Firli Bahuri: Esensi Ramadhan dan Puasa sebagai Jalan Pemberantasan Korupsi
Senin, 19 April 2021 - 14:32 WIB
Hari ini, segenap umat muslim dunia khususnya di Indonesia, tengah bersuka cita melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan , bulan nan suci penuh berkah, penuh manfaat dan syafaat yang senantiasa memberikan tauladan baik bagi kehidupan seluruh umat manusia didunia ini.
Menurut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Ramadhan sarat dengan nilai-nilai pendidikan, melatih, membentuk dan menjadikan kita sebagai sosok sederhana, sabar, jujur serta amanah dan menjunjung tinggi integritas sebagai hamba-Nya.
"Nilai-nilai pendidikan dalam Bulan Suci Ramadhan inilah yang dapat menguatkan karakter segenap anak untuk melawan laten, doktrin dan ideologi korupsi yang telah berurat akar di republik ini," kata Firli Bahuri , Senin (19/4/2021).
Dia mengatakan, esensi ibadah puasa dan Ramadhan yang juga dimaknai Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai salah satu upaya pemberantasan korupsi di negeri ini yang sejatinya memang harus di inisiasi dan dimulai dari diri kita sendiri.
Firli menunjukkan ayat dalam Surat Al Baqarah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS al-Baqarah, 2: 183)
Dari ayat tersebut, kata Firli, jelas dikatakan bahwa takwa adalah tujuan dari ibadah puasa. Kata takwa, menurut HAMKA dalam tafsirnya, Al-Azhar berarti memelihara hubungan yang baik dengan Allah SWT dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.
"Perilaku koruptif dan kejahatan korupsi jelas bukan perintah dan dilarang oleh-Nya karena dapat merusak hubungan yang baik antara hamba dengan Tuhan Yang Maha Esa," kata Firli.
Bukan hanya Islam, kata dia, agama dan aliran kepercayaan apa pun di muka bumi ini sudah tentu melarang umatnya berperilaku koruptif dan melakukan kejahatan korupsi karena dua hal tersebut juga dapat merusak agama atau aliran kepercayaan.
Korupsi bahkan dapat meluluh lantakkan sebuah bangsa dan negara, mengingat dampak destruktif korupsi bukan hanya menghancurkan perekonomian semata, namun merusak mindset serta kuktur seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara.
"Jelas sudah korupsi bukan sekadar musuh negara, korupsi adalah musuh bersama segenap umat beragama dan aliran kepercayaan di muka bumi ini," tuturnya.
Karena itu, kata dia, dalam bulan yang baik, penuh berkah, hidayah dan inayah ini, bersama selalu menggelorakan semangat antikorupsi, sebagai bentuk ketakwaan sebagai Umat-Nya dalam menjaga keberlangsungan hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dalam kesempatan ini, izinkan kami memohon maaf atas segala kelemahan, kekurangan, kesilapan dan kekhilafan selama ini. Semoga Allah SWT mempermudah ibadah di bulan Ramadhan, bulan nan suci dan mengabulkan seluruh cita-cita luhur bangsa di tengah situasi dan kondisi serta ragam halang rintang cobaan untuk menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, yang Insya Allah akan terwujud dengan izin-Nya," tuturnya.
Menurut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Ramadhan sarat dengan nilai-nilai pendidikan, melatih, membentuk dan menjadikan kita sebagai sosok sederhana, sabar, jujur serta amanah dan menjunjung tinggi integritas sebagai hamba-Nya.
"Nilai-nilai pendidikan dalam Bulan Suci Ramadhan inilah yang dapat menguatkan karakter segenap anak untuk melawan laten, doktrin dan ideologi korupsi yang telah berurat akar di republik ini," kata Firli Bahuri , Senin (19/4/2021).
Dia mengatakan, esensi ibadah puasa dan Ramadhan yang juga dimaknai Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai salah satu upaya pemberantasan korupsi di negeri ini yang sejatinya memang harus di inisiasi dan dimulai dari diri kita sendiri.
Firli menunjukkan ayat dalam Surat Al Baqarah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS al-Baqarah, 2: 183)
Dari ayat tersebut, kata Firli, jelas dikatakan bahwa takwa adalah tujuan dari ibadah puasa. Kata takwa, menurut HAMKA dalam tafsirnya, Al-Azhar berarti memelihara hubungan yang baik dengan Allah SWT dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.
"Perilaku koruptif dan kejahatan korupsi jelas bukan perintah dan dilarang oleh-Nya karena dapat merusak hubungan yang baik antara hamba dengan Tuhan Yang Maha Esa," kata Firli.
Bukan hanya Islam, kata dia, agama dan aliran kepercayaan apa pun di muka bumi ini sudah tentu melarang umatnya berperilaku koruptif dan melakukan kejahatan korupsi karena dua hal tersebut juga dapat merusak agama atau aliran kepercayaan.
Korupsi bahkan dapat meluluh lantakkan sebuah bangsa dan negara, mengingat dampak destruktif korupsi bukan hanya menghancurkan perekonomian semata, namun merusak mindset serta kuktur seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara.
"Jelas sudah korupsi bukan sekadar musuh negara, korupsi adalah musuh bersama segenap umat beragama dan aliran kepercayaan di muka bumi ini," tuturnya.
Karena itu, kata dia, dalam bulan yang baik, penuh berkah, hidayah dan inayah ini, bersama selalu menggelorakan semangat antikorupsi, sebagai bentuk ketakwaan sebagai Umat-Nya dalam menjaga keberlangsungan hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dalam kesempatan ini, izinkan kami memohon maaf atas segala kelemahan, kekurangan, kesilapan dan kekhilafan selama ini. Semoga Allah SWT mempermudah ibadah di bulan Ramadhan, bulan nan suci dan mengabulkan seluruh cita-cita luhur bangsa di tengah situasi dan kondisi serta ragam halang rintang cobaan untuk menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, yang Insya Allah akan terwujud dengan izin-Nya," tuturnya.
(dam)