Jejak Israel: Para Rentenir Keturunan Nabi yang Menguasai Dunia

Kamis, 20 Mei 2021 - 11:54 WIB
Seorang umat Yahudi Ortodoks anti-Zionis menyobek bendera Israel dalam protes melawan negara Israel di New York. Foto Reuters
SEJARAH menjelaskan bahwa Tha'if, tempat pemukiman suku Tsaqif yang terletak sekitar 75 mil sebelah tenggara Makkah , merupakan daerah subur dan menjadi salah satu pusat perdagangan antarsuku, terutama suku Quraisy yang bermukim di Makkah. Di Tha'if bermukim orang-orang Yahudi yang telah mengenal praktik-praktik riba, sehingga keberadaan mereka di sana menumbuhsuburkan praktik tersebut.



Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al-Quran menjelaskan suku Quraisy yang ada di Makkah juga terkenal dengan aktivitas perdagangan, bahkan Al-Quran mengabarkan tentang hal tersebut dalam QS 106. Di sana pun mereka telah mengenal praktik-praktik riba. Terbukti bahwa sebagian dari tokoh-tokoh sahabat Nabi, seperti 'Abbas bin 'Abdul Muththalib (paman Nabi SAW), Khalid bin Walid , dan lain-lain, mempraktikkannya sampai dengan turunnya larangan tersebut.

Dan terbukti pula dengan keheranan kaum musyrik terhadap larangan praktik riba yang mereka anggap sama dengan jual beli (QS 2:275). Dalam arti mereka beranggapan bahwa kelebihan yang diperoleh dari modal yang dipinjamkan tidak lain kecuali sama dengan keuntungan (kelebihan yang diperoleh dari) hasil perdagangan.

Tak hanya di kawasan Arab. Sistem riba dikembangkan kaum Yahudi di berbagai belahan dunia lainnya. Di samping itu mereka pun menguasai dan memonopoli perdagangan produk-produk strategis.



Korban Renternir

Pada masa Imperium Romawi berkuasa, terutama masa Kaisar Romawi Konstantin yang sudah memeluk Nasrani pada tahun 325 M, Palestina umumnya sudah dinasranikan. Di al-Quds Yerusalem dibangun gereja Makam Suci sebagai gereja teragung. Di puncak gunung Zaitun dibangun pula gereja Langit dan di kota Bethlehem dibangun pula gereja Kiamat. Adapun orang-orang Yahudi ketika itu terutama para pedagangnya sudah menyebar ke negara-negara Eropa.

Sementara itu, orang Yahudi di Palestina terdesak dengan berkembangnya Nasrani. Kaum Yahudi di mana pun mereka berada, termasuk di Eropa dengan gigih menghalang-halangi orang Nasrani.

Orang Yahudi atau Bani Israil mendustakan nabi terakhir mereka dengan menuduhnya melakukan sihir dan berusaha membunuh Nabi Isa AS. Bani Israil melakukan itu karena diasumsikan bahwa Nasrani telah menghancurkan prinsip-prinsip ketuhanan dan syariat Talmud tentang keagungan Yahudi sebagai bangsa pilihan Allah.

Pertentangan orang Yahudi dengan Nasrani tidak lagi di sekitar Palestina, Irak dan Timur Tengah umumnya, tetapi sudah pernah merambah-melebar ke seluruh Eropa dan malah ke benua Amerika, karena Nasrani juga mulai berkembang luas di sana.

Hanya saja sifat Yahudi yang ingin memonopoli, terutama perdagangan, maka sejumlah komoditas, seperti gandum, wol, emas dan perak dikuasainya. Dengan begitu mereka bisa menguasai pasar dan malah dapat mengontrol ekonomi negara dunia pada umumnya. Mereka bertindak rentenir, yaitu meminjamkan uang kepada orang Nasrani dengan bunga yang tinggi.



Keinginan memonopoli ini pula kemudian yang menyebabkan orang-orang Eropa (yang Nasrani utamanya), membenci orang-orang Yahudi di manapun mereka berada. Klimaksnya adalah tindakan Nazi pada awal abad 20 M.

Pertentangan Nasrani-Yahudi bertambah meningkat dari waktu ke waktu. Satu hal yang menarik, walaupun upaya Yahudi untuk menghalang-halangi pergerakan Nasrani, nama agama yang yang lebih populer sebutannya dengan Kristen ini terus menunjukkan perkembangannya di Eropa yang umumnya ketika itu masih Pagan atau Pelbegu.

Hal ini menyebabkan penganut Yahudi bertambah kesal karena tidak rela Kristen yang menyeru kasih sayang, persamaan, cinta kasih dan persaudaraan tersebut mendapat momentum perkembangannya yang mudah dan pesat di kalangan bangsa-bangsa Eropa. Karenanya, orang-orang Yahudi tidak tinggal diam, kecuali itu mencari jurus-jurus licik, seperti mempengaruhi penguasa Eropa yang pagan. Markus Urulius, kaisar Romawi pengganti pamannya (Antonius Mulia) yang amat kesohor salah satunya.

Seorang Rabi Yahudi sukses membisik dan menakut-nakuti Markus Urulius dengan mengatakan bahwa orang-orang Nasrani mengindap penyakit menular yang membahayakan rakyat. Karenanya, Markus Urulius sebagai penguasa Roma yang berhasil terperdaya dengan bisikan fitnah tersebut mengeluarkan perintah untuk membunuh semua penduduk Roma yang beragama Nasrani.



Dapat dipahami bahwa penderitaan yang dialami oleh Kristen atau Nasrani pada periode awal amatlah berat, akibat kebijakan penguasanya yang termakan isu fitnah dari orang-orang Yahudi. Keadaan yang tidak menguntungkan Nasrani berlangsung hingga abad keempat masehi.

Akan tetapi dengan masuknya Nasrani Kaisar Konstantin, maka nasib dan keadaan orang Nasrani segera berubah dan mendapat angin segar. Hanya saja orang-orang Yahudi tidak juga berhenti dalam provokasinya, bahwa mereka melalui perdagangan yang dikuasainya, terutama beberapa komoditas, seperti wol, sutra, gandum, emas dan perak, mereka ingin mengontrol kehidupan ekonomi negara secara fokus di mana mereka berdomisili.

Tidak jarang mereka menciptakan krisis di negara tersebut, untuk menciptakan ketergantungan negara dan rakyatnya pada mereka yang memonopoli perdagangan dan kehidupan ekonomi satu Negara.

Mereka menimbun mata uang emas dan perak, kemudian memonopolinya; serta meminjamkan uang kepada orang Nasrani dengan bunga yang melangit, sehingga julukan rentenir amat popular kepada orang Yahudi di mana pun mereka berada.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَذَرۡنِىۡ وَالۡمُكَذِّبِيۡنَ اُولِى النَّعۡمَةِ وَمَهِّلۡهُمۡ قَلِيۡلًا‏
Dan biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar.

(QS. Al-Muzammil Ayat 11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More