Ada Keberkahan dari Makanan, Bagaimana Meraihnya?
Jum'at, 21 Mei 2021 - 09:07 WIB
Dalam Islam, setiap makanan dapat memberi berkah. Tak hanya untuk yang menyajikan , namun yang memakannya pun akan mendapat berkah. Tetapi tentu saja, makanan yang akan memberi berkah harus sesuai dengan tuntunan syariat . Nah, bagaimana sebenarnya untuk meraih keberkahan dari makanan ini?
Ustadz Mubarak Bamualim, Lc, MHI membahasnya dalam kajian kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin, baru-baru ini. Berikut uraian ceramah dai yang rutin mengisi kajian di beberapa kanal dan televisi muslim ini;
Sebauh hadis dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu' Anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذا وَقَعَتْ لُقمَةُ أَحدِكُمْ، فَليَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أذىً وليَأْكُلْهَا، وَلاَ يدَعْها للشَّيطَانِ، وَلا يمسَحْ يَدهُ بِالمِنْدِيلِ حتَّى يَلعقَ أَصَابِعَهُ، فإِنه لاَ يَدرِي في أَيِّ طعامِهِ البركةُ
"Apabila ada sepotong makanan kalian yang jatuh, maka ambillah potongan makanan yang jatuh itu kemudian bersihkan dan makanlah. Dan janganlah orang itu membiarkan makanan tersebut untuk setan. Dan jangan dia mengeringkan tangannya dengan sapu tangan (tisu atau serbet) hingga dia menjilati jari jemarinya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui pada bagian manakah dari makan dia itu yang disana terdapat berkah." (HR. Muslim)
Jadi hadis ini menjelaskan kepada kita tentang tuntunan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang mengajarkan untuk pandai mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga betul-betul kita manfaatkan rezeki yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada kita. Jangan kita remehkan, jangan kita bersikap tabdzir (boros), terkadang ada orang yang makanannya jatuh baru sebentar atau jatuh di tempat yang tidak ada kotorannya sama sekali, itu langsung dibuang. Padahal Islam melarang kita tabdzir.
Oleh karena itu kalau kita mempunyai makanan yang cukup, manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kalau misalnya seseorang tidak mau memakan makanan itu, sedekahkan kepada orang lain. Karena masih banyak orang-orang yang kurang makanannya. Oleh karena itu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan dalam hadis ini supaya tidak menjadi orang yang mubadzir. Karena:
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
"Bahwa orang-orang yang tabdzir itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al-Isra: 27)
Ini adalah adab yang pertama yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam dalam hadis ini. Yaitu makanan yang terjatuh diambil, dibersihkan, dimakan. Kalau tidak ada kotoran, maka bisa langsung dimakan, tidak ada masalah.
Mengapa kita mengambil makanan yang terjatuh itu kemudian kita bersihkan lalu kita makan? Kata beliau:
،وَلاَ يدَعْها للشَّيطَانِ
"Dan jangan dia biarkan makanan itu untuk setan"
Ini menunjukkan bahwa setan ketika ada makanan jatuh dan dibiarkan maka akan dimakan oleh setan. Setan tidak bisa mengambil makanan atau ikut serta dalam makanan kita kalau kita membaca Bismillah.
وَلا يمسَحْ يَدهُ بِالمِنْدِيلِ حتَّى يَلعقَ أَصَابِعَهُ
"Dan jangan dia membersihkan tangannya dengan sapu tangan atau dengan tisu, hingga dia menjilati jari jemarinya yang digunakan untuk makan itu (tangan kanannya)."
Ustadz Mubarak Bamualim, Lc, MHI membahasnya dalam kajian kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin, baru-baru ini. Berikut uraian ceramah dai yang rutin mengisi kajian di beberapa kanal dan televisi muslim ini;
Sebauh hadis dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu' Anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذا وَقَعَتْ لُقمَةُ أَحدِكُمْ، فَليَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أذىً وليَأْكُلْهَا، وَلاَ يدَعْها للشَّيطَانِ، وَلا يمسَحْ يَدهُ بِالمِنْدِيلِ حتَّى يَلعقَ أَصَابِعَهُ، فإِنه لاَ يَدرِي في أَيِّ طعامِهِ البركةُ
"Apabila ada sepotong makanan kalian yang jatuh, maka ambillah potongan makanan yang jatuh itu kemudian bersihkan dan makanlah. Dan janganlah orang itu membiarkan makanan tersebut untuk setan. Dan jangan dia mengeringkan tangannya dengan sapu tangan (tisu atau serbet) hingga dia menjilati jari jemarinya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui pada bagian manakah dari makan dia itu yang disana terdapat berkah." (HR. Muslim)
Baca Juga
Jadi hadis ini menjelaskan kepada kita tentang tuntunan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang mengajarkan untuk pandai mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga betul-betul kita manfaatkan rezeki yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada kita. Jangan kita remehkan, jangan kita bersikap tabdzir (boros), terkadang ada orang yang makanannya jatuh baru sebentar atau jatuh di tempat yang tidak ada kotorannya sama sekali, itu langsung dibuang. Padahal Islam melarang kita tabdzir.
Oleh karena itu kalau kita mempunyai makanan yang cukup, manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kalau misalnya seseorang tidak mau memakan makanan itu, sedekahkan kepada orang lain. Karena masih banyak orang-orang yang kurang makanannya. Oleh karena itu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan dalam hadis ini supaya tidak menjadi orang yang mubadzir. Karena:
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
"Bahwa orang-orang yang tabdzir itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al-Isra: 27)
Ini adalah adab yang pertama yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam dalam hadis ini. Yaitu makanan yang terjatuh diambil, dibersihkan, dimakan. Kalau tidak ada kotoran, maka bisa langsung dimakan, tidak ada masalah.
Mengapa kita mengambil makanan yang terjatuh itu kemudian kita bersihkan lalu kita makan? Kata beliau:
،وَلاَ يدَعْها للشَّيطَانِ
"Dan jangan dia biarkan makanan itu untuk setan"
Baca Juga
Ini menunjukkan bahwa setan ketika ada makanan jatuh dan dibiarkan maka akan dimakan oleh setan. Setan tidak bisa mengambil makanan atau ikut serta dalam makanan kita kalau kita membaca Bismillah.
وَلا يمسَحْ يَدهُ بِالمِنْدِيلِ حتَّى يَلعقَ أَصَابِعَهُ
"Dan jangan dia membersihkan tangannya dengan sapu tangan atau dengan tisu, hingga dia menjilati jari jemarinya yang digunakan untuk makan itu (tangan kanannya)."