Habib Alwi: Lebaran Jangan Sedih, Cukup Bagi Kita Ampunan Allah
Selasa, 26 Mei 2020 - 07:30 WIB
Allah Ta'ala memuji umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan para Malaikat . Lihatlah wahai Malaikat mereka telah menahan lapar dan haus selama sebulan penuh dan hari Idul Fitri mereka mengumandangkan takbir dan berkumpul untuk salat 'Id.
"Hari ini di tengah wabah kita tak punya pakaian baru, tidak punya makanan enak, tidak bisa berjabat tangan, tidak bisa silaturrahim dengan kerabat, kita tak perlu sedih. Karena cukup bagi kita adalah ampunan Allah Ta'ala," demikian kata Al-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi (pengasuh Ponpes Exclusive Nurul Muhtadin Baalawy Srengseng) saat Khutbah Salat 'Id di Masjid Al-Huda Srengseng Jakarta Barat.(Baca Juga: Amalan Idul Fitri, Pahalanya Bisa Seperti Jihad Perang Badar)
Habib Alwi Al-Habsyi mengimbau umat Islam tidak perlu berkecil hati meskipun dalam kondisi PSBB. Sebab, tidak ada satu apapun yang Allah turunkan di muka bumi melainkan ada hikmah besar. Ini adalah ujian dan rahmat Allah Ta'ala. Bagi muslim yang taat kepada Allah ini merupakan bentuk kasih sayang-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Surah Al-Baqarah: ayat 155)
"Ayat ini menurut ulama merupakan peringatan dari Allah siapa hamba Nya yang tetap bersujud kepada Allah, siapa yang taat kepada Allah dan siapa yang ingkar kepada Allah. Sebab, semua urusan setiap mukmin adalah baik. Karunia kebaikan ini tidak diberi Allah Ta'ala kepada non muslim," kata Habib yang pernah menimba ilmu di Tarim Hadhramaut, Yaman.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim)
Dikisahkan, Nabi Ayub 'alaihissalam yang gagah, kaya, sehat, tampan, semuanya binasa dengan ujian sakit yang dideritanya. Bertahun-tahun beliau sakit, kemudian diusir dan dijauhi oleh orang-orang dan keluarganya sendiri. Berkat kesabaran beliau, Allah Ta'ala menyembuhkan penyakitnya, mengembalikan hartanya dan keluarga serta istri-istrinya. (Baca Juga: Nasihat Buya Yahya di Hari Idul Fitri, Bergembiralah!)
Perginya Ramadhan Musibah Bagi Umat Islam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."(Baca Juga: Rayakan Malam Idul Fitri dengan Muhasabah Akbar)
Dalam sebuah riwayat, dari Jabir RA. Rasulullah bersabda: "Di malam terakhir Ramadhan , menangislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi dan para malaikat, karena akan berlalunya Ramadhan , dan juga keistimewaannya. Ini merupakan musibah bagi umatku." Kemudian seorang sahabat bertanya, "Apakah musibah itu, ya Rasulullah ?" Rasul menjawab: "Dalam bulan itu segala doa dikabulkan, sedekah diterima, segala kebajikan dilipatgandakan pahalanya, dan siksaan kubur terkecuali, maka apakah musibah yang lebih besar dari pada semuanya yang sudah berlalu itu?"
Dari Ibnu Abbas, Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Sekiranya umatku ini mengetahui apa-apa (kebaikan) di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar semua tahun menjadi Ramadhan."
Habib Alwi Al-Habsyi berpesan agar umat Islam jangan menjadi budaknya Ramadhan . Artinya, ibadah dan salat jangan hanya dikerjakan di bulan Ramadhan saja. Seorang hamba Allah yang sejati harus menjadikan hari-harinya seperti Ramadhan. Meski Ramadhan berlalu, semangat untuk beribadah jangan sampai hilang. Tetaplah menjaga lisan, membaca Al-Qur'an , berbuat baik, salat berjamaah 5 waktu, menghidupkan salat malam. Jadikan ibadah kita setiap waktu untuk Allah Ta'ala. Semoga kita semua diberkahi Allah Ta'ala. (Baca Juga: Bacaan Niat Puasa 6 Hari Syawal dan Keutamaannya)
"Hari ini di tengah wabah kita tak punya pakaian baru, tidak punya makanan enak, tidak bisa berjabat tangan, tidak bisa silaturrahim dengan kerabat, kita tak perlu sedih. Karena cukup bagi kita adalah ampunan Allah Ta'ala," demikian kata Al-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi (pengasuh Ponpes Exclusive Nurul Muhtadin Baalawy Srengseng) saat Khutbah Salat 'Id di Masjid Al-Huda Srengseng Jakarta Barat.(Baca Juga: Amalan Idul Fitri, Pahalanya Bisa Seperti Jihad Perang Badar)
Habib Alwi Al-Habsyi mengimbau umat Islam tidak perlu berkecil hati meskipun dalam kondisi PSBB. Sebab, tidak ada satu apapun yang Allah turunkan di muka bumi melainkan ada hikmah besar. Ini adalah ujian dan rahmat Allah Ta'ala. Bagi muslim yang taat kepada Allah ini merupakan bentuk kasih sayang-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Surah Al-Baqarah: ayat 155)
"Ayat ini menurut ulama merupakan peringatan dari Allah siapa hamba Nya yang tetap bersujud kepada Allah, siapa yang taat kepada Allah dan siapa yang ingkar kepada Allah. Sebab, semua urusan setiap mukmin adalah baik. Karunia kebaikan ini tidak diberi Allah Ta'ala kepada non muslim," kata Habib yang pernah menimba ilmu di Tarim Hadhramaut, Yaman.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim)
Dikisahkan, Nabi Ayub 'alaihissalam yang gagah, kaya, sehat, tampan, semuanya binasa dengan ujian sakit yang dideritanya. Bertahun-tahun beliau sakit, kemudian diusir dan dijauhi oleh orang-orang dan keluarganya sendiri. Berkat kesabaran beliau, Allah Ta'ala menyembuhkan penyakitnya, mengembalikan hartanya dan keluarga serta istri-istrinya. (Baca Juga: Nasihat Buya Yahya di Hari Idul Fitri, Bergembiralah!)
Perginya Ramadhan Musibah Bagi Umat Islam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."(Baca Juga: Rayakan Malam Idul Fitri dengan Muhasabah Akbar)
Dalam sebuah riwayat, dari Jabir RA. Rasulullah bersabda: "Di malam terakhir Ramadhan , menangislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi dan para malaikat, karena akan berlalunya Ramadhan , dan juga keistimewaannya. Ini merupakan musibah bagi umatku." Kemudian seorang sahabat bertanya, "Apakah musibah itu, ya Rasulullah ?" Rasul menjawab: "Dalam bulan itu segala doa dikabulkan, sedekah diterima, segala kebajikan dilipatgandakan pahalanya, dan siksaan kubur terkecuali, maka apakah musibah yang lebih besar dari pada semuanya yang sudah berlalu itu?"
Dari Ibnu Abbas, Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Sekiranya umatku ini mengetahui apa-apa (kebaikan) di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar semua tahun menjadi Ramadhan."
Habib Alwi Al-Habsyi berpesan agar umat Islam jangan menjadi budaknya Ramadhan . Artinya, ibadah dan salat jangan hanya dikerjakan di bulan Ramadhan saja. Seorang hamba Allah yang sejati harus menjadikan hari-harinya seperti Ramadhan. Meski Ramadhan berlalu, semangat untuk beribadah jangan sampai hilang. Tetaplah menjaga lisan, membaca Al-Qur'an , berbuat baik, salat berjamaah 5 waktu, menghidupkan salat malam. Jadikan ibadah kita setiap waktu untuk Allah Ta'ala. Semoga kita semua diberkahi Allah Ta'ala. (Baca Juga: Bacaan Niat Puasa 6 Hari Syawal dan Keutamaannya)
(rhs)