’awwidzatain/al-falaq dan An-Naas) pada rakaat yang ketiga." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Terdapat riwayat lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah membaca dalam rakaat Witir seratus ayat dari surat An-Nisaa.
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Witir adalah hak atas setiap muslim. Barangsiapa yang suka berwitir tiga rakaat hendaknya ia melakukannya, dan barangsiapa yang berwitir satu rakaat, hendaknya ia melakukannya."
Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha menerangkan tentang sholat malam Rasulullah di bulan Ramadhan. "Rasul tidak pernah sholat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, yaitu beliau sholat 4 rakaat, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama sholatnya, kemudian beliau sholat 4 rakaat lagi, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama salatnya, kemudian beliau sholat witir 3 rakaat." (Hadits Al-Bukhori 2/47, Muslim 2/166)
Larangan Witir Seperti Maghrib
Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam melarang pelaksanaan sholat Witir tiga rakaat seperti Maghrib. Beliau menyebutkan illat-nya (sebabnya) dengan berkata: "Jangan kalian menyerupai (Witir) dengan salat Maghrib". Oleh karena itu, bagi orang yang menunaikan salat Witir tiga rakaat, maka harus menghindari praktik yang menyerupai (sholat Maghrib).
Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan dua cara: Salah satunya salam antara (bilangan) genap dan ganjil. Ini yang lebih kuat dan lebih baik. Yang lainnya adalah agar tidak duduk di antara yang genap dan yang ganjil.
Baca Juga: sholat Witir,
عن عبد العزيز بن جريج قال: سألنا عائشة بأي شيء كان يوتر رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ قالت كان يقرأ في الركعة الأولى بسبح اسم ربك الأعلى . وفي الثانية قل يا أيها الكافرون . وفي الثالثة قل هو الله أحد والمعوذتين
Dari Abdul Aziz bin Juraij beliau berkata: Kami bertanya kepada ‘Aisyah: Dengan apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam salat witir? Maka 'Aisyah menjawab: Beliau membaca (sabbihismarabbikal a’la) pada rakaat pertama, dan (qul yaa ayyuhal kafirun) ada rakaat yang kedua, dan (qul huwallahu ahad) serta (al mu’awwidzatain/al-falaq dan An-Naas) pada rakaat yang ketiga." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Terdapat riwayat lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah membaca dalam rakaat Witir seratus ayat dari surat An-Nisaa.
(rhs)