Kisah Lelaki yang Memberi Sedekah kepada Pencuri, Pezina, dan Orang Kaya
Sabtu, 24 April 2021 - 05:00 WIB
RASULULLAH SAW menceritakan tentang kisah seorang laki-laki saleh yang ingin bersedekah secara diam-diam. Biarlah yang tahu hanyalah Dzat yang Maha Mengetahui perkara ghaib. Sedekah secara rahasia memadamkan kemarahan Tuhan. Dan sedekah rahasia lebih baik daripada sedekah secara terbuka.
Lelaki ini keluar di tengah malam. Ia mencari orang yang dipandang berhak menerima sedekahnya. Lalu ia bertemu dengan seorang laki-laki yang dia kira orang miskin. Maka ia menyerahkan harta yang ingin ia sedekahkan itu.
Esok harinya tersiar kabar bahwa seorang pencuri menerima sedekah yang lumayan besar. Orang-orang membicarakan peristiwa tersebut di pasar-pasar dan tempat-tempat orang berkumpul. Itu terjadi karena sang pencuri menceritakan nasib baiknya itu kepada banyak orang.
Berita seperti ini ditayangkan di masyarakat skala kecil, lalu beredar dengan sangat cepat. Akhirnya berita itu pun didengar sang penderma. Sudah barang tentu dia bersedih dan gelisah. Kesedihannya dan kegelisahannya dia ungkapkan dengan ucapannya, "Ya Allah bagi-Mu segala puji, kepada pencuri."
Dia mengira sedekahnya telah hilang seperti debu ditiup angin lantaran tidak tepat sasaran.
Selanjutnya, lelaki ini bertekad untuk mengulangi hal yang sama di malam berikutnya, dengan harapan tidak salah sasaran lagi. Dalam malam yang gelap dia keluar dengan membawa sedekahnya. Ia berjumpa seorang perempuan dan ia pun memberikan sedekahnya itu kepada perempuan tersebut. Dia menyakini perempuan itu berhak menerima sedekahnya karena tampak miskin.
Apa lacur, keesokan harinya perempuan ini juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pencuri. Ia bercerita kepada banyak orang tentang nasib baik mendapat sedekah dari seorang dermawan.
Berita yang tersebar luas adalah: Seorang pezina menerima sedekah di malam yang gelap.
Berita ini pun sampai ke telingan lelaki tersebut. Kesedihan dan kegelisahannya pun kian bertumpuk. Dia mengulangi ucapannya yang kemarin: "Ya Allah bagi-Mu segala puji, kepada wanita pezina."
Belum juga putus asa, lelaki ini tetap akan mengulangi cara sebelumnya untuk menyalurkan sedekahnya. Demi mencari pahala dia bertekad untuk bersedekah untuk kali ketiga.
Ini kali, sedekahnya juga tak tepat sasaran. Sedekanya jatuh ke tangan orang kaya. Kesedihan laki-laki ini kian menjadi. Dia kembali mengadu kepada Tuhannya dengan penuh kepedihan: "Ya Allah bagi-Mu segala puji. Kepada pencuri, pezina dan orang kaya."
Tentang takhrij hadis ini, Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul " Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah " menjelaskan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari Shahih-nya di Kitabuz Zakat, bab jika dia bersedekah kepada orang kaya sementara dia tidak mengetahui, 3/290, no. 1421.
Kedua, diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya di Kitabuz Zakat, bab tetapnya pahala orang yang bersedekah walaupun ia jatuh di tangan orang yang tidak berhak menerimanya, 2/709, no. 1022.
Ketiga, hadis ini dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 7/90. Ia juga diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunan-nya (5/55).
Masih dalam hadis tersebut, laki-laki yang menyalurkan sedekahnya dan dianggap salah alamat ini tidak mengetahui bahwa Allah menulis pahalanya. Orang yang meninfakkan hartanya demi mencari pahala Allah, Allah akan memberinya pahala walaupun si penerima tidak berhak untuk menerima.
Di dalam mimpinya dia didatangi dengan membawa kabar gembira bahwa Allah menerima sedekahnya dan membalasnya dengan pahala. Dia diberitahu hikmah besar di balik sedekah kepada tiga orang tersebut.
Semoga pencuri itu sadar akan kesalahannya lalu dia tidak mencuri. Semoga wanita pezina itu menjaga dirinya dari zina dengan harta itu. Semoga pula si kaya ini terdorong untuk berinfak meneladani laki-laki ini yang bersedekah di kegelapan malam agar tidak diketahui oleh orang lain demi mencari pahala dari Tuhan manusia.
Baca Juga
Lelaki ini keluar di tengah malam. Ia mencari orang yang dipandang berhak menerima sedekahnya. Lalu ia bertemu dengan seorang laki-laki yang dia kira orang miskin. Maka ia menyerahkan harta yang ingin ia sedekahkan itu.
Esok harinya tersiar kabar bahwa seorang pencuri menerima sedekah yang lumayan besar. Orang-orang membicarakan peristiwa tersebut di pasar-pasar dan tempat-tempat orang berkumpul. Itu terjadi karena sang pencuri menceritakan nasib baiknya itu kepada banyak orang.
Berita seperti ini ditayangkan di masyarakat skala kecil, lalu beredar dengan sangat cepat. Akhirnya berita itu pun didengar sang penderma. Sudah barang tentu dia bersedih dan gelisah. Kesedihannya dan kegelisahannya dia ungkapkan dengan ucapannya, "Ya Allah bagi-Mu segala puji, kepada pencuri."
Dia mengira sedekahnya telah hilang seperti debu ditiup angin lantaran tidak tepat sasaran.
Selanjutnya, lelaki ini bertekad untuk mengulangi hal yang sama di malam berikutnya, dengan harapan tidak salah sasaran lagi. Dalam malam yang gelap dia keluar dengan membawa sedekahnya. Ia berjumpa seorang perempuan dan ia pun memberikan sedekahnya itu kepada perempuan tersebut. Dia menyakini perempuan itu berhak menerima sedekahnya karena tampak miskin.
Apa lacur, keesokan harinya perempuan ini juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pencuri. Ia bercerita kepada banyak orang tentang nasib baik mendapat sedekah dari seorang dermawan.
Berita yang tersebar luas adalah: Seorang pezina menerima sedekah di malam yang gelap.
Berita ini pun sampai ke telingan lelaki tersebut. Kesedihan dan kegelisahannya pun kian bertumpuk. Dia mengulangi ucapannya yang kemarin: "Ya Allah bagi-Mu segala puji, kepada wanita pezina."
Belum juga putus asa, lelaki ini tetap akan mengulangi cara sebelumnya untuk menyalurkan sedekahnya. Demi mencari pahala dia bertekad untuk bersedekah untuk kali ketiga.
Ini kali, sedekahnya juga tak tepat sasaran. Sedekanya jatuh ke tangan orang kaya. Kesedihan laki-laki ini kian menjadi. Dia kembali mengadu kepada Tuhannya dengan penuh kepedihan: "Ya Allah bagi-Mu segala puji. Kepada pencuri, pezina dan orang kaya."
Tentang takhrij hadis ini, Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul " Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah " menjelaskan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari Shahih-nya di Kitabuz Zakat, bab jika dia bersedekah kepada orang kaya sementara dia tidak mengetahui, 3/290, no. 1421.
Kedua, diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya di Kitabuz Zakat, bab tetapnya pahala orang yang bersedekah walaupun ia jatuh di tangan orang yang tidak berhak menerimanya, 2/709, no. 1022.
Ketiga, hadis ini dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 7/90. Ia juga diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunan-nya (5/55).
Baca Juga
Masih dalam hadis tersebut, laki-laki yang menyalurkan sedekahnya dan dianggap salah alamat ini tidak mengetahui bahwa Allah menulis pahalanya. Orang yang meninfakkan hartanya demi mencari pahala Allah, Allah akan memberinya pahala walaupun si penerima tidak berhak untuk menerima.
Di dalam mimpinya dia didatangi dengan membawa kabar gembira bahwa Allah menerima sedekahnya dan membalasnya dengan pahala. Dia diberitahu hikmah besar di balik sedekah kepada tiga orang tersebut.
Semoga pencuri itu sadar akan kesalahannya lalu dia tidak mencuri. Semoga wanita pezina itu menjaga dirinya dari zina dengan harta itu. Semoga pula si kaya ini terdorong untuk berinfak meneladani laki-laki ini yang bersedekah di kegelapan malam agar tidak diketahui oleh orang lain demi mencari pahala dari Tuhan manusia.