10 Kebiasaan Rasulullah Dalam Merayakan Idul Fitri
Jum'at, 22 Mei 2020 - 02:52 WIB
Berkata Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi : Waktu salat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dimulai dari naiknya matahari setinggi satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama, salat Idul Adha dilakukan di awal waktu agar manusia dapat menyembelih hewan-hewan kurban mereka, sedangkan shalat Idul Fithri diakhirkan agar manusia dapat mengeluarkan zakat Fitri mereka” [Minhajul Muslim 278]
8. Ucapan Hari Raya
Ucapan hari raya tentu salah satu momen yang tidak mungkin dilupakan oleh seluruh umat muslim. Ada baiknya mengucapkan
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Artinya: “Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian).”
9. Bersilaturahim
Mengunjungi rumah sahabat. Tradisi silaturahim saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Rasulullah. Ketika Idul Fitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.
Pada kesempatan ini, Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini. Datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan.
Menjaga silaturahim merupakan keharusan bagi umat Islam. Seorang muslim tidak dapat hidup sendiri melainkan saling membantu. Berkumpul dengan sanak saudara dan tetangga akan menjalin hubungan yang semakin baik.
10. Mendatangi tempat keramaian.
Suatu ketika saat hari raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Sayiddah Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sampai menjengukkan (memunculkan) kepala di atas bahu Rasulullah sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu dari atas bahu Rasulullah dengan puas.
Sebagai orang yang beriman, kita dianjurkan meniru Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun kita tidak mengetahui maksud dan hikmah dari perbuatan beliau.
Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
“Sungguh telah ada teladan yang baik dalam diri Rasulullah, bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir, dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menegaskan:
“Ayat ini merupakan dasar pokok terkait sikap meniru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ucapan, perbuatan, dan semua keadaan beliau. (Tafsir Ibn Katsir, 6:391).
Sayangnya, di antara sunnah Nabi SAW ini sebagian tidak bisa dijalankan ummat Islam saat ini di tengah wabah corona. Hanya saja, silaturahim bisa dilakukan melalui media sosial, dengan mengucapkan “Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian).” Bisa juga melalui video call dsb. Semoga makna lebaran tahun ini tak berkurang walaupun dilakukan dengan cara terbatas. Amin
8. Ucapan Hari Raya
Ucapan hari raya tentu salah satu momen yang tidak mungkin dilupakan oleh seluruh umat muslim. Ada baiknya mengucapkan
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Artinya: “Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian).”
9. Bersilaturahim
Mengunjungi rumah sahabat. Tradisi silaturahim saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Rasulullah. Ketika Idul Fitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.
Pada kesempatan ini, Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini. Datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan.
Menjaga silaturahim merupakan keharusan bagi umat Islam. Seorang muslim tidak dapat hidup sendiri melainkan saling membantu. Berkumpul dengan sanak saudara dan tetangga akan menjalin hubungan yang semakin baik.
10. Mendatangi tempat keramaian.
Suatu ketika saat hari raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Sayiddah Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sampai menjengukkan (memunculkan) kepala di atas bahu Rasulullah sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu dari atas bahu Rasulullah dengan puas.
Sebagai orang yang beriman, kita dianjurkan meniru Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun kita tidak mengetahui maksud dan hikmah dari perbuatan beliau.
Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
“Sungguh telah ada teladan yang baik dalam diri Rasulullah, bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir, dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menegaskan:
“Ayat ini merupakan dasar pokok terkait sikap meniru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ucapan, perbuatan, dan semua keadaan beliau. (Tafsir Ibn Katsir, 6:391).
Sayangnya, di antara sunnah Nabi SAW ini sebagian tidak bisa dijalankan ummat Islam saat ini di tengah wabah corona. Hanya saja, silaturahim bisa dilakukan melalui media sosial, dengan mengucapkan “Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian).” Bisa juga melalui video call dsb. Semoga makna lebaran tahun ini tak berkurang walaupun dilakukan dengan cara terbatas. Amin
(mhy)