Jejak Israel: Kaum Pembunuh Nabi-Nabi yang Terusir dari Tanah Suci
Rabu, 19 Mei 2021 - 05:00 WIB
JAUH sebelum negara Israel Modern, di sana sudah pernah berdiri negara Israel pada zaman klasik, yaitu ketika negara Israil digagas dan dikembangkan oleh Syaul atau al-Qur’an menyebutnya dengan Thalut pada tahun 1025 SM. Ia menjadi pemimpin untuk seluruh Bani Israil yang bersuku-suku tersebut.
Pada masanya, banyak terjadi peperangan, seperti perang menakluk bangsa Amun di wilayah Timur Yordania; peperangan melawan bangsa Palestina yang ketika itu dipimpin oleh Goliath (al-Quran menyebutnya dengan raja Jalut).
Konon rupanya dalam pasukan Syaul atau Thalut ikut serta Daud AS yang ketika itu masih sangat muda dan ia pula yang berhasil membunuh Jalut dalam peperangan tersebut.
Ketika itu, sebagian kecil Palestina dapat dikuasi pasukan Syaul/Thalut. Pasca Thalut, Nabi Daud AS yang menjadi pemimpin Bani Israil. Dengan demikian Palestina sudah berada di bawah kepemimpinan Daud AS pada saat itu. Ia pula yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Bani Israil di Palestina yang sesungguhnya.
Pada masa pemerintahan Nabi Daud AS, dakwah Tauhid menyebar ke seluruh Palestina yang dijuluki dengan “Tanah yang Diberkati”. Keadilan, kedamaian dan kejujuran dijunjung tinggi, dan sebagai Nabiyullah, Daud AS dengan kitab Zabur, dikarunia pula oleh Allah ilmu dan kebijaksanaan.
Gunung dan burung-burung ikut bertasbih ketika ia membaca kitab Zabur dengan suaranya yang merdu dan khusyuk (QS Shad/18-20). Daud juga dikarunia mukjizat yang mencengangkan, yaitu di samping burung-hewan bertasbih bersamanya dan dapat pula melunakkan besi dengannya (Q.S. Sabâ’/34: 10).
Daud meninggal dunia pada tahun 963 SM, dan menurut satu riwayat kuburannya terletak di gunung Zion, di tempat yang sekarang disebut dengan “al-Nabi Daud”.
Kepemimpinan Bani Israil selanjutnya diteruskan oleh Nabi Sulaiman AS , putra Daud. Pada masa Sulaiman, Bani Israil mencapai puncak masa kedamaian dan kemakmurannya. Hal itu karena kerajaan tersebut sudah dibina sebelumnya oleh Daud dengan maksimal, sehingga tidak ada lagi rintangan politis apapun lagi. (Lihat QS al-Nahl/16: 112; QS al-Anbiyâ’/21: 78-82).
Sulaiman membangun kuil, yang memperkerjakan banyak ahli bangunan dan pemahat. Ia mengirim kapal mengarungi Samudra hingga ke selatan Spanyol.
Pemerintahan Sulaiman berlangsung 40 tahun, dan selama itu pula Bani Israil mengalami kemakmuran dan kebahagiaan. Masa kepemimpinan Sulaiman yang berpusat di seluruh tanah Palestina, dianggap masa kejayaan industri dan teknologi canggih ukuran zamannya, di mana berhasil membangun bangunan yang indah, istana yang megah, kota-kota yang banyak dan megah serta benteng-benteng yang kokoh serta tentara yang terdiri dari pasukan jin, manusia dan burung-burung.
Berkaitan dengan kesuksesan dan kejayaan Bani Israil di Palestina di bawah kepemimpinan Nabi Sulaiman AS, Allah abadikan dalam QS al-Naml/27: 17 dan 37; serta QS al-A‘râf/7: 27.
Jadi, era keemasan (the golden age) Bani Israil, terjadi di zaman Nabi Daud (1010-970 SM) dan Nabi Sulaiman (970-931 SM). Setelah era Nabi Sulaiman, kerajaan tersebut terpecah dua. Kerajaan Israil di utara, yang beribukota Samaria, dan Kerajaan Yudea di selatan, dengan ibukota Yerusalem.
Kerajaan utara tak bertahan lama, dan jatuh pada 722 SM, setelah diserang bangsa Assyiria. Sedangkan, Kerajaan Yudea bertahan lebih lama, dan baru bubar tahun 586 SM, saat dihancurkan Nebukadnezar.
Sebelum bubarnya Kerajaan Yudea, raja-rajanya antara lain menyembah berhala bernama Ba’al, dewa bangsa Kanaan. Mereka juga menyiksa dan memenjarakan nabi-nabi yang diutus untuk memperingatkan mereka, seperti Armia (Yeremia) dan Ilyas (Elia).
Nabi lainnya mereka bunuh, seperti Nabi Syu’ya. Kisah ini dituliskan dalam Al-Quran, surah as-Shaaffat ayat 123-126: “Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’al dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’.”
Disebutkan bahwa pada tahun 586 SM adalah tahun kehancuran dan kelenyapan pertama kerajaan-kerajaan Bani Israil di Palestina pada tangan Nebukhadnesar.
Pada masanya, banyak terjadi peperangan, seperti perang menakluk bangsa Amun di wilayah Timur Yordania; peperangan melawan bangsa Palestina yang ketika itu dipimpin oleh Goliath (al-Quran menyebutnya dengan raja Jalut).
Konon rupanya dalam pasukan Syaul atau Thalut ikut serta Daud AS yang ketika itu masih sangat muda dan ia pula yang berhasil membunuh Jalut dalam peperangan tersebut.
Ketika itu, sebagian kecil Palestina dapat dikuasi pasukan Syaul/Thalut. Pasca Thalut, Nabi Daud AS yang menjadi pemimpin Bani Israil. Dengan demikian Palestina sudah berada di bawah kepemimpinan Daud AS pada saat itu. Ia pula yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Bani Israil di Palestina yang sesungguhnya.
Pada masa pemerintahan Nabi Daud AS, dakwah Tauhid menyebar ke seluruh Palestina yang dijuluki dengan “Tanah yang Diberkati”. Keadilan, kedamaian dan kejujuran dijunjung tinggi, dan sebagai Nabiyullah, Daud AS dengan kitab Zabur, dikarunia pula oleh Allah ilmu dan kebijaksanaan.
Gunung dan burung-burung ikut bertasbih ketika ia membaca kitab Zabur dengan suaranya yang merdu dan khusyuk (QS Shad/18-20). Daud juga dikarunia mukjizat yang mencengangkan, yaitu di samping burung-hewan bertasbih bersamanya dan dapat pula melunakkan besi dengannya (Q.S. Sabâ’/34: 10).
Daud meninggal dunia pada tahun 963 SM, dan menurut satu riwayat kuburannya terletak di gunung Zion, di tempat yang sekarang disebut dengan “al-Nabi Daud”.
Kepemimpinan Bani Israil selanjutnya diteruskan oleh Nabi Sulaiman AS , putra Daud. Pada masa Sulaiman, Bani Israil mencapai puncak masa kedamaian dan kemakmurannya. Hal itu karena kerajaan tersebut sudah dibina sebelumnya oleh Daud dengan maksimal, sehingga tidak ada lagi rintangan politis apapun lagi. (Lihat QS al-Nahl/16: 112; QS al-Anbiyâ’/21: 78-82).
Sulaiman membangun kuil, yang memperkerjakan banyak ahli bangunan dan pemahat. Ia mengirim kapal mengarungi Samudra hingga ke selatan Spanyol.
Pemerintahan Sulaiman berlangsung 40 tahun, dan selama itu pula Bani Israil mengalami kemakmuran dan kebahagiaan. Masa kepemimpinan Sulaiman yang berpusat di seluruh tanah Palestina, dianggap masa kejayaan industri dan teknologi canggih ukuran zamannya, di mana berhasil membangun bangunan yang indah, istana yang megah, kota-kota yang banyak dan megah serta benteng-benteng yang kokoh serta tentara yang terdiri dari pasukan jin, manusia dan burung-burung.
Berkaitan dengan kesuksesan dan kejayaan Bani Israil di Palestina di bawah kepemimpinan Nabi Sulaiman AS, Allah abadikan dalam QS al-Naml/27: 17 dan 37; serta QS al-A‘râf/7: 27.
Jadi, era keemasan (the golden age) Bani Israil, terjadi di zaman Nabi Daud (1010-970 SM) dan Nabi Sulaiman (970-931 SM). Setelah era Nabi Sulaiman, kerajaan tersebut terpecah dua. Kerajaan Israil di utara, yang beribukota Samaria, dan Kerajaan Yudea di selatan, dengan ibukota Yerusalem.
Kerajaan utara tak bertahan lama, dan jatuh pada 722 SM, setelah diserang bangsa Assyiria. Sedangkan, Kerajaan Yudea bertahan lebih lama, dan baru bubar tahun 586 SM, saat dihancurkan Nebukadnezar.
Sebelum bubarnya Kerajaan Yudea, raja-rajanya antara lain menyembah berhala bernama Ba’al, dewa bangsa Kanaan. Mereka juga menyiksa dan memenjarakan nabi-nabi yang diutus untuk memperingatkan mereka, seperti Armia (Yeremia) dan Ilyas (Elia).
Nabi lainnya mereka bunuh, seperti Nabi Syu’ya. Kisah ini dituliskan dalam Al-Quran, surah as-Shaaffat ayat 123-126: “Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’al dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’.”
Disebutkan bahwa pada tahun 586 SM adalah tahun kehancuran dan kelenyapan pertama kerajaan-kerajaan Bani Israil di Palestina pada tangan Nebukhadnesar.