Inilah Amalan di Bulan Syawal yang Berlimpah Pahala

Senin, 24 Mei 2021 - 15:20 WIB
Bila ada amalan sunnah di bulan Ramadhan yang terlewatkan, misalnya tidak menyempurnakan iktikaf 10 hari di masjid, makan bisa menggantinya di bulan syawal ini. Foto ilustrasi/ist
Bulan Syawal disebut sebagai penyempurna ibadah bulan Ramadhan. Jadi, amalan di bulan Ramadhan tak hanya berakhir saat lebaran tiba, namun ditingkatkan lagi dengan menjalankan amal ibadah di bulan Syawal.

Dan ternyata selain puasa sunnah enam hari, ada beberapa amalan yang dianjurkan dilaksanakan di bulan Syawal ini agar tetap memperoleh pahala yang melimpah .Amalan apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber berikut amalan yang dianjurkan diamalkan di bulan Syawal ini, antara lain:



1. Mengqadha atau mengganti iktikaf dan amalan-amalan sunnah yang terlewatkan

Mungkin pada saat Ramadhan lalu, ada momen-momen beribadah yang terlewatkan. Misalnya saat iktikaf yang tidak bisa penuh, membaca Al-Qur’an, atau mungkin ada di antara kita yang tidak berpuasa karena suatu halangan.

Puasa Ramadan yang wajib, tentu mesti diganti sesuai dengan keadaan orang yang membatalkannya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan amalan yang sunnah, seperti iktikaf misalnya?



Nabi pernah melakukan Qadla’ iktikaf di bulan Syawal, ketika istri-istri beliau membuat kehebohan di rumah, karena mendirikan tenda-tenda di area masjid Nabawi, demi mengikuti i’tikaf bersama Nabi. Beliau pun terkejut, dan meminta para istrinya ini untuk membongkar tenda-tenda yang telah dibuat.

Akhirnya, untuk sementara waktu beliau pun tidak beriktikaf di masjid. Nabi mengganti iktikaf yang tidak dilakukan ini di bulan Syawal. Cara menggantinya pun mudah, yaitu meniatkan iktikaf yang dilakukan di masjid ini untuk mengganti yang terlewat di bulan Ramadhan. Kita bisa mengisi iktikaf itu dengan zikir, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya.



Tidak hanya iktikaf saja yang bisa diganti di bulan Syawal. Ibadah sunnah lain pun boleh diganti di bulan ini. Dalam sebuah riwayat dalam Sunan an-Nasa’i misalnya, disebutkan pula ada seorang sahabat yang biasa puasa pada pertengahan atau awal bulan Sya’ban, tapi kebetulan ia lewatkan. Nabi pun memperkenankan untuk menggantinya di bulan Syawal.

2. Menikah di bulan Syawal

Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa istri Nabi, Aisyah RA. menyatakan bahwa ia dinikahi Rasulullah pada bulan Syawal. Bagi orang-orang yang telah siap menempuh jenjang pernikahan, mengikuti laku Nabi yang menikah di bulan Syawal ini juga termasuk bentuk mengikuti ajaran Nabi.



Di berbagai tempat, banyak umat muslim yang menyelenggarakan pernikahan di bulan Syawal. Hal ini juga merupakan bentuk usaha meneladani Nabi di tengah masyarakat kita. Tapi jangan lupa, ini berlaku orang yang sudah mau dan mampu menikah saja lho.

3. Puasa Ayyamul Bidh (pertengahan bulan)

Nabi membiasakan berpuasa di pertengahan bulan, tepatnya tanggal 13, 14 dan 15 tiap-tiap bulan Hijriyah.

Amalan puasa ini oleh para ulama dinamakan puasa Ayyamul bidh, karena pada tiga hari itu, rembulan sedang purnama dan tampak cemerlang. Di setiap bulan, kita dianjurkan berpuasa dalam tiga hari tengah bulan tersebut.



Tak terkecuali di bulan Syawal. Kalau terasa berat karena “kok kebanyakan puasa, sih?”, menggabungkan niat puasa sunnah ini dengan sekalian puasa sunnah Syawal atau Senin-Kamis, juga diperkenankan.

Wallahu A’lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' secara berjamaah, itu seperti beribadah setengah malam. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' dan Subuh secara berjamaah, maka ia seperti beribadah semalam penuh.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 468)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More