Gus Baha Tentang Tarawih Kilat, 20 Rakaat 7 Menit Itu Terlalu!
Kamis, 15 April 2021 - 17:42 WIB
Tujuh menit bagi dua puluh rakaat, berapa? "Satu menit, tiga rakaat."
Kalau satu menit dapat tiga rakaat, lalu Fatihah-nya itu berapa huruf? "Terlalu…!"
Makmum sama Nabi lho seru! Dua ratus ayat!
Nabi ya enjoy, asyik. Makmum juga asyik. Sama pahamnya, sama sholehnya. Setelah shalat, bahagia semua. Hal ini karena ketenangan jiwa ada dalam shalat.
Tapi ini nyata. Andaikan kalian, sudahlah nggak perlu sesaleh Nabi. Terlalu tinggi! Misalnya kalian nyaman saat shalat seperti Sayyid Ali Zainal Abidin. Beliau dalam sehari bisa shalat sampai 1.000 rakaat.
Ketika ditanya: "Kenapa engkau bisa sholat sampai 1000 rakaat?"
Beliau (Sayyid Ali Zainal Abidin) menjawab: "Sebenarnya aku ini cuma ingin sholat dua rakaat aja." Setelah selesai sholat, ia berkata, "Ya Allah, terima kasih telah memberiku kesempatan sholat ketika orang lain dalam kesesatan, ketika orang lain menikmati kebatilan. Engkau menakdirkanku menikmati kesalehan, yaitu sujud kepada-Mu. Saya bersyukur Ya Allah."
Kemudian takbir lagi, shalat dua rakaat. Syukur lagi, lalu shalat lagi. "Terima kasih Ya Allah. Orang lain ribet dengan urusan duniawi, kebatilan, namun Engkau menakdirkanku sholat."
Syukur, sholat lagi. Gitu, seterusnya. Saya pernah nyoba, Cuma kuat sampai 100 rakaat. Lumayanlah, pernah nyoba. Daripada kalian tidak pernah!
Maksudnya, saya pernah shalat sampai 100 rakaat tanpa rencana. Tidak terencana, awalnya sholat dua rakaat, kemudian masih kangen Allah, saya tambahi.
Kangen lagi, saya tambahi. Itu bukan karena ingin keren, tidak! Mengalir aja. Sehingga kalau nyoba lagi belum tentu bisa. Harus memang benar-benar cinta sama Allah.
Berikut video pandangan Gus Baha terkait Sholat Tarawih kilat yang disiarkan Channel Ngaji Gus Baha melalui saluran Youtube 11 April 2021:
Kalau satu menit dapat tiga rakaat, lalu Fatihah-nya itu berapa huruf? "Terlalu…!"
Makmum sama Nabi lho seru! Dua ratus ayat!
Nabi ya enjoy, asyik. Makmum juga asyik. Sama pahamnya, sama sholehnya. Setelah shalat, bahagia semua. Hal ini karena ketenangan jiwa ada dalam shalat.
Tapi ini nyata. Andaikan kalian, sudahlah nggak perlu sesaleh Nabi. Terlalu tinggi! Misalnya kalian nyaman saat shalat seperti Sayyid Ali Zainal Abidin. Beliau dalam sehari bisa shalat sampai 1.000 rakaat.
Ketika ditanya: "Kenapa engkau bisa sholat sampai 1000 rakaat?"
Beliau (Sayyid Ali Zainal Abidin) menjawab: "Sebenarnya aku ini cuma ingin sholat dua rakaat aja." Setelah selesai sholat, ia berkata, "Ya Allah, terima kasih telah memberiku kesempatan sholat ketika orang lain dalam kesesatan, ketika orang lain menikmati kebatilan. Engkau menakdirkanku menikmati kesalehan, yaitu sujud kepada-Mu. Saya bersyukur Ya Allah."
Kemudian takbir lagi, shalat dua rakaat. Syukur lagi, lalu shalat lagi. "Terima kasih Ya Allah. Orang lain ribet dengan urusan duniawi, kebatilan, namun Engkau menakdirkanku sholat."
Syukur, sholat lagi. Gitu, seterusnya. Saya pernah nyoba, Cuma kuat sampai 100 rakaat. Lumayanlah, pernah nyoba. Daripada kalian tidak pernah!
Maksudnya, saya pernah shalat sampai 100 rakaat tanpa rencana. Tidak terencana, awalnya sholat dua rakaat, kemudian masih kangen Allah, saya tambahi.
Kangen lagi, saya tambahi. Itu bukan karena ingin keren, tidak! Mengalir aja. Sehingga kalau nyoba lagi belum tentu bisa. Harus memang benar-benar cinta sama Allah.
Berikut video pandangan Gus Baha terkait Sholat Tarawih kilat yang disiarkan Channel Ngaji Gus Baha melalui saluran Youtube 11 April 2021:
(rhs)