Khotbah Arafah Disiarkan dan Diterjemahkan dalam 10 Bahasa, Termasuk Indonesia

Jum'at, 16 Juli 2021 - 22:48 WIB
Jamaah haji berkumpul melaksanakan wukuf di Arafah, Arab Saudi. Foto/muslim judicial council
RIYADH - Berdasarkan arahan Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaizizal Saud, Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (GPH) akan menerjemahkan khotbah Arafah dalam 10 bahasa.

Penerjemahan itu telah dilakukan sejak haji 1439 H.

Presidensi Umum telah mendapat kehormatan untuk melayani jamaah Haji di Masjidilharam dengan menerjemahkan khotbah Arafat untuk dunia Muslim dalam berbagai bahasa.



“Proyek ini, pada tahun pertama, dan hingga musim terakhir 1441 H telah menjangkau lebih dari 30 juta pendengar dari seluruh dunia dengan 10 bahasa di seluruh dunia,” ungkap pernyataan pemerintah Arab Saudi.



Bahasa-bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan tersebut adalah Indonesia, Inggris, Prancis, Urdu, Persia, Rusia, Bengali, Cina, Turki, dan Hausa.



Ada berbagai tujuan mengapa khotbah itu diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia. “Pertama, untuk melanjutkan upaya terhormat Kerajaan Arab Saudi untuk melayani jamaah haji dan menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk memfasilitasi kinerja ritual mereka dengan manfaat penuh,” papar pemerintah Saudi.

“Kedua, untuk menunjukkan citra Islam yang benar dan moderasinya. Ketiga, untuk menyediakan jamaah haji dan Muslim dengan materi agama dalam beberapa bahasa sesuai dengan aturan dan pedoman yang diperlukan. Empat, untuk memastikan penyampaian pesan Islam kepada dunia dengan menggunakan teknologi modern,” papar pemerintah Saudi.

Target pemirsa dalam proyek itu adalah untuk menyiarkan khotbah yang diterjemahkan dari bahasa Arab untuk jamaah haji yang tidak berbahasa Arab di Arafah, Muslim di seluruh dunia dan non-Muslim lain yang tertarik mendengarkannya.
(sya)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More