Mengenal Rasm Utsmani, Mushaf Qur'an Standar Indonesia (2/Tamat)

Jum'at, 16 April 2021 - 14:53 WIB
Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslim di Indonesia adalah Rasm Utsmani. Foto/Ist
Rasm adalah rumusan-rumusan cara penulisan Al-Qur'an. Lalu apa yang dimaksud dengan Rasm Utsmani?

Menurut Dr Zainal Arifin Madzkur, Peneliti dan Pentashih di LPMQ Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Rasm usmani adalah cara penulisan Al-Qur'an yang dibakukan pada masa Khalifah Usman bin Affan (25 H/ 646 M). Cara ini dalam beberapa hal berbeda dengan kaidah penulisan Arab konvensional.



Tulisan Al-Qur'an sebagai disiplin ilmu berbeda dengan Al-Qur'an dalam qira'at. Oleh karena itu, riwayat penulisannya pun juga tidak tunggal. Selain dua nama Al-Dani dan Abu Dawud di atas, terdapat nama-nama penting yang menjadikan ilmu ini mandiri di luar kajian umum ulum Al-Qur’an.

Karya-karya yang masih bisa dilihat sampai sekarang, antara lain Ibn Abu Dawud (wafat 316 H/ 928 M) menulis al-Mashahif. Al-Mahdawi (wafat 430 H/ 1036 M) menulis Hija' al-Mashahif al-Amshar. Al-Balansi (wafat 563 H/ 1167 M) menulis Al-Munsif. Al-Syatibi (wafat 590 H/ 1194 M) menulis 'Aqilat al-Atrab. Al-Sakhawi (wafat 643 H/ 1245 M) menulis Al-Wasilah, dan lain-lain.



Menurut Qadduri, disiplin Rasm Utsmani berbeda dengan ilmu kaligrafi. Kajian Rasm Utsmani sangat terkait dengan aspek bahasa (lughah), maka sebagaimana dikemukakan oleh al-Suyuthi (wafat 911 H/ 1505 M), semua penulisannya pun juga terkait kaidah-kaidah kebahasaan.

Rumusan kaidah ilmu rasm usmani yang masyhur, yaitu:

[1] membuang huruf (hadhf),

[2] menambahkan uruf (al-ziyadah),

[3] penulisan hamzah,

[4] pergantian huruf (al-badal),

[5] kata yang disambung dan diputus penulisannya (al-fasl wa al-wasl), dan

[6] penulisan salah satu dari dua qira’at yang tidak bisa disatukan tulisannya (ma fihi qira’atani wa kutiba ‘ala ihdahuma).

Contoh-contoh sederhana dalam enam kaidah di atas, antara lain:

[1] membuang huruf, misalnya; penulisan kata العالمين dalam rasm ditulis dengan tanpa alif setelah huruf ‘ain ( العلمين);

[2] menambahkan huruf, misalnya; penulisan kata ملاقو ربهم dalam rasm ditambahkan alif setelah waw menjadi ملاقوا ربهم;

3] penulisan hamzah, misalnya penulisan kata شطاه dalam rasm menjadi شطئه;

4] pergantian huruf, misalnya penulisan kata الحياة dalam rasm ditulis dengan pergantian alif dengan waw menjadi الحيوة;

5] kata yang disambung dan diputus penulisannya, seperti pada kata ان لا dalam rasm terkadang ditulis disambung menjadi الا; dan
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jika seseorang lupa lalu dia makan dan minum ketika sedang berpuasa, maka hendaklah dia meneruskan puasanya, karena hal itu berarti Allah telah memberinya makan dan minum.

(HR. Bukhari No. 1797)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More