Nasihat Buya Yahya di Hari Idul Fitri, Bergembiralah!
loading...
A
A
A
Bulan Ramadhan boleh berlalu, namun semangat untuk beribadah jangan sampai mengendur.Umat Islam harus berusaha istiqamah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Ta'ala atas karunia nikmat-Nya setelah Ramadhan berlalu.
"Hari ini kita berada di hari Raya Idul Fitri , hari yang gembira. Hari yang harus kita syukuri dan itu rasa senang dari Allah Ta'ala. Kita memulai dengan membuat orang senang dan menampakkan wajah ceria, tegur sapa yang indah," kata Buya Yahya Zainul Ma'arif , pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon, Jawa Barat.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bahagia jika ada orang bersenang-senang di hari raya. Jadi salah satu sunnah di hari raya itu adalah bersenang-senang. (Baca Juga: Selamat Idul Fitri, Indahnya Toleransi dan Saling Memaafkan)
Dikisahkan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat ada anak muda dari Habasyah menari-nari tradisional, tari perang melempar tombak tapi semacam tarian kayak bela diri gitu di masjid. Rasulullah membiarkannya, bahkan beliau mengajak Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha untuk melihatnya,
Maka hari seperti ini dianjurkan untuk bergembira, berusaha membuat orang lain senang. Sebab kebahagiaan dan keindahan tidak semata-mata dari harta yang menumpuk, bukan juga karena pertemuan. Sebab, ada suami istri yang ketemu berantam terus. Ada ayah dengan anak yang seharusnya rindu malah bermusuhan.(Baca Juga: Merayakan Idul Fitri dalam Kesunyian)
"Jadi yang menjadikan indah adalah hati kita. Biarpun kita tidak bertemu di bulan Syawal ini. Ada saatnya bertemu dengan orang tua. Tapi ingat di saat seperti ini jangan menjadi orang yang tidak berterima kasih atas apa yang Allah berikan. Kita harus senang, terima semuanya dengan lapang dada," kata Buya Yahya.
Jadikan hidupmu indah. Ada orang faqir di kampung tidak punya kekayaan melimpah, bahkan anakpun gak ada, hidup berdua indah. Ternyata bisa hidup indah tanpa anak bisa, tanpa harta bisa.(Baca Juga: Efek Bersyukur dan Ucapan 'Hamdalah' Bagi Kesehatan)
Karena itu, yang harus diperhatikan mulai hari ini bagaiman menata hati. Jangan mau ditipu daya oleh setan, nanti hati semakin sempit, semakin gelisah, setan pun senang. Maka apa yang bisa kita lakukan saat ini? Jawabanya adalah bersyukur .
Apabila kita sadar, sesungguhnya umat Islam berada dalam karunia dan nikmat yang besar dari Allah Ta'ala.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: ayat 7)(Baca Juga: Bacaan Niat Puasa 6 Hari Syawal dan Keutamaannya)
"Hari ini kita berada di hari Raya Idul Fitri , hari yang gembira. Hari yang harus kita syukuri dan itu rasa senang dari Allah Ta'ala. Kita memulai dengan membuat orang senang dan menampakkan wajah ceria, tegur sapa yang indah," kata Buya Yahya Zainul Ma'arif , pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon, Jawa Barat.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bahagia jika ada orang bersenang-senang di hari raya. Jadi salah satu sunnah di hari raya itu adalah bersenang-senang. (Baca Juga: Selamat Idul Fitri, Indahnya Toleransi dan Saling Memaafkan)
Dikisahkan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat ada anak muda dari Habasyah menari-nari tradisional, tari perang melempar tombak tapi semacam tarian kayak bela diri gitu di masjid. Rasulullah membiarkannya, bahkan beliau mengajak Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha untuk melihatnya,
Maka hari seperti ini dianjurkan untuk bergembira, berusaha membuat orang lain senang. Sebab kebahagiaan dan keindahan tidak semata-mata dari harta yang menumpuk, bukan juga karena pertemuan. Sebab, ada suami istri yang ketemu berantam terus. Ada ayah dengan anak yang seharusnya rindu malah bermusuhan.(Baca Juga: Merayakan Idul Fitri dalam Kesunyian)
"Jadi yang menjadikan indah adalah hati kita. Biarpun kita tidak bertemu di bulan Syawal ini. Ada saatnya bertemu dengan orang tua. Tapi ingat di saat seperti ini jangan menjadi orang yang tidak berterima kasih atas apa yang Allah berikan. Kita harus senang, terima semuanya dengan lapang dada," kata Buya Yahya.
Jadikan hidupmu indah. Ada orang faqir di kampung tidak punya kekayaan melimpah, bahkan anakpun gak ada, hidup berdua indah. Ternyata bisa hidup indah tanpa anak bisa, tanpa harta bisa.(Baca Juga: Efek Bersyukur dan Ucapan 'Hamdalah' Bagi Kesehatan)
Karena itu, yang harus diperhatikan mulai hari ini bagaiman menata hati. Jangan mau ditipu daya oleh setan, nanti hati semakin sempit, semakin gelisah, setan pun senang. Maka apa yang bisa kita lakukan saat ini? Jawabanya adalah bersyukur .
Apabila kita sadar, sesungguhnya umat Islam berada dalam karunia dan nikmat yang besar dari Allah Ta'ala.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: ayat 7)(Baca Juga: Bacaan Niat Puasa 6 Hari Syawal dan Keutamaannya)
(rhs)